AUA-I Referensi 04a

Pelajaran 04 | Pertanyaan 04 | Referensi 04b | Referensi 04c

Nama Kursus : APOLOGETIKA UNTUK AWAM I (AUA I)
Nama Pelajaran : Karakter Manusia yang Berdosa
Kode Referensi : AUA I-R04a

Referensi AUA I-R04a diambil dari:

Judul buku : Teologi Sistematika 2: Doktrin Manusia
Judul artikel : Natur Dosa yang Pertama atau Kejatuhan Manusia
Penulis : Louis Berkhof
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1994
Halaman : 87 -- 89

Natur Dosa yang Pertama atau Kejatuhan Manusia

  1. Karakter formalnya.

  2. Dapat dikatakan bahwa melalui suatu sudut pandang yang sepenuhnya formal dosa manusia yang pertama terkait dengan dimakannya buah pengetahuan yang baik dan jahat. Kita tidak tahu pohon apakah ini sebenarnya. Mungkin saja pohon itu pohon kurma atau pohon ara, atau pohon buah yang lain. Tidak ada satupun yang membawa bahaya dalam pohon itu. Memakan buah itu saja per se tidaklah berdosa sebab tidak merupakan pelanggaran terhadap hukum moral. Hal ini berarti bahwa makan buah ini tidaklah berdosa jika seandainya Allah tidak pernah berkata: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kamu makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya pastilah engkau akan mati." Tidak ada pendapat yang seragam tentang mengapa pohon ini disebut sebagai pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Suatu pandangan yang agak umum adalah bahwa pohon itu disebut demikian sebab siapa yang memakan buahnya akan memperoleh pengetahuan praktis tentang yang baik dan jahat; akan tetapi agaknya tidaklah sesuai benar dengan Alkitab bahwa manusia dengan cara makan buah itu akan menjadi seperti Allah dalam mengetahui yang baik dan jahat, sebab Allah tidak pernah melakukan kejahatan, jadi tidak pernah memiliki pengetahuan praktis tentang kejahatan. Jauh lebih mungkin bahwa pohon itu disebut demikian sebab dimaksudkan untuk menyatakan: (a) apakah masa depan manusia akan baik atau jahat; dan (b) apakah manusia akan memperkenankan Allah menentukan baginya apa yang baik dan yang jahat atau akan menentukan sendiri bagi dirinya. Akan tetapi penjelasan apapun yang diberikan tentang nama pohon ini, perintah yang diberikan oleh Allah agar buah pohon itu tidak dimakan dimaksudkan untuk menguji ketaatan manusia. Ujian ini adalah ujian ketaatan yang murni, sebab bagaimanapun Allah tidak berusaha membenarkan atau menjelaskan larangan itu. Adam harus menunjukkan kemauannya untuk meletakkan kehendaknya di bawah kehendak Allah dalam seluruh ketaatan.

  3. Karakter esensial dan materialnya

  4. Dosa pertama manusia adalah suatu dosa tipikal, yaitu dosa di mana esensi sesungguhnya dari dosa itu dengan jelas menyatakan dirinya sendiri. Esensi dari dosa itu terletak pada kenyataan bahwa Adam meletakkan dirinya dalam keadaan yang bertentangan dengan Allah, dan ia menolak untuk meletakkan kehendaknya di bawah kehendak Allah, dan menolak membiarkan Allah menentukan seluruh jalan hidupnya. Ia secara aktif berusaha mengambilnya dari tangan Allah dan menentukan masa depannya sendiri. Manusia jelas tidak mempunyai hak untuk mengklaim Allah dan manusia hanya dapat menetapkan suatu klaim dengan cara menggenapi syarat- syarat dalam perjanjian kerja. Tetapi manusia telah memisahkan diri dari Allah dan bertindak seolah-olah ia memiliki hak- hak tertentu terhadap Allah. Pengertian bahwa perintah Allah adalah suatu pemutusan hak-hak manusia tampaknya sudah ada dalam pikiran Hawa ketika ia menjawab pertanyaan Iblis, ia menambahkan kata-kata, "Jangan kamu makan ataupun raba buah itu (Kej 3:3). Jelas Hawa ingin menekankan kenyataan bahwa perintah itu agak tidak masuk akal. Bermula dari presuposisi bahwa ia memiliki hak-hak tertentu terhadap Allah, manusia mengambil pusat yang baru, yang ditemukannya dalam dirinya sendiri untuk bertindak menentang pencipta-Nya. Ini menjelaskan keinginannya untuk menjadi seperti Allah dan keraguannya akan kebaikan Tuhan dalam memberikan perintah. Tentunya berbagai elemen dapat dibedakan dari dalam dosa pertama tersebut. Dalam intelek, dosa itu adalah ketidakpercayaan dan kesombongan, dalam kehendak, dosa ingin seperti Allah dan dalam perasaan, sebagai suatu kepuasan yang tidak kudus dengan memakan buah yang terlarang.

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA