SIM - Pelajaran 01

Nama Kursus : Studi Injil Markus
Nama Pelajaran : Pengantar Injil Markus
Kode Pelajaran : SIM-P01

Pelajaran 01 - PENGANTAR INJIL MARKUS

Daftar Isi

  1. Penulis, Tahun, dan Tempat Penulisan
    1. Penulis
    2. Tahun dan Tempat Penulisan
  2. Pembaca/Penerima
  3. Tema Utama dan Tujuan Penulisan
  4. Alat-Alat untuk Melakukan Studi Injil Markus
  5. Metode untuk Melakukan Studi Injil Markus

DOA

PENGANTAR INJIL MARKUS

  1. Penulis, Tahun, dan Tempat Penulisan

    1. Penulis
    2. Selama pelayanan-Nya di dunia, Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya banyak dibantu oleh sahabat-sahabat seiman, baik berupa jamuan makan maupun tempat untuk bermalam. Di antara sahabat-sahabat itu, ada seorang wanita yang bernama Maria, yang tinggal di Yerusalem, yang selalu membuka rumahnya untuk para pelayan Tuhan. Diperkirakan wanita itu adalah ibu Markus, penulis Injil Markus (Kisah Para Rasul 12:12).

      Karena itu, Markus, yang juga dikenal dengan nama Yohanes, kemungkinan besar telah mengenal banyak pelayan Tuhan, terutama murid-murid Tuhan Yesus. Di antara mereka, ada juga kakak sepupunya, yaitu Barnabas, yang menjadi salah seorang pemimpin gereja mula-mula saat itu (Kolose 4:10). Itu sebabnya, meskipun Markus bukanlah saksi mata (murid) pelayanan Tuhan Yesus, dia telah banyak mendapatkan informasi tentang Tuhan Yesus melalui para saksi, terutama dari Petrus (1 Petrus 5:13).

      Petrus menyebut Markus sebagai "anaknya". Mungkin karena Petrus yang membawa Markus mengenal Yesus (1 Petrus 5:13). Diperkirakan, ketika bersama-sama dengan Petrus inilah, Markus mendapatkan informasi tentang segala sesuatu yang dilakukan dan diajarkan oleh Yesus. Banyak pendapat yang mendukung bahwa hubungan Markus dan Petrus bukan sekadar hubungan rekan sekerja, tetapi juga teman seiman yang sangat dekat. Hal ini tampak dalam beberapa tulisannya yang bersifat cukup pribadi (Markus 1:14-20; 1:29-34).

      Markus memulai pelayanannya ketika Barnabas dan Saulus (Paulus) mengajaknya turut serta dalam salah satu perjalanan misi (Kisah Para Rasul 12:25; 13:5). Namun, Markus juga pernah mengundurkan diri dari pelayanan, hal ini mungkin karena dia tidak tahan dengan kesulitan dalam pelayanan sehingga dia memisahkan diri dari rombongan, lalu kembali ke rumah orang tuanya di Yerusalem (Kisah Para Rasul 13:13). Ada pendapat yang mendukung kejadian ini, yaitu karena Markus berasal dari keluarga yang cukup berada sehingga dimanja oleh ibunya. Kejadian ini sempat menjadi sumber pertentangan antara Paulus dan Barnabas karena Paulus menolak untuk membawa serta Markus dalam perjalanan berikutnya, sedangkan Barnabas tetap bertekad membawa Markus (Kisah Para Rasul 15:38) yang mengakibatkan perpisahan antara Paulus dan Barnabas.

      Namun, akhirnya terbukti bahwa Paulus menerima Markus kembali, bahkan disebut-sebut sebagai seorang penolong yang baik bagi Paulus (Kolose 4:10-11; 2 Timotius 4:11; Filemon 1:24.) Dari suratnya kepada Timotius, kita dapat mengetahui mungkin Markuslah orang terakhir yang melihat Paulus hidup.

      Meskipun tidak ada bukti langsung yang menghubungkan nama Markus sebagai penulis Injil, tetapi jelas bahwa penulis Injil Markus adalah seorang yang mengenal baik kelompok murid Yesus dan mengikuti pengajaran mereka secara langsung. Dia pasti juga telah ikut ambil bagian dalam pekerjaan pelayanan, termasuk menyaksikan sendiri pekerjaan misi kepada bangsa lain. Gereja abad pertama menerima Markus sebagai penulis Injil Markus.

    3. Tahun dan Tempat Penulisan
    4. Penentuan tahun penulisan Injil Markus tidak mudah karena adanya beberapa pertentangan pendapat dari para Bapak Gereja.

      Papias, Klemens dari Aleksandria, dan Origen setuju bahwa Markus menulis Injil Markus berdasarkan pendiktean Petrus. Pendengar-pendengar Petruslah yang mendesak Markus untuk menuliskan kesaksian Petrus tentang Yesus. Kalau hal ini benar, maka tahun penulisan berkisar sebelum tahun 60 M.

      Ireneus berpendapat lain. Menurutnya, Markus menulisnya sesudah kematian Petrus maupun Paulus. Kalau demikian, tahun penulisannya mungkin antara tahun 65 -- 68M. Akan tetapi, kalau dilihat dari bukti dalam tulisan Injil Markus, di dalamnya telah disebut mengenai penganiayaan dan kesengsaraan (Markus 8:34-38; 10:33-34,45; 13:8-13). Jika hal ini benar, tahun 60 -- 70M cocok dengan penganiayaan pada saat pemerintahan Kaisar Nero. Jika keterangan dalam Markus 13:1-37 merujuk kepada hancurnya Yerusalem, tahun penulisannya menjadi sangat lambat sekali, yaitu sesudah tahun 70M.

      Markus menghabiskan banyak waktu di Roma untuk membantu pelayanan Petrus sehingga diperkirakan tempat penulisannya adalah di Roma.

  2. Pembaca/Penerima
  3. Kesan pertama membaca Injil Markus adalah penggunaan bahasa yang sangat sederhana dan biasa, tetapi demikian jelas dan hidup.

    Pembaca Injil Markus adalah orang bukan Yahudi. Hal ini terlihat dari adanya beberapa kata Aram yang muncul di kitab Injil lain, yang oleh Markus diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (mungkin untuk kepentingan para pembacanya). Juga, ada penjelasan-penjelasan detail tentang kebiasaan Yahudi (Markus 7:3-4). Ini memberikan kesan bahwa penulis menunjukkan tulisannya untuk mereka yang tidak mengetahui kebiasaan Yahudi.

    Hal-hal yang dianggap penting oleh orang Yahudi juga tidak muncul, seperti silsilah atau nubuat-nubuat tentang Mesias yang disebutkan dalam Perjanjian Lama. Juga, Tuhan Yesus tidak disebutkan dengan gelar-gelar, seperti misalnya Imanuel, Raja, atau Anak Allah.

  4. Tema Utama dan Tujuan Penulisan

    Tema utama Injil Markus adalah Yesus sebagai "Hamba" yang mulia.

    1. Menyambut kedatangan "Hamba". Markus menceritakan pelayanan Yesus dengan didahului oleh pelayanan Yohanes Pembaptis dan peristiwa pembaptisan dan pencobaan atas Yesus.

    2. Pelayanan "Hamba". Ditunjukkan dari kemanusiaan Yesus yang sangat ditonjolkan dalam Injil Markus. Yesus marah (3:5), Yesus heran (6:6), Yesus mengeluh (8:12), Yesus memeluk anak-anak (10:16), Yesus memandang dengan kasih (10:21).

    3. "Hamba" yang dimuliakan. Setelah kemenangan atas kebangkitan-Nya, Markus menegaskan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa-Nya dan memberikan kekuatan kepada murid-murid-Nya untuk melaksanakan Amanat Agung.

    Kalau tulisan Markus ini dihubungkan dengan Petrus, tujuan penulisan dapat dilihat dari kepentingan para pendengar Petrus yang ingin menyimpan semua pengajaran Yesus secara tertulis. Jika ditinjau dari isinya, Injil Markus ditulis secara khusus untuk gambaran kemanusiaan Kristus yang sejati. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa Injil Markus ditulis untuk memberikan keseimbangan antara keberadaan Kristus sebagai Allah dan sekaligus sebagai manusia untuk melawan ajaran yang menentang kebenaran ini. Hampir setengah dari isi Injil Markus adalah untuk menceritakan minggu kesengsaraan Yesus, hal ini dilakukan untuk menunjukkan bukti akan kematian dan kebangkitan Yesus yang luar biasa.

  5. Alat-Alat untuk Melakukan Studi Injil Markus

  6. Membaca dan mempelajari suatu buku tidaklah sama. Demikian juga ketika kita ingin mempelajari kitab Injil Markus, membaca isi kitab Injil Markus saja tidaklah cukup. Kita harus mempelajarinya dengan mengupas ayat per ayat dan menganalisisnya dengan cermat supaya kita mendapatkan inti pelajaran dari ayat-ayat tersebut. Untuk mengupas dan menganalisis ayat atau pasal dengan baik, dibutuhkan beberapa alat biblika yang memadai supaya kita dapat menggalinya sesuai dengan maksud penulisan kitab Injil Markus. Berikut ini adalah alat-alat biblika yang sangat perlu dipakai supaya pembelajaran kita menghasilkan buah yang berkenan untuk diterapkan dalam hidup kita.

    1. Alkitab dalam Berbagai Versi (Terjemahan) dan Bahasa

      Ada banyak versi Alkitab yang bisa dipakai untuk membandingkan bermacam-macam terjemahan Alkitab yang ada. Versi-versi terjemahan Alkitab dalam bahasa INDONESIA sangat kaya. Untuk itu, silakan mengakses situs dari Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) -- http://alkitab.sabda.org -- yang menyediakan hampir semua versi terjemahan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, di situs ini juga tersedia versi-versi Alkitab dalam bahasa asli Alkitab (IBRANI dan YUNANI), bahasa INGGRIS, dan juga bahasa SUKU. Tujuan membandingkan berbagai versi dengan bahasa terjemahan Alkitab adalah supaya kita bisa mendapatkan ketepatan terjemahannya dan kekayaan arti yang diungkapkan oleh berbagai penerjemahnya. Secara khusus, tersedianya versi Alkitab dalam bahasa suku akan membantu kita mengerti ungkapan-ungkapan khusus yang ada dalam bahasa yang sudah kita pakai sehari-hari sehingga dapat memberikan arti yang lebih mudah kita mengerti.

    2. Buku Pengantar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

      Setiap kitab dalam Alkitab ditulis dengan latar belakang waktu, tempat, dan penulis yang berbeda-beda. Mengetahui dan memahami latar belakang masing-masing kitab tersebut sangat penting supaya kita bisa tahu kira-kita budaya, situasi, dan kejadian yang melatarbelakangi penulisan kitab-kitab dalam Alkitab. Informasi latar belakang kitab-kitab itu bisa kita dapatkan dari buku-buku pengantar Alkitab yang ditulis oleh para ahli kitab yang dengan teliti telah menyelidikinya, termasuk secara arkeologis.

    3. Kamus Alkitab dan Kamus Bahasa Ibrani/Yunani (Leksikon)

      Tidak heran jika saat kita membaca Alkitab, kita akan menemukan kata-kata yang sulit kita mengerti karena ada perbendaharaan kata dan istilah yang sarat dengan arti dan makna yang sengaja dipilih oleh penulisnya untuk mengungkapkan maksudnya. Selain itu, Alkitab ditulis dalam bahasa yang juga kental dengan muatan budaya saat itu sehingga untuk mengerti dibutuhkan penjelasan yang akurat. Untuk itu, para ahli bahasa Alkitab telah menyelidiki dan menuangkannya dalam buku-buku kamus Alkitab sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui arti dan makna kata-kata tersebut.

    4. Peta Alkitab

      Kejadian-kejadian yang ditulis dalam Alkitab, terjadi dalam zaman dan tempat yang sangat spesifik yang tidak sama lagi keadaannya dengan saat ini. Karena itu, dibutuhkan pengetahuan khusus untuk mengerti tempat-tempat kejadian saat itu dan bagaimana keadaannya. Peta-peta Alkitab telah dibuat oleh para ahli Alkitab dan disediakan bagi pembaca sekarang yang ingin tahu lebih lanjut tentang tempat-tempat kejadian yang ditulis oleh Alkitab, dan bagaimana kebenarannya dalam peta dunia.

    5. Tafsiran

      Apa yang ditulis oleh para penulis Alkitab tidak selalu jelas dimengerti oleh pembacanya. Ketika pembaca Alkitab mencoba menyimpulkan dan menafsirkan apa yang didapat dari penyelidikan ayat-ayat Alkitab, sering kali pembaca menjadi ragu-ragu dan takut jika ia salah menafsirkan. Buku-buku Tafsiran adalah usaha dari para ahli Alkitab untuk menjelaskan arti ayat/pasal dalam Alkitab sesuai dengan cara dan metode penafsirannya. Oleh karena itu, buku-buku tafsiran dapat menolong pembaca Alkitab untuk mengecek dan membandingkan hasil tafsirannya supaya tidak melenceng dari kebenaran yang sudah didapat oleh para penafsir Alkitab yang sudah ahli dalam bidangnya.

    6. (Catatan: Yayasan Lembaga SABDA menyediakan alat-alat studi Alkitab di atas dalam berbagai platform, di antaranya:

      1. Situs Alkitab SABDA --> http://alkitab.sabda.org

      2. Software Alkitab, dapat diunduh dengan gratis di sabda.net

      3. Aplikasi-aplikasi SABDA Android, dapat diunduh dengan gratis di play store

        • Alkitab SABDA
        • AlkiPEDIA
        • Kamus
        • Tafsiran
        • Bible Maps/Peta Alkitab

      Silakan menyiapkan alat-alat tersebut sebelum memulai melakukan studi Alkitab Injil Markus)

  7. Metode untuk Melakukan Studi Injil Markus

    Untuk membaca Alkitab, tidak diperlukan metode khusus, tetapi ketika kita ingin melakukan studi/pendalaman Alkitab dibutuhkan metode yang baik sehingga proses studi Alkitab ini tidak dijalankan dengan tidak bertanggung jawab. Dalam pelajaran ini, kami ingin memperkenalkan metode pemahaman Alkitab yang dibuat oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), yang disebut Metode S.A.B.D.A. Metode ini sangat sesuai dengan ketersediaan alat-alat pemahaman Alkitab secara digital yang juga telah disediakan oleh YLSA, khususnya situs http://alkitab.sabda.org atau lima aplikasi SABDA Android yang tersedia secara gratis di Play Store, yaitu Alkitab SABDA, AlkiPEDIA, Kamus, Tafsiran, dan Peta Alkitab.

    Metode S.A.B.D.A.

    Langkah awal dan akhir dari metode studi Alkitab apa pun adalah berdoa. Demikian juga metode S.A.B.D.A. Mintalah kepada Allah untuk memiliki hati yang taat sehingga hasil studi Alkitab ini tidak hanya menghasilkan pengetahuan yang mendalam tentang isi Alkitab, tetapi juga komitmen untuk menerapkannya dalam hidup kita dan menjadi buah-buah bagi kemuliaan nama Tuhan.

    Kemudian, ada lima langkah Metode S.A.B.D.A. yang akan menuntun kita menyelidiki Alkitab secara sistematis, bertanggung jawab, dan menyenangkan. Lima metode tersebut adalah:

    1. Simak:

      Bacalah teks Alkitab yang akan dipelajari berulang-ulang dan teliti. Bisa juga dikombinasikan dengan mendengarkan bacaan teks tersebut dari Alkitab audio. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sangat baik jika melihat teks tersebut dalam berbagi versi dan bahasa Alkitab supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

    2. Analisa:
    3. Teliti dan amatilah kata-kata penting, kata-kata sulit, atau kata-kata yang diulang-ulang dalam bacaan teks Alkitab tersebut. Jangan lupa selidikilah latar belakang tokoh, tempat, dan peristiwa dari teks yang dibaca tersebut dengan menggunakan buku-buku pengantar supaya kita tahu dengan jelas konteks budaya dan keadaan zaman itu.

    4. Belajar:
    5. Pelajarilah penemuan-penemuan yang didapat dari proses Simak dan Analisa di atas. Dengan pertolongan Roh Kudus, simpulkan pelajaran apa yang Tuhan ingin ajarkan kepada kita melalui teks Alkitab tersebut. Tuliskanlah hasil belajar itu supaya tidak kita lupakan dan dapat menjadi pengingat akan apa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita.

    6. Doa/Diskusi:
    7. Doakan agar teks Alkitab yang kita pelajari tersebut menerangi hati dan pikiran kita sehingga kita diubahkan oleh firman-Nya. Jika masih ada kesulitan atau keraguan dengan pelajaran yang kita dapat, bawalah dalam doa atau diskusikan dengan rekan seiman yang dewasa sehingga kita semakin dikuatkan. Lalu, jangan lupa bagikan kepada orang lain, baik lewat SMS maupun media sosial, supaya apa yang kita pelajari juga menjadi berkat bagi lebih banyak orang.

    8. Aplikasi:

      Hal yang tidak kalah pentingnya dalam mempelajari Alkitab adalah kesediaan hati untuk taat melakukan perintah Tuhan. Tanpa mengaplikasikan firman Tuhan, hidup kita tidak bertumbuh dan berbuah. Karena itu, dengan rendah hati, lakukan apa yang Tuhan telah nyatakan dan ajarkan melalui teks Alkitab supaya kehendak Tuhan dijalankan di dunia ini melalui hidup kita.

    (Catatan: Kami telah menyiapkan tutorial, yang berjudul "Tutorial Metode S.A.B.D.A.", yaitu tentang bagaimana menggunakan Metode S.A.B.D.A. untuk menggali Alkitab dalam format video, silakan mengunduhnya di: http://ayo-pa.org/metode/sabda)



    Akhir Pelajaran (SIM-P01)

    DOA

    "Terima kasih Tuhan atas kesempatan belajar ini sehingga kami boleh mengenal lebih banyak tentang Yohanes Markus. Dari kehidupannya yang tidak tahan uji, Engkau mengubah Markus menjadi seorang yang sungguh-sungguh mengasihi Engkau dan mau berkorban bagi Engkau. Pada hari ini, kalau kami bisa membaca tulisannya, yaitu Injil Markus, itu adalah anugerah. Karena itu, ubahlah hidup kami sebagaimana Engkau sudah mengubah Markus dan jadikan kami orang yang boleh Engkau pakai menjadi alat-alat-Mu yang berguna. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA