Rangkuman Diskusi OKB Februari/Maret 2010

Termin I

Topik I. Doa dan Meditasi.

Apakah doa sama dengan meditasi? Bolehkah orang Kristen melakukan meditasi? Bagaimana dengan Tuhan Yesus yang berdoa 40 hari 40 malam (Mat. 4:2) atau orang Kristen yang berdoa semalam suntuk, apakah ini juga meditasi?

Berdoa dan bermeditasi merupakan dua bagian tidak terpisahkan dalam pembentukan disiplin kerohanian kita. Tanpa perlu dirancukan dengan pengertian orang-orang di luar Kristen tentang kata "meditasi", kata meditasi itu sendiri memiliki makna tertentu yang khas Kristen, dan maknanya tidak persis sama seperti pemahaman orang-orang di luar Kristen. Doa merupakan komunikasi dua arah yang menuntut pendoa mampu bersabar mendengarkan Tuhan berbicara kepadanya secara pribadi. Roh Tuhan akan membimbing kita untuk merenungkan kebenaran Firman-Nya di dalam Alkitab, dan kita akan mengagumi kesempurnaan sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Kita hanya perlu berfokus kepada Dia dan di dalam Dia, bukan kepada diri sendiri.

Topik II. Doa Dan Iman.

Tuhan Yesus pernah berkata bahwa jika kita memiliki iman sebesar biji sesawi, kita akan dapat memindahkan gunung (Mat. 17:20). Tetapi, kita kadang-kadang menemukan bahwa doa kita seperti tidak berkuasa. Apakah doa yang tidak terkabul menunjukkan bahwa kita kurang beriman?

Yesus sering memakai banyak perumpamaan dan ilustrasi untuk menjelaskan pengajaran-Nya kepada orang banyak. Pendekatan ini dipakai untuk untuk lebih memudahkan pendengar menangkap pengajaran-Nya dengan lebih jelas.

Berdoa dengan iman tidak boleh lepas dari kehidupan orang percaya. Iman menyatakan keteguhan kepercayaan kita kepada Allah. Kaitan antara doa dan iman sudah sering menjadi bahan perbincangan yang menarik. Kita sudah memahami bahwa doa menyatakan sikap kebergantungan kita kepada Allah. Doa bukan dimaksudkan untuk mengubah rencana Allah, melainkan menyatakan kesediaan kita agar rencana-Nya digenapi di dalam kehidupan kita. Rencana-Nya memang tidak mudah dimengerti dan mungkin tidak seperti yang kita inginkan. Penekanan penting yang digarisbawahi ialah pentingnya kehendak kita ditundukkan di bawah kehendak Allah melalui doa.

Termin II.

Topik I: Ibadah Dan Persekutuan.

Ibadah dan Persekutuan Apakah yang dimaksud dengan ibadah? Apakah ibadah berbeda dengan persekutuan? Apa dasar firman Tuhannya!

Ibadah merupakan ungkapan kasih kita kepada Allah melalui penyembahan, pujian, dan persekutuan yang erat bersama dengan Tuhan. Selain itu, ibadah juga merupakan sarana pembangunan tubuh Kristus, misalnya melalui persekutuan (koinonia) yang secara harfiah memiliki arti berbagi segala sesuatu bersama-sama (bnd. Kis 5). Ibadah dan persekutuan tidak memiliki perbedaan makna yang cukup signifikan. Persekutuan dan ibadah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Keduanya menyatakan kesatuan dan persekutuan Tubuh Kristus, tempat setiap anggota Tubuh berfungsi saling melengkapi, saling membangun, dan saling menasihati untuk kebaikan bersama.

Topik II. Talenta Dan Karunia.

Talenta dan Karunia Apakah perbedaan dan persamaannya antara talenta dan karunia? Apakah karunia bisa kita minta kepada Tuhan? Kalau bisa bagaimana caranya?

Perbedaan menyolok di antara talenta dan karunia ialah talenta cenderung diartikan sebagai kemampuan alami, yang diberikan Tuhan kepada semua orang. Talenta itu pada dasarnya dapat diasah dan dikembangkan. Kemampuan alami manusia terasah melalui pengalaman hidup sehari-hari. Sebaliknya, karunia rohani merupakan anugerah khusus yang diberikan hanya kepada orang-orang percaya saja, untuk memperlengkapi setiap orang percaya dengan kemampuan-kemampuan tertentu, yang diperlukan untuk melayani dan membangun Tubuh Kristus (Ef. 4:2). Disebut "karunia rohani" karena tidak dihasilkan oleh usaha manusia, melainkan oleh karya Allah sendiri. Kita masing-masing memiliki minimal satu karunia rohani, yang kita harus pergunakan untuk memuliakan Allah. Sesuai iman masing-masing, setiap orang percaya boleh meminta satu karunia tertentu kepada Allah untuk memuliakan Dia. Allah memberikan karunia-karunia rohani sesuai dengan maksud dan rencana-Nya bagi setiap kita.

Termin III

Topik I. Anggota Gereja.

Mengapa orang Kristen harus menjadi anggota salah satu gereja tertentu? Setelah menjadi anggota gereja tertentu, bolehkan kita berkunjung ke gereja lain?

Karena gereja merupakan persekutuan tempat orang percaya tumbuh bersama di dalam Kristus, keanggotaan tetap kita dalam sebuah gereja setempat akan sangat membantu proses pendewasaan kerohanian kita. Kita dapat saling memperhatikan dan saling menguatkan seorang terhadap yang lain sebagai sesama Tubuh Kristus. Pembinaan iman Kristen di dalam gereja juga perlu disertai dengan kesaksian hidup kepada orang-orang di sekitarnya. Gereja harus mampu memancarkan terang Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

Topik II. Menggunakan Waktu.

Mengapa banyak orang Kristen yang kekurangan waktu? Mengapa orang Kristen yang dewasa rohani diidentikkan dengan orang Kristen yang sibuk?

Pengaturan waktu yang baik memungkinkan kita beraktivitas setiap hari dengan baik pula. Kesibukan pelayanan terkadang mengurangi waktu kita bersama keluarga. Atau sebaliknya, kesibukan bekerja juga dapat mengurangi partisipasi kita dalam pelayanan, termasuk mengurangi kebersamaan kita dengan keluarga. Namun, ketika kita bertumbuh dewasa di dalam Kristus kita akan diberi hikmat untuk mengatur segala sesuatu. Kedewasaan dalam arti yang seutuhnya--meliputi jasmani, rohani, dan sosial--tidak identik dengan kesibukan. Kesibukan dalam pelayanan pun tidak sertamerta mencerminkan tingkat kedewasaan seseorang di dalam Kristus. Ada benarnya bahwa pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan berbuah lebat dengan kualitas unggulan.

Topik III. Memberi Perpuluhan.

Mengapa kita perlu memberi perpuluhan? Kepada siapa kita memberikan perpuluhan?

Perpuluhan merupakan hak Tuhan yang harus kita kembalikan kepada-Nya. Allah adalah Pemilik sah dari segala sesuatu. Kita hanyalah penatalayan dari segala sesuatu milik-Nya. Kita dipanggil untuk melayani Dia dan sesama manusia dengan penuh ketaatan. Tuhan sudah mengajarkan kita untuk rela memberikan perpuluhan dengan penuh sukacita. Seluruh perpuluhan itu biasanya dipergunakan untuk menyelenggarakan berbagai jenis pekerjaan Tuhan di dunia (baik di dalam dan melalui gereja serta organisasi/lembaga/yayasan/pelayanan Kristen).

Termin IV

Topik I. Bersaksi.

Di tengah-tengah masyarakat pluralistik, orang Kristen sering dihadapkan pada tantangan dari luar yang meminta agar kita tidak terlalu ekstrim untuk bersaksi kepada orang lain, bukankah semua agama sama baiknya. Bagaimana pendapat Anda?

Tekanan dari luar sering mengecilkan hati kita dan membuat kita enggan untuk bersaksi kepada orang lain yang belum percaya. Kita dihadang dengan sejumlah pasal yang melarang kita untuk "mengkristenkan" orang lain. Namun, kita seharusnya tidak boleh lari dari kenyataan bahwa kita sudah diberi mandat untuk menjadi mitra kerja Allah di muka bumi. Oleh sebab itu, berbagai hambatan di tengah masyarakat plural seharusnya memotivasi kita untuk semakin kreatif dalam menyampaikan kebenaran Injil. Allah menghendaki kita menjadi saksi-Nya meskipun konsekuensinya bisa saja mengganggu kenyamanan hidup kita. Jangan salah mengerti, bersaksi bukanlah upaya untuk "mengkristenkan" orang lain.

Topik II. Pemuridan.

Mengapa orang Kristen dikatakan murid Kristus? Apa pendapat Anda tentang metode kelompok pemuridan sebagai cara membuat murid?

Setiap orang yang disebut Kristen seharusnya menyadari statusnya sebagai murid Kristus. Tanpa kemuridan, tidak akan ada kekristenan sejati! Kemuridan menuntut kita untuk selalu siap memberikan apa pun yang kita miliki bagi Kristus. Sayang sekali zaman sudah berubah, sekarang banyak orang mengaku diri "Kristen" tetapi mereka sulit dibedakan dari orang-orang dunia. Itulah "Kristen" tanpa kemuridan! Mereka tidak siap membayar harga kemuridan, meskipun untuk ketidaksediaan itu, mereka selalu harus membayar harga yang lebih mahal dibanding jika mereka menjadi seorang murid.

Pemuridan adalah metode Tuhan untuk memenangkan dunia bagi Kristus. Struktur gereja yang kuat biasanya meliputi banyak petobat baru (PB), murid-murid (M), pembina murid (PM), dan pembangun pembina murid (PPM). Hingga saat ini, prinsip-prinsip "multiplikasi"--itu adalah kreasi Tuhan sendiri--sudah teruji sebagai metode yang sangat efektif untuk membangun Gereja yang bertumbuh.

Topik III. OKB.

Apakah artinya menjadi seorang Kristen yang bertanggung jawab? Dalam hal apa kita dinilai bertanggung jawab?

Orang Kristen yang bertanggung jawab adalah seseorang yang sedang mencapai seluruh tugas perkembangan dalam hidupnya, yang ditandai ia semakin berakar, bertumbuh, dan dibangun di dalam Kristus. Ia juga mulai berbuah lebat, dengan memberikan berbagai manfaat yang diharapkan Tuhan dari hidupnya.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA