PKS-Referensi 06b

Pelajaran 06 | Pertanyaan 06

Nama Kursus : Pernikahan Kristen (PKS)
Nama Pelajaran : Keluarga Kristen dan Masyarakat Luas
Kode Pelajaran : PKS-R06b

Referensi PKS-R06b diambil dari:

Judul Buku : Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman
Judul Artikel : Peran Orang Tua dalam Perkembangan Anak
Pengarang : Yulia Singgih D. Gunarsa
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2000
Halaman : 41 -- 47

REFERENSI PELAJARAN 06b - KELUARGA KRISTEN DAN MASYARAKAT LUAS

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN ANAK

Orang tua sangat berperan dalam mendidik anak menuju hidup bermasyarakat. Kehidupan bermasyarakat dapat mencapai taraf kesejahteraan bagi seluruh anggotanya apabila setiap unsur masyarakat turut membentuk dan memelihara kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat. Kehidupan bermasyarakat akan berjalan dengan lancar apabila ada dasar-dasar pedoman dan peraturan yang mengatur kehidupan bersama yang dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap anggota masyarakat. Kesinambungan kehidupan bermasyarakat dapat dipertahankan apabila dasar-dasar pedoman dan peraturan yang mengatur kelangsungan dan kelancaran hidup bermasyarakat secara berkesinambungan diteruskan kepada masyarakat.

Suatu masyarakat terdiri dari berbagai macam unsur, dan keluarga merupakan salah satu unsur kesatuan yang kecil dari masyarakat. Setiap keluarga dapat dikatakan telah mencapai kesejahteraan dan tujuan utamanya apabila dapat mengatur kehidupan keluarganya dengan balk. Apabila setiap keluarga berusaha menciptakan kesejahteraan antara keluarga-keluarga, maka seluruh masyarakat akan menjadi masyarakat sejahtera. Dengan demikian keluarga memegang peranan penting dalam usaha membentuk masyarakat sejahtera atau,umat sejahtera.

  1. Keluarga Sebagai Unsur Masyarakat.

    Setiap keluarga terdiri dari anggota keluarga yang sekaligus menjadi anggota masyarakat. Maka setiap anggota keluarga turut mengambil bagian dalam upaya membentuk, mencapai, dan memelihara kesejahteraan. Anggota masyarakat seyogyanya belajar dan memiliki peraturan atau tatanan hidup bermasyarakat agar tidak terjadi bentrokan yang menghambat tercapainya kesejahteraan umum ataupun merusak kesejahteraan yang mungkin sudah terbentuk. Agar setiap anggota masyarakat dapat turut berperan aktif dalam membentuk kesejahteraan masyarakat, anggota keluarga harus mengalami dan menjalani sosialisasi.

    Sosialisasi adalah suatu proses yang dijalani seorang individu agar pedoman hidup, prinsip-prinsip dasar hidup, ketangkasan, motif, sikap dan seluruh tingkah lakunya dibentuk sesuai dengan peranannya saat ini maupun kelak di masyarakat.

  2. Sosialisasi Sudah Dimulai dari Masa Bayi.

    Bayi laki-laki dikenakan baju berwarna biru muda dan warna merah muda untuk bayi perempuan; bayi ditimang-timang dan dimanja oleh ibu yang lembut; bayi, dibiarkan menangis oleh ibu yang tidak mau memanjakan anak. Hal ini merupakan contoh sosialisasi sejak bayi. Sikap dan perlakuan orang dewasa ini atau sikap orang tua terhadap bayi akan mewarnai proses sosialisasi dan meninggalkan kesan, jejak, serta membentuk kepribadian yang membentuk kesejahteraan pribadi maupun umum.

    Nilai kehidupan bermasyarakat harus mendasari tingkah laku anak. Nilai-nilai kehidupan akan membentuk dan mengubah tingkah laku anak atau perilaku anak. Nilai-nilai kehidupan bersama yang berintikan nilai-nilai agama, moral, dan sosial harus diperoleh dan dimiliki oleh seorang individu sebagai inti pribadi serta menjadi pedoman hidup yang mengarahkan tingkah lakunya.

    Lingkungan sosial akan menyampaikan nilai-nilai kepada anggota masyarakat, selanjutnya akan menginternalisasi nilai-nilai tersebut sehingga tercapailah hidup sejahtera dan aman sentosa. Lingkungan sosial yang berperan dalam meneruskan dan menanamkan nilai pedoman hidup pada anggota masyarakat adalah keluarga, teman sebaya, guru dan sebagainya. Keluarga mengambil tempat penting dalam sosialisasi anak, karena anggota keluarga, orang tua dan saudara kandung merupakan kontak sosial pertama bahkan mungkin satu-satunya kontak sosial sial bagi anak pada tahun-tahun pertamanya. Masa anak, terutama masa balita, merupakan bagian yang kritis dalam perkembangan sosial seorang individu. Interaksi dan hubungan emosional antara anak dan orang tua akan membentuk pengharapan dan responsnya pada hubungan sosial selanjutnya.

    Keyakinan, kepercayaan, dan sikap kebudayaan dalam masrakat akan disaring oleh orang tua dan disajikan kepada anak dengan diwarnai oleh mereka. Keyakinan, nilai-nilai dan sikap kebudayaan masyarakat akan disajikan oleh orang tua dengan cara dan corak yang dipengaruhi oleh kepribadian, sikap, latar belakang sosio-ekonomis, jenis kelamin, pendidikan, dan agama orang tua. Ikatan antara orang tua dan anak pada masa anak dini - balita - merupakan fondasi bagi hubungan keluarga selanjutnya, bahkan turut membentuk dasar-dasar keluarga baru yang dibentuk kelak.

  3. Peran Keluarga dalam Perkembangan Anak.

    Keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan hubungan pernikahan dan hubungan darah. Keluarga adalah tempat pertama bagi anak, lingkungan pertama yang memberi penampungan baginya, tempat anak akan memperoleh rasa aman.

    Orientasi dan suasana keluarga timbul dari komitmen antara suami- istri dan komitmen mereka dengan anak-anaknya. Keluarga inti (nuclear) terdiri dari orang tua dan anak yang merupakan kelompok primer yang terikat satu sama lain karena hubungan keluarga ditandai oleh kasih sayang (care), perasaan yang mendalam (affection), saling mendukung (support), dan kebersamaan dalam kegiatan-kegiatan pengasuhan. Suami-istri yang selanjutnya menjadi ayah-ibu merupakan anggota keluarga yang penting dalam membentuk keluarga yang utuh dan sejahtera. Kebudayaan yang mengikuti kemajuan teknologi mengalami perbbahan cepat. Kebudayaan yang berubah sering disertai perubahan-perubahan nilai kebudayaan.

  4. Peranan orang tua dalam Perkembangan Anak.

    Perubahan nilai dalam masyarakat akan menimbulkan masalah bagi orang tua, terutama dalam membentuk tujuan perkembangan yang realistis bagi diri mereka dan anak-anaknya. Tujuan pendidikan manakah yang harus dikejar dan cara-cara manakah yang harus dikembangkan agar anak dapat berkembang dengan sempurna. Sosialisasi sudah dimulai pada tahun pertama. Pada tahun kedua, sosialisasi makin disadari dan menjadi lebih sistematis karena anak sudah dapat berbicara, dan dengan bertambahnya umur maka terjadilah perubahan-perubahan dalam upaya mengubah dan membentuk tingkah laku anak.

    1. Perbuatan, pola tingkah laku, dan tingkah laku anak kecil, yang sebelumnya diperbolehkan dan dianggap lucu, lama kelamaan dibatasi bahkan mulai dilarang dan dianggap nakal apabila tetap dilakukan.

    2. Anak perlu larangan terhadap perbuatan-perbuatan yang tidak baik, tidak layak, tidak pantas dilakukan, supaya belajar menahan diri dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan tersebut.

    3. Anak perlu dipuji apabila melakukan perbuatan baik, mencapai prestasi, atau memperlihatkan sikap-sikap yang baik. peranan orang tua dalam perkembangan anak:
      1. Sebagai orang tua, mereka membesarkan, merawat, memelihara, dan memberikan anak kesempatan berkembang.
      2. Sebagai guru:
        1. Mengajarkan ketangkasan motorik, keterampilan melalui latihan-latihan.
        2. Mengajarkan peraturan-peraturan - tata cara keluarga, tatanan lingkungan masyarakat.
        3. Menanamkan pedoman hidup bermasyarakat.
      3. Sebagai tokoh teladan, orang tua menjadi tokoh yang ditiru pola tingkah lakunya, Cara berekspresi, cara berbicara, dan sebagainya.
      4. Sebagai pengawas, orang tua memperhatikan, mengamati kelakuan, tingkah laku anak. Mereka mengawasi anak agar tidak melanggar peraturan di rumah maupun di luar lingkungan keluarga (tidak-jangan-stop).

  • Aspek-aspek Perilaku Orang Tua.

    Hubungan orang tua dan anak sering dapat digambarkan suatu interaksi dari 2 pasang atribut orang tua.

    Dalam hubungan orang tua dengan anak sebaiknya lebih adanya kehangatan. Tetapi di samping kehangatan dan memberi kesempatan berkembang, perlu juga adanya sikap membatasi perilaku anak yang tidak sesuai dengan pola tingkah laku yang diinginkan oleh masyarakat umum. Untuk pembatasan perilaku, anak perlu teknik disiplin yang dilaksanakan secara konsisten.

    Teknik-teknik disiplin meliputi penalaran (reasoning), penjelasan (explanation), larangan dengan kasih sayang (affection withdrawal).

    1. BEBERAPA CARA MENANAMKAN DISIPLIN
      1. Pendidikan yang konsisten
      2. Cara otoriter: orang tua menentukan aturan dan batasan mutlak yang harus ditaati oleh anak. Apabila dilanggar, anak dihukum.
      3. Cara bebas: anak mencari sendiri batasan perilaku baik dan yang tidak baik.
      4. Cara demokratis
        1. Kebebasan anak tidak mutlak.
        2. Menghargai dengan penuh pengertian.
        3. Keterangan yang rasional terhadap yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.
  • TEKNIK MENANAMKAN DISIPLIN
    1. Love Oriented Technique
      Teknik ini dilakukan dengan memberikan pujian dan menerangkan - penalaran.
    2. PowerAssertion Technique
      Teknik ini dilakukan dengan unjuk kuasa, hukuman, atau hadiah materi. Pendidikan anak adalah dasar kasih sayang:
      1. Konsekuensi
        Berkaitan dengan tanggung jawab untuk memberikan kasih sayang dan pola pendidikan yang berlandaskan prinsip "apabila benar diteruskan, jika salah diubah".
      2. Konsisten
        Berkaitan dengan sikap dan perlakuan yang konsisten. Demikianlah orang tua masa kini perlu berperan dalam mendidik putra-putrinya, agar mereka mencapai tujuan yang diharapkan bersama.
  • Taxonomy upgrade extras: 

    Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA