Belajar Teologi Secara Online, Siapa Takut?

Oleh: Ulah Tri Wibowo

Pembelajaran online merupakan fenomena terkini dalam pendidikan nasional. Termasuk dalam pembelajaran teologi. Dalam bahasan ini hanya akan dijabarkan secara umum terkait dengan pembelajaran online. Adapun pembelajaran teologi hanya menjadi subyek untuk proses pembelajaran online.

Setiap terdapat kata belajar, kita akan berpikir ada pendidikan. Sebaliknya, setiap kata pendidikan didengar, interpretasi pendidikan akan muncul. Dengan kata lain, belajar dan pendidikan memiliki hubungan atau korelasi yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa kata belajar selalu terkait dengan pendidikan dan dalam pendidikan ada proses belajar. Tidak ada pendidikan yang mengabaikan belajar dan tidak ada belajar diluar pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan definisi tersebut pendidikan dimaksudkan untuk pengembangan potensi diri sehingga dapat memiliki kekuatan spiritual-quatient selain kekuatan emotional quotient ataupun intelegence quotient.

Perlu disadari bahwa proses belajar teologi tidak terlepas dari pemahaman mengikuti proses pendidikan teologi. Hal ini menunjukkan bahwa belajar teologi sama dengan memasuki pendidikan teologi. Oleh sebab itu, hal penting yang harus disadari adalah adanya pengembangan potensi diri agar dapat memberikan manfaat kepada bangsa dan negara melalui belajar teologi.

Sebagai proses pendidikan, belajar teologi dapat dilakukan melalui berbagai media atau sarana, seperti melalui pendidikan formal maupun non-formal. Pendidikan formal diperlukan untuk melengkapi diri secara akademis sehingga dilakukan melalui berbagai lembaga pendidikan seperti sekolah tinggi, institut, dan sebagainya. Peserta didik dalam pendidikan formal lebih banyak ditujukan untuk memperoleh gelar atau strata pendidikan tertentu. Sementara itu pendidikan non-formal lebih ditujukan untuk pendidikan non-gelar yang dilakukan dalam rangka penguatan kompetensi diri melalui berbagai lembaga pelatihan maupun ketrampilan. Walaupun demikian, saat ini telah berkembang banyak lembaga yang mmberikan fasilitas tambahan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan non-formal.

Pada sisi lain, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadi terobosan baru dalam pengembangan pendidikan di seluruh belahan dunia. Pendidikan formal maupun pendidikan non-formal memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk peningkatan layanannya. Tujuan utama tetap pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Beberapa cara pengembangan pendidikan tersebut melalui pendidikan jarak jauh. Saat ini terdapat beberapa macam pendidikan jarak jauh yaitu pendidikan melalui koresponden dan melalui e-learning. Pada dekade 80-an pendidikan jarak jauh dilakukan melalui koresponden dengan beberapa kelemahan seperti delay waktu yang disebabkan oleh proses pengiriman bahan atau materi. Untuk mengatasi delay tersebut dilakukan dengan pengiriman materi per modul. Dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dilakukan evaluasi.

Pada era 2000-an dengan adanya elektronik mail dan teknologi berbasis web, maka perkembangan pendidikan semakin luas yaitu melalui e-learning. Pendidikan secara elektronik atau e-learning yang sering pula dinyatakan dengan pendidikan on-line, memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan pendidikan konvensional maupun koresponden.

Keunggulan dan Keterbatasan Belajar Online

Belajar teologi secara online memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode pembelajaran lainnya. Sebagaimana keunggulan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran secara online juga mempunyai keunggulan dibandingkan pembelajaran secara konvensional. Keunggulan tersebut dapat berupa efisiensi waktu dan ruang.

Pada pendidikan konvensional, perlu ada interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Sementara itu, dengan adanya e-learning interaksi dapat dilakukan tanpa harus bertemu muka. Oleh sebab itu, tidak diperlukan adanya ruang maupun waktu khusus guna terjadinya proses interaksi. Hal Ini merupakan keunggulan pertama sistem belajar online.

Keunggulan kedua, proses belajar online dapat memberikan keleluasaan dalam membagikan informasi dan referensi. Keleluasaan ini terkait dengan kemudahan peserta didik memanfaatkan sarana dan media yang telah disediakan. Peserta didik tidak harus membuang waktu untuk mengunjungi perpustakaan konvensional. Referensi yang sama dapat diakses secara bersama oleh beberapa peserta didik.

Keunggulan ketiga, keleluasaan bertukar informasi. Pembelajaran online yang baik tentunya dibentuk dengan menyediakan media interaksi yang komprehensif dan integral. Ketersediaan media ini akan menjadi media diskusi antara peserta didik dengan pendidik maupun antar peserta. Peserta yang tersebar dengan berbagai latar belakang yang beragam akan menambah wawasan dan wacana dalam diskusi.

Memang tidak dapat dipungkiri, selain ada keunggulan terdapat pula keterbatasan dalam pembelajaran online. Keterbatasan tersebut bisa karena adanya pesyaratan bahwa peserta harus tidak gaptek alias melek teknologi, minimal mampu mengakses media informasi.

Walaupun demikian, salah satu pertimbangan adanya alasan efisiensi dan efektivitas menjadi dasar penyelenggaraan dan keikutsertaan dalam proses belajar online. Ketidakharusan kehadiran peserta di ruang pertemuan merupakan pendorong efisiensi biaya yang dikeluarkan. Efisiensi yang dapat diciptakan adalah adanya penghematan pembangunan ruang pertemuan, biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh peserta seperti transportasi, dan sebagainya.

Selain itu, cakupan peserta yang dapat mengikuti pendidikan menjadi terbuka luas. Ruang tidak lagi menjadi hambatan pelaksanaan pendidikan. Hal ini menjadi pertimbangan penting dalam penyelenggaraan pembelajaran secara online.

Berdasarkan beberapa keunggulan maupun keterbatasan yang terdapat dalam pembelajaran secara online, maka tidak ada alasan yang menghalangi atau meragukan untuk menggunakan metode pembelajaran tersebut, termasuk dalam belajar teologi. Berbagai kemudahan melalui pembelajaran secara online memungkinkan interaksi dari berbagai tempat yang tidak mungkin dilakukan dalam pembelajaran konvensional.

Penutup

Proses belajar secara online memerlukan komitmen yang kuat baik dari fasilitator maupun peserta didik. Kita tidak perlu takut untuk menjadi peserta dalam pembelajaran secara online. Semua tergantung pada diri kita sendiri. Bila kita sungguh-sungguh untuk turut terlibat dalam pembelajaran secara online, maka materi pembelajaran akan mampu meningkatkan kualitas pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan individu.

Pembelajaran secara online, memungkinkan kita sebagai pelayan Tuhan meningkatkan pengetahuaan teologi tanpa harus meninggalkan atau mengabaikan pelayanan. Terlebih dengan dukungan referensi yang lengkap dan mutakhir maka pengetahuan yang dimiliki tetap up to date. Akhirnya, sekali lagi harus dikatakan: “Tidak ada alasan ketakutan dengan pembelajaran secara online”.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA