BERTUMBUH SEBAGAI ORANG KRISTEN

Sangatlah wajar dan tepat bila merasa gembira karena seseorang bertobat. Itulah peristiwa paling berarti dalam hidup--dilahirkan baru, menjadi satu ciptaan baru dalam Kristus. Tetapi peristiwa yang berarti dan kegembiraan yang mengikutinya itu tidak membenarkan sikap mengabaikan dan acuh tak acuh terhadap proses pertumbuhan yang rumit yang dijalani setiap orang Kristen melalui kelahiran baru ini. Karena pertumbuhan mencakup begitu banyak hal -- mulai hal-hal kecil, hingga waktu, kedisiplinan, dan kesabaran -- biasanya kita mengabaikan pertumbuhan tersebut dan mengalihkan perhatian kita pada sesuatu yang bisa cepat kita lakukan, yaitu peristiwa pertobatan itu sendiri. Penginjilan mendesak kerohanian keluar dari daftar agenda kita. Tetapi melahirkan bayi-bayi bukanlah suatu pekerjaan; hanya mengasuh dan membesarkan merekalah yang merupakan pekerjaan. Tentu lebih mudah untuk melahirkan bayi. Tetapi bila gereja menolak atau mengabaikan pekerjaan berat yang ruwet dan makan waktu yang lama dengan menuntun makhluk-makhluk baru yang lahir untuk menuju kedewasaan, berarti gereja melalaikan bagian utama dari apa yang terdapat di dalam Alkitab.

Alkitab dipenuhi dengan ayat-ayat tentang pertumbuhan dan tentang bertambah besar. Lukas, misalnya, melukiskan keadaan Yesus dan Yohanes sebagai bertambah besar. Yohanes "bertambah besar dan makin kuat di dalam rohnya" (1:80), demikian pula Yesus "makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia" (2:25). "Bertambah besar" merupakan kata terakhir mengenai Yesus maupun Yohanes sebelum pelayanan mereka di muka umum diceritakan. Keduanya bertambah besar dan menjadi sempurna pula dalam pelayanan mereka.

Rasul Paulus sering memakai kata pertumbuhan waktu ia menasihati jemaat untuk terlibat penuh dalam kehidupan mereka di dalam Roh. Pada waktu kita menjadi dewasa di dalam iman, ia berkata, " Kita bukan lagi anak-anak, ... (tetapi) kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efesus 4:14,15). "Imanmu makin bertambah" berupa kata pujian kepada sidang jemaat di Tesalonika (2 Tesalonika 1:3).

Petrus menekankan kepada orang percaya, "bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus" (2 Petrus 3:18). Dengan membandingkan mereka dengan bayi- bayi yang baru lahir, ia menyuruh mereka agar "selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani, supaya oleh-Nya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan" (1 Petrus 2:2).

Pertumbuhan merupakan kiasan pokok dalam beberapa perumpamaan yang melibatkan kita untuk berpartisipasi dalam kerajaan Allah. Gambaran pertumbuhan yang dinyatakan secara paling dramatis terdapat tepat di bagian tengah Injil Yohanes (12:24). Yesus mengatakan bahwa jikalau biji itu tidak jatuh ke tanah dan mati, benih itu tidak akan bertumbuh. Pertumbuhan merupakan perhatian utama Injil Yohanes-- menjadi dewasa dalam segala sesuatu yang Allah lakukan di dalam Kristus, mengumpulkan semua bagian hidup kita dan semua seluk-beluk kehidupan Yesus menjadi satu keutuhan. Yohanes menyusun Injilnya menjadi dua bagian yang hampir sama di mana gambaran pertumbuhan dalam pasal 12:24 ini merupakan poros yang menahan kedua bagian itu menjadi satu.

Jikalau kita menjalani kehidupan beriman secara alkitabiah, pertumbuhan merupakan sesuatu yang paling wajar di dunia ini--atau dalam kenyatannya, merupakan hal yang paling adikodrati di dunia. Kita tidak bisa mencegah seorang anak bertumbuh, tetapi kita mengetahui ada orang tua yang berusaha agar anak-anak mereka tetap tidak dewasa seumur hidupnya dan kadang-kadang mereka berhasil. Beberapa pemimpin Kristen melakukan hal itu juga. Tetapi jikalau para pemimpin dalam himpunan orang Kristen meninggalkan jalan mereka dan membiarkan Roh memimpin langkahnya, maka pertumbuhan terjadi dan orang-orang percaya memiliki sepenuhnya karunia-karunia Roh waktu Roh hidup dan berkembang di dalam kita.

Jikalau Allah bekerja di dalam kita, dengan sendirinya kita akan bertumbuh. Namun, keadaan "dengan sendirinya" itu tidak berarti pertumbuhan berlangsung tanpa rasa sakit. Pertumbuhan membuat bagian-bagian baru dari pikiran, emosi, dan tubuh kita bekerja. Apa yang kita alami pada saat-saat seperti itu sering terasa menyakitkan. Kita tidak biasa mengembangkan diri dengan cara seperti itu. Tetapi rasa sakit ini janganlah mengejutkan kita--otot-otot kita sakit setiap kali kita melakukan kegiatan baru. Para atlet sudah tahu bahwa otot-otot mereka akan sakit ketika mereka mulai berlatih. Penyerahan diri kepada Kristus dan ketaatan pada semua perintah-Nya membuat kita berkembang melampaui keadaan diri kita, dan itu menyakitkan. Tetapi rasa sakit ini amat berbeda dengan rasa sakit yang diakibatkan oleh siksaan atau penghukuman. Rasa sakit suatu pertumbuhan tidak akan kita sesalkan karena rasa sakit ini justru menuju kepada kesehatan, bukan kepada penyakit atau sakit syaraf.

Sebagian besar pertumbuhan terjadi secara tidak disadari. Dalam hal ini pertumbuhan biologis dan pertumbuhan rohani dapat disamakan. Kita tidak bisa melihatnya terjadi, hanya melihat bahwa itu sudah terjadi--dan mereka yang paling dekat dengannya sering kali menjadi orang yang paling tidak menyadari.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memajukan dan menolong pertumbuhan di dalam diri kita dan diri orang lain. Tetapi pertumbuhan yang sebenarnya berlangsung dengan cara yang misterius, jauh melampaui kemampuan kita untuk menyelidiki dan mengawasinya. Segala sesuatu yang kita lakukan itu penting, tetapi tidak satu pun yang bersifat menentukan. Satu hal yang perlu disadari ialah pertumbuhan orang Kristen merupakan pekerjaan Roh; Ia yang memberikan arah dan bentuknya. Perkumpulan Kristen hanya bisa melihat heran pada apa yang terjadi. Meskipun perkumpulan Kristen itu terlalu sering mengeluh tentang kekacauan dan kesusahan, seperti orang tua yang marah.

Mawas diri dalam hal ini adalah keliru. Roh yang berkuasa dalam iman kita terus-menerus menghalangi tindakan mawas diri. Pertumbuhan itu berlangsung tenang, tersembunyi, diam, dan sunyi. Prosesnya tidak bisa dicapai oleh suatu penyelidikan. Terus-menerus mengukur temperatur kerohanian kita tidaklah baik bagi kesehatan kita. Jikalau kita mawas diri terhadap pertumbuhan kita, apa yang sesungguhnya kita lakukan adalah menyelidiki perasaan kita--dan perasaan terkenal akan kebohongannya, khususnya dalam hal iman.

Perhatian kita terhadap pertumbuhan rohani tidak akan menjadi gangguan emosi dengan kecenderungan mawas diri hanya bila kita ikut serta dalam persekutuan ibadah. Pertumbuhan rohani yang sehat membutuhkan kehadiran orang lain--saudara seiman, pendeta, guru. Dengan hidup secara terpencil dan menyendiri, kita tidak bisa bertumbuh. Dua atau tiga orang yang berkumpul di dalam nama Kristus akan saling memelihara kesehatan jiwa.

Tuhan memberikan kita bermacam-macam sarana untuk bertumbuh; doa dan Alkitab, ketenangan dan keteduhan, penderitaan dan pelayanan. Tetapi sarana dasar yang paling penting adalah ibadah bersama. Pertumbuhan rohani tidak bisa terjadi dalam keterpencilan. Pertumbuhan rohani bukanlah hal pribadi antara orang Kristen dengan Allah. Dalam ibadah, kita datang di hadapan Allah yang mengasihi kita di tengah- tengah orang lain yang juga Ia cintai. Dalam ibadah, lebih dari waktu-waktu lainnya, kita dengan sengaja membuka diri untuk pekerjaan Allah dan untuk kebutuhan sesama kita, kedua-duanya mengharuskan kita untuk tumbuh menjadi sempurna menurut gambar Kristus, yang adalah Allah dan manusia bagi kita. Ibadah secara teratur dan setia sangat penting bagi pertumbuhan kekristenan, sama halnya dengan makanan dan tempat bernaung bagi anak yang sedang tumbuh. Ibadah merupakan terang dan udara, yang di dalamnya pertumbuhan rohani berlangsung.

Sumber diambil dan diedit dari:

Judul Buku : Pola Hidup Kristen
Judul artikel : Bertumbuh sebagai Orang Kristen yang Sehat
Penulis : Eugene Peterson
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung; YAKIN, Surabaya; Gandum Mas, Malang 2002
Halaman : 55--58

Kembali ke Artikel PESTA

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA