Pendewasaan Rohani dan Kesempatan Melayani Tuhan

Oleh: Eveline Tay

Saya akan bersaksi sedikit mengenai pengalaman rohani saya. Sebetulnya, saya adalah orang tidak suka membaca, entah itu artikel, majalah, maupun Alkitab. Terkhusus Alkitab, saya membacanya ketika saya mempersiapkan untuk mengajar sekolah minggu. Akan tetapi, intensitasnya sangat kecil sekali.

Online

Kendati demikian, saya merasa Tuhan mempunyai cara-Nya sendiri guna membangkitkan semangat saya untuk membaca dan belajar Alkitab. Saya memiliki akun Facebook, di "wall" saya sering kali isinya hanya candaan dan lelucon. Suatu hari, saya menerima notifikasi tentang PA online yang bersama e-Santapan Harian. Saya mulai membuka notifikasi saya, lalu saya menemukan pertanyaan-pertanyaan seputar renungan. Pertama, saya tentunya bingung. Akan tetapi, setelah itu, timbul rasa tertarik dalam hati saya. Dari rasa tertarik itu, saya mulai mengikuti diskusi renungan e-Santapan Harian, setelah cukup lama aktif mengikuti diskusi, tiba-tiba dari pengurus mengirim email kepada saya dan menawarkan untuk terlibat dalam pelayanan sebagai moderator PA e-Santapan Harian. Selidik punya selidik, saya baru tahu bahwa pelayanan ini dikerjakan oleh Yayasan Lembaga SABDA. Setelah berpikir, saya menerima tawaran ini dan hingga sekarang saya sungguh bersyukur dapat terus melayani sebagai moderator PA e-Santapan Harian.

Di tengah perjalanan pelayanan saya sebagai moderator PA, seorang staf dari Yayasan Lembaga SABDA menawarkan saya untuk mengikuti pelajaran teologi. Saya pun kembali bergumul, setelah berpikir, saya memutuskan akan mengikuti pelajaran teologi dari YLSA yang bernama PESTA. Mengikuti PESTA, saya benar-benar didorong untuk belajar, membuka dan membaca Alkitab, mempelajari modul-modul. Saya percaya bahwa ini adalah cara untuk menolong rohani saya bertumbuh. Perubahan pun saya alami, dinding Facebook saya yang dahulunya hanya berisi candaan dan lelucon, kini lebih banyak kutipan rohani, ayat-ayat Alkitab, dan semua yang berbau rohani. Saya sungguh bersyukur sekali.

Pengalaman pertama, saya mengikuti satu kelas pemula yaitu kelas DIK, setelah itu saya lanjut mengikuti hingga tidak terasa saya sudah menyelesaikan 10 mata kuliah. Dari sini, mulailah saya bercerita dengan teman-teman di gereja dan hamba Tuhan di gereja saya. Mereka terkejut dan setengah bercanda kepada saya, "Wah, sudah jadi penginjil nih. Boleh dong membawakan firman Tuhan di persekutuan." Saya mula-mula berpikir bahwa itu hanya candaan saja, dan saya sendiri tidak ada keberanian untuk berdiri di mimbar sebagai seorang pembicara. Tawaran pun datang, saya diminta untuk berkhotbah di persekutuan wanita yang dihadiri oleh 40 sampai 50 jemaat. Pertama sih saya merasa tidak yakin, tetapi dalam hati saya ingin melakukan sesuatu untuk pekerjaan Tuhan. Hal yang saya lakukan adalah berdoa, meminta Tuhan untuk menentukan. Jika Tuhan bersedia memakai saya, saya akan bersedia dan siap melakukan, itu pun dengan catatan bahwa saya sudah diperlengkapi terlebih dahulu.

Berkhotbah

Suatu hari saat rapat pengurus wanita, pembina wanita bertanya lagi kepada saya, "Apakah siap menyampaikan firman Tuhan?" Saya menjawab, "Ok, akan saya siapkan dahulu." Kemudian pengurus memberi saya tema, dan selama dua bulan saya mempersiapkan khotbah saya. Hingga akhirnya, waktu untuk menyampaikan firman Tuhan tiba. Tanggal 8 Juni, saya menyampaikan firman kepada para wanita dan ibu-ibu di persekutuan gereja saya (GEPEMBRI). Saat naik ke mimbar, saya merasa grogi dan gemetaran, untungnya Tuhan yang menenangkan hati saya, sehingga saya bisa menyelesaikan khotbah saya dengan baik. Puji Tuhan! Saya bersyukur untuk kesempatan ini dan saya berharap bisa melayani dalam hal pemberitaan Injil. Penginjil di gereja tempat saya mengajar juga menawarkan supaya saya dapat melayani pemberitaan firman di persekutuan doa, tetapi saya belum menerima, saya ingin bergumul terlebih dahulu.

Kesempatan tidak selesai sampai di sini, dan saya harus terus belajar. Puji Tuhan! Saya masih terus belajar bersama YLSA dalam program PESTA, dan tidak terasa saya sudah dua tahun mengikuti kelas-kelas yang dibuka oleh PESTA. Melalui PESTA, saya mendapat kesempatan untuk memahami firman, dan lebih lagi Tuhan sendiri memberi saya kesempatan untuk melayani Dia di bidang pemberitaan Injil. Inilah cara Tuhan membentuk dan mendewasakan saya. Saya juga percaya bahwa Tuhan punya caranya sendiri untuk membentuk dan mendewasakan orang-orang yang lain.

Saya sungguh berterima kasih kepada Yayasan Lembaga SABDA melalui pelayanan PESTA yang sudah mau menerima saya sebagai murid dengan usia yang sudah mendekati senja. Sungguh, saya merasakan sendiri bahwa YLSA memfasilitasi orang-orang seperti saya untuk belajar firman dan mendapat pengajaran yang kukuh, sehingga pemikiran akan firman yang dahulu masih mengambang dapat diteguhkan. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati pelayanan YLSA, karena YLSA sudah banyak memberkati banyak orang. Tuhan Yesus memberkati.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA