PPB-Pelajaran 01

Nama Kelas : Pembimbing Perjanjian Baru
Nama Pelajaran : Latar Belakang Dunia Perjanjian Baru
Kode Pelajaran : PPB-P01

Pelajaran 01 -- Latar Belakang Dunia Perjanjian Baru

Daftar Isi

  1. Pendahuluan
    1. Pembagian Ilmu Perjanjian Baru (PB)
      1. Pembimbing PB
      2. Pengantar PB
    2. Pengertian Pembimbing PB
      1. Definisi
      2. Tujuan
  2. Latar Belakang Dunia PB
    1. Latar Belakang Agama Dunia PB
      1. Agama Primitif dan Filsafat Yunani
      2. Yudaisme
    2. Latar Belakang Politik PB
      1. Masa Peralihan (Masa Intertestamental)
      2. Masa Pemerintahan Romawi
    3. Latar Belakang Sosial dan Ekonomi PB
      1. Bahasa
      2. Ilmu Pengetahuan
      3. Sistem Pendidikan
      4. Status Ekonomi
      5. Hiburan

Doa

Pelajaran 01: Latar Belakang Dunia Perjanjian Baru

Ada gap yang cukup besar antara dunia Alkitab dan dunia kita saat ini. Penulisan Alkitab sangat dipengaruhi oleh latar belakang tempat para penulis Alkitab hidup. Jika kita tidak memahami latar belakang Alkitab dengan tepat, kemungkinan besar kita akan menafsirkan Alkitab dengan salah. Nah, untuk memulainya, mari kita terlebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dengan ilmu Pembimbing Perjanjian Baru (PPB).

  1. Pendahuluan
  2. Pertama, kita akan mengenal terlebih dahulu istilah-istilah dan pengertian yang dipakai agar kita memiliki pandangan yang sama tentang ilmu Perjanjian Baru ini.

    1. Pembagian Ilmu Perjanjian Baru (PB)
      1. Pembimbing PB
      2. Memperkenalkan dunia PB, terutama dilihat dari sisi latar belakang agama, politik, sosial, dan ekonomi. Dibahas juga pengetahuan seputar PB: kanonisasi PB, kehidupan Tuhan Yesus, latar belakang Injil dan Kisah Para Rasul, dan gereja mula-mula.

      3. Pengantar PB
      4. Memperkenalkan latar belakang masing-masing kitab PB dengan bertanya: Siapa penulisnya? Kapan dan di mana ditulis? Kepada siapa dan dengan maksud apa kitab itu ditulis? Dll..

    2. Pengertian Pembimbing PB
    3. PPB adalah bagian dalam Ilmu Teologi Biblika yang baru dikenal secara umum pada abad ke-19. Sumbangsih ilmu ini sangat besar, khususnya dalam penyediaan bahan-bahan penting yang dapat menolong kita mengenal latar belakang dunia PB.

      1. Definisi
      2. Secara umum, PPB adalah ilmu yang menyelidiki dan mempelajari latar belakang dunia PB, zaman Tuhan Yesus, zaman rasul-rasul, serta sejarah gereja mula-mula.

      3. Tujuan
      4. Membuka wawasan yang luas tentang dunia PB dan seputarnya agar kita dapat memahami apa yang ditulis dalam kitab-kitab PB sehingga kita dapat memberikan interpretasi (penafsiran) yang tepat terhadap isi dan pengertian firman Tuhan yang diinspirasikan dalam kitab-kitab PB.

  3. Latar Belakang Dunia PB
  4. Dunia PB tidak lahir dalam kekosongan atau kebetulan. Oleh providensia Allah, dunia PB lahir dengan latar belakang agama, politik, sosial, dan ekonomi yang telah dirancang oleh Allah untuk mempersiapkan kedatangan Kristus sehingga rencana keselamatan-Nya dapat terjadi sebagaimana yang Allah kehendaki.

    1. Latar Belakang Agama Dunia PB
      1. Agama Primitif dan Filsafat Yunani
      2. Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak berlangsung lama (hanya sampai abad pertama) karena rakyat Yunani tidak melihat manfaatnya. Malahan, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda. Pemujaan beralih kepada kaisar yang menganggap diri sebagai dewa. Hal ini menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan, tetapi bagi orang Kristen menimbulkan masalah penganiayaan karena mereka menolak menyembah kaisar.

        Di sisi lain, pemikiran-pemikiran filsafat yang sistematis lebih disukai oleh bangsa Yunani karena sanggup memuaskan intelektual mereka. Contoh: Gnostisisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme, dll..

      3. Yudaisme
      4. Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia PB karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua penulis PB berlatar belakang Yudaisme.

        Ketika bangsa Israel dibuang dari tanah airnya dan menjadi jajahan bangsa-bangsa lain, orang-orang Yahudi yang setia kepada Allah Yehova mulai merasa kesulitan untuk tetap beribadah kepada Allah dan menaati Hukum Taurat. Bahkan, banyak dari mereka yang mengadopsi agama dan cara hidup kafir (Dan. 1:5-8; 3:4-7).

        Melihat tantangan ini, orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya iman kepercayaan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Dari sinilah, Yudaisme secara resmi lahir, dan Ezra menjadi salah satu pelopor utama Yudaisme. Badan Sinagoge Agung yang terdiri dari 120 orang bertugas menghidupkan, memulihkan, dan menggolong-golongkan kitab-kitab Perjanjian Lama. Badan ini akhirnya diganti menjadi dewan Sanhedrin (Ezr. 7:1-6).

        1) Pusat Ibadah Yahudi

        Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Setelah mereka dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan (586 SM). Upaya mereka untuk menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat di pembuangan (di luar Palestina) menjadi pusat ibadah mereka yang baru dan dilakukan di sinagoge (Mzm. 137:1-5).

        2) Bentuk Ibadah

        Sejak zaman penyebaran/pembuangan, peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah, Yudaisme bertumbuh dan mengalami kedewasaan. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini sangat mengesankan sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktikkan sampai zaman Yesus dan para rasul (Mrk. 5:22; Luk. 13:14; Kis. 13:5; 14:1; 15:43, dst.).

        3) Aliran-Aliran Keagamaan Yudaisme

        Ada beberapa aliran dalam keagamaan Yudaisme yang disebutkan dalam PB:

        - Kaum Farisi
        Berasal dari kata parash, artinya 'memisahkan' atau 'orang yang mengasingkan diri'. Mereka adalah para ahli tafsir Perjanjian Lama (PL), yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Karena keahliannya inilah, mereka disebut ahli Taurat. Kelompok ini paling banyak dijumpai berselisih paham dengan Yesus walaupun tidak semua orang Farisi munafik dan ada juga yang baik (Lih. Mat. 23:13-15).

        -Kaum Saduki
        Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil, tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di Yerusalem. Kebanyakan anggota Saduki adalah imam-imam kepala dan para bangsawan (kelompok ningrat rohani). Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal supernatural atau kehidupan sesudah kematian. Mereka berpegang ketat hanya pada tafsiran-tafsiran harfiah Taurat (2Sam. 15:24-29; Kis. 23:8; Mat. 16:1-12), baik golongan Farisi maupun Saduki, termasuk anggota-anggota Mahkamah Agama.

        - Kaum Zelot
        Siapakah kaum Zelot? Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Oleh karena itu, mereka sering mengadakan pemberontakan melawan pemerintah Romawi (Kis. 5:37; Mrk. 12:14).

        - Kaum Eseni
        Eseni artinya 'saleh' atau 'suci'. Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang.

        - Kaum Helenis
        Kelompok ini disebut kaum Helenis, sebab mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi, tetapi telah mengadopsi budaya dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.

        4) Hari-Hari Raya Yahudi

        Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada umumnya dihubungkan dengan perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel (diatur dalam Hukum Musa), al.: Perayaan Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Pentakosta, Hari Raya Tahun Baru, Hari Perdamaian, dan Hari Raya Pondok Daun. Sesudah masa pembuangan, mereka menambah perayaan Hari Raya Meniup Serunai dan Hari Raya Purin.

    2. Latar Belakang Politik PB
    3. Bagaimana situasi politik dalam Perjanjian Baru?

      1. Masa Peralihan (Masa Intertestamental)
      2. Masa sesudah PL dan sebelum PB ini berlangsung kurang lebih 400 tahun, dan sering disebut sebagai masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian, sekalipun kelihatannya diam, Allah bekerja di balik sejarah untuk mempersiapkan masa penting untuk umat manusia menerima pelaksanaan rencana keselamatan-Nya. Pada masa ini, Allah memakai 3 bangsa untuk mengambil peran utama dalam mempersiapkan masa PB:

        1) Bangsa Yahudi

        Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam menaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah sehingga Allah sering harus menghukum dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan, mereka disadarkan betapa pentingnya mempertahankan iman untuk menyembah Allah Yehova dan menaati Hukum Taurat. Melalui bangsa Yahudi, Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk memelihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.

        2) Bangsa Yunani

        Aleksander memberi sumbangsih besar dalam mempersatukan seluruh dunia saat itu dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Untuk mengukuhkan kemenangannya, ia menetapkan bahasa Yunani menjadi bahasa umum (bahasa internasional) yang mempersatukan Asia, Eropa, dan Afrika. Memperkenalkan bahasa Yunani sama dengan memperkenalkan budaya Yunani, yaitu budaya berpikir yang sangat rasional. Hal ini menjadi keuntungan besar bagi penulis-penulis PB sehingga mereka dapat mengungkapkan istilah-istilah teologi dengan benar dan akurat.

        3) Bangsa Romawi

        Kerajaan Romawi menciptakan suasana yang relatif damai bagi daerah-daerah jajahannya sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Jalan-jalan raya sangat menolong semua orang untuk dapat bepergian ke seluruh bagian wilayah kerajaan dengan mudah. Hal ini menjadi keuntungan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan penyebaran Injil.

      3. Masa Pemerintahan Romawi
      4. Latar belakang politik dalam dunia PB adalah kekaisaran Romawi. Negara Romawi berawal dari kelompok masyarakat beberapa desa (753 SM) dan setelah merebut banyak kota, akhirnya menjadi kerajaan yang besar (265 SM). Kekaisaran Romawi dipimpin oleh kaisar. Pada masa PB, kaisar-kaisar Romawi yang memerintah adalah:

        1) Agustus (27 SM - 14 M) - Tuhan Yesus lahir.
        2) Tiberius (14 - 37 M) - Tuhan Yesus dewasa sampai mati.
        3) Caligula (37 - 41 M) - Jemaat Kristen mula-mula yang banyak mengalami penganiayaan karena tidak mau menyembah kepada kaisar.
        4) Nero (54 - 68 M) - Paling kejam. Di tangan dialah, Paulus dan Petrus mati syahid.
        5) Vespasian (69 - 79 M) - Kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah.
        6) Domitianus (81 - 96 M) - Sangat kejam terhadap orang Kristen.

    4. Latar Belakang Sosial dan Ekonomi PB
      1. Bahasa
      2. Ada 4 bahasa yang lazim digunakan saat itu: Latin, Yunani, Aramaik, dan Ibrani. Bahasa Aramaik dipakai dalam percakapan sehari-hari. Bahasa resmi/formal, khususnya untuk urusan pemerintahan, adalah bahasa Yunani. Bahasa Ibrani dipakai oleh kalangan rohaniwan agama Yahudi, sedangkan bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk kalangan hukum dan militer.

      3. Ilmu Pengetahuan
      4. Ilmu arsitektur sudah maju pesat, terbukti adanya banyak jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian, dan patung-patung. Ilmu yang populer dikenal adalah ilmu pengobatan umum, bahasa, pidato, dan perbintangan.

      5. Sistem Pendidikan
      6. Masyarakat/keluarga Yahudi memberikan perhatian yang besar dalam pendidikan generasi mudanya, terutama untuk memelihara budaya dan agama nenek moyang.

      7. Status Ekonomi
      8. Dalam masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di Bait Suci, sedangkan mayoritas penduduk biasanya miskin. Pada masa itu, keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah subur. Jadi, selain menjadi petani, mereka juga peternak, nelayan, dan pembuat keramik. Kelas masyarakat non-Yahudi: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak, dan penjahat.

      9. Hiburan
      10. Banyak pertunjukan musik untuk menghibur kaum jelata (tambur, kecapi, seruling, dan harpa). Sedangkan untuk kaum ningrat (kaya) adalah pertarungan berdarah antara manusia dan hewan (gladiator) di arena-arena pertunjukan.

Akhir Pelajaran (PPB-P01)

Doa

"Aku mengucap syukur kepada-Mu, ya Bapa, yang empunya langit dan bumi, yang sungguh mengasihi aku sebagai anak-Mu. Terima kasih karena Engkau memberikan kesempatan kepadaku untuk terus belajar mengenai latar belakang dunia Perjanjian Baru. Berikan aku hikmat atas apa yang sudah aku pelajari agar aku dapat mengerti. Amin."

Taxonomy upgrade extras: