Usaha-Usaha Misi

Kristus telah mendirikan gereja-Nya pada persimpangan jalan dunia lama. Jalur-jalur perdagangan saat itu membawa para pedagang dan utusan pemerintahan melalui Palestina, tempat mereka dapat mendengar Injil. Karena itu dalam Kisah Para Rasul, kita membaca tentang pertobatan pejabat dari Roma (Kis. 10:1-48), Etiopia (Kis. 8:26-40), dan negeri-negeri lain.

Tidak lama setelah kematian Stefanus, gereja mulai melakukan usaha-usaha yang terencana untuk mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Petrus mengunjungi kota-kota utama Palestina, memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi dan yang bukan Yahudi. Para rasul yang lain pergi mengunjungi Fenisia, Siprus, dan Antiokhia di Siria. Mendengar bahwa Injil telah diterima baik di daerah-daerah ini, gereja di Yerusalem kemudian mengirimkan Barnabas untuk menyokong jemaat Kristen baru di Antiokhia (Kisah 11:22-23). Barnabas kemudian pergi ke Tarsus untuk menemui seorang pemuda yang baru bertobat yang bernama Saulus. Barnabas membawa Saulus kembali ke Antiokhia, dan mereka mengajar jemaat di sana selama lebih dari satu tahun (Kis. 11:26).

Seorang nabi yang bernama Agabus meramalkan bahwa Kekaisaran Romawi akan menderita kelaparan yang hebat di bawah pemerintahan Kaisar Claudius. Kaisar Herodes Agripa terus menganiaya gereja di Yerusalem; dia telah membunuh Yakobus saudara Yesus, dan memasukkan Petrus ke dalam penjara (Kis. 12:1-4). Karena itu, jemaat Kristen di Antiokhia mengumpulkan uang untuk dikirimkan kepada saudara-saudara mereka di Yerusalem, dan mereka menitipkan bantuan itu pada Barnabas dan Saulus. Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem dengan membawa seorang pemuda bernama Yohanes Markus (Kis. 12:25).

Pada waktu itu, beberapa penginjil telah muncul dalam gereja Antiokhia, karenanya jemaat di sana mengutus Barnabas dan Saulus sebagai utusan Injil ke Asia Kecil (Kis. 13-14). Perjalanan ini merupakan perjalanan pertama dari tiga perjalanan besar yang dilakukan oleh Saulus (yang kemudian dikenal sebagai Paulus) untuk membawa Injil ke pelosok-pelosok Kekaisaran Romawi.

Para misionaris Kristen yang mula-mula itu memusatkan pengajaran mereka pada Oknum dan karya Yesus Kristus. Mereka menyatakan bahwa Dia adalah hamba Allah yang tak berdosa, dan Anak Allah sendiri, yang telah memberikan nyawa-Nya untuk menebus dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya (Roma 5:8-10). Dialah yang dibangkitkan Allah dari antara orang mati untuk mengalahkan kekuatan dosa (Roma 4:24-25; 1Korintus 15:17).

Kepemimpinan Gereja

Mula-mula, para murid Yesus tidak melihat perlunya mengembangkan suatu sistem kepemimpinan gereja. Mereka mengharapkan Kristus segera kembali, karenanya mereka hanya menghadapi masalah intern bila ada yang timbul biasanya dengan cara yang sangat informal.

Namun ketika Paulus menulis surat-suratnya kepada banyak gereja, jemaat Kristen menyadari perlunya mengorganisasi pekerjaan mereka. Perjanjian Baru tidak memberi kita gambaran rinci mengenai kepemimpinan gereja mula-mula ini. Kelihatannya, satu atau lebih penatua (presbyters) mengetahui dan mengatur masalah-masalah dalam setiap jemaat (band. Roma 12:6-8; 1Tesalonika 5:12; Ibrani 13:7, 17, 24), sama seperti yang dilakukan oleh para penatua Yahudi dalam sinagoge mereka. Para penatua ini dipilih oleh Roh Kudus (Kis. 20:22), meskipun para rasullah yang mengangkat mereka (Kis. 14:23). Jadi, Roh Kudus bekerja melalui para rasul untuk menetapkan para penatua dalam pelayanan mereka. Beberapa pelayan yang disebut penginjil kelihatannya telah melakukan perjalanan dari satu jemaat ke jemaat lainnya, seperti yang dilakukan oleh para rasul. Beberapa dari mereka berpikir bahwa mereka adalah wakil langsung dari para rasul, seperti Timotius menjadi wakil Paulus; yang lainnya berpikir bahwa mereka memiliki karunia khusus dalam penginjilan. Para penatua melaksanakan tugas-tugas pastoral biasa di luar saat-saat kunjungan para penginjil itu.

Dalam beberapa jemaat, para penatua mengangkat diaken-diaken untuk menangani pembagian makanan kepada orang-orang yang membutuhkan atau mengurus kebutuhan materi lainnya (band. 1Timotius 3:12). Para diaken mula-mula dulu adalah mereka "yang terkenal baik" yang dipilih oleh para penatua di Yerusalem untuk melayani janda-janda dalam jemaat (Kis. 6:1-6).

Beberapa surat dalam Perjanjian Baru menyebut istilah penilik dalam jemaat yang mula-mula. Ini cukup membingungkan, karena para "penilik" (bishop) ini tidaklah merupakan kelompok atas dalam kepemimpinan gereja, seperti yang dikenal sekarang ini. Paulus mengingatkan para penatua di Efesus bahwa mereka adalah penilik (Kis. 20:28), dan dia kelihatannya menggunakan dua istilah itu, penatua dan penilik, secara bergantian dengan makna yang sama (Titus 1:5-9). Baik para penatua maupun penilik ditugasi untuk menjaga sebuah jemaat. Rupanya kedua istilah tersebut mengacu pada para pelayan yang sama dalam gereja mula-mula, yakni para presbiter.

Paulus dan rasul-rasul lainnya memahami bahwa Roh Kudus memberikan kemampuan khusus untuk memimpin kepada orang-orang tertentu (1Korintus 12:28). Karena itu ,ketika mereka menganugerahkan suatu jabatan kepada seorang saudara atau saudari seiman, mereka hanyalah menegaskan apa yang sesungguhnya telah dikerjakan oleh Roh Kudus.

Tidak ada pusat kekuasaan duniawi di dalam gereja mula-mula itu. Jemaat Kristen mengetahui bahwa Kristuslah satu-satunya pusat dan sumber dari seluruh kekuatan jemaat (Kisah 20:28). Pekerjaan pelayanan berarti melayani dengan rendah hati, dan bukan memerintah dari dalam kantor yang enak (band. Matius 20:26-28). Pada saat Paulus menulis surat-surat penggembalaannya, jemaat Kristen menyadari pentingnya menjaga ajaran-ajaran Kristus yang disampaikan melalui para pelayan jemaat yang mengabdikan diri untuk secara khusus "berterus terang memberitahukan perkataan kebenaran itu" (2Timotius 2:15).

Gereja mula-mula itu tidak memberikan kekuatan-kekuatan gaib kepada orang-orang melalui ritual-ritual atau cara-cara lainnya. Jemaat Kristen mengundang orang-orang yang belum percaya memasuki persekutuan mereka, yaitu tubuh Kristus (Efesus 1:23), yang akan diselamatkan kelak sebagai satu kesatuan. Para rasul dan penginjil memberitakan bahwa Kristus akan datang kembali bagi umat-Nya, "pengantin perempuan Kristus" (band. Wahyu 21:2; 22:17). Mereka menyangkal bahwa orang-orang bisa memperoleh kekuatan khusus dari Kristus untuk tujuan-tujuan pribadi mereka sendiri (Kis. 8:9-24; 13:7-12).

Diambil dari:
Judul buku : Dunia Perjanjian Baru
Judul artikel : Usaha-Usaha Misi
Pengarang : J.I Packer, Merrill C.Tenney, William White, Jr
Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1993
Halaman : 173 - 176
Kategori: 
Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA