MDD - Pelajaran 06

Nama Kursus : Manusia Dan Dosa
Nama Pelajaran : Jaminan Keselamatan
Kode Pelajaran : MDD-P06

Pelajaran 06 - JAMINAN KESELAMATAN

Daftar Isi

  1. Kepastian Keselamatan
  2. Ketekunan Orang-Orang Percaya
  3. Respons Orang Percaya Terhadap Anugerah Keselamatan
    1. Menanggalkan Kehidupan Lama
    2. Berjalan Dalam Kehendak Tuhan
    3. Mengerjakan Keselamatan
    4. Rencana Allah adalah Dasar Jaminan


DOA

JAMINAN KESELAMATAN

Jaminan keselamatan seutuhnya tergantung kepada pegangan Allah terhadap mereka, dan bukannya atas pegangan mereka kepada Allah.

  1. Kepastian Keselamatan

    Apakah ada orang yang dapat memastikan dirinya telah diselamatkan? Jawabnya, ada! Siapa? Mereka yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Mereka yang telah masuk ke dalam relasi dengan Allah memiliki jaminan keselamatan. Alkitab secara gamblang mengajarkan kepada kita tentang kepastian keselamatan. Tuhan Yesus mengatakan: "... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Yohanes 3:5). Kelahiran baru merupakan karya Roh Kudus sepenuhnya dalam kehidupan seseorang. Jika seseorang telah dilahirkan baru, maka ia akan menjadi anggota Kerajaan Allah, sekaligus menjadi anak-anak Allah berdasarkan pembenaran yang Allah lakukan. Selain itu, orang yang telah dilahirkan kembali oleh Roh, ia akan mengenakan manusia baru. Manusia baru yang kita kenakan itu merupakan hasil dari pengudusan.

    Apakah orang percaya sekaligus manusia lama dan manusia baru? Dalam Roma 6:6, Paulus menjelaskan bahwa manusia lama adalah pribadi yang secara total diperbudak oleh dosa. Namun, pribadi yang diperbudak dosa itu telah disalibkan dengan Kristus. Dengan demikian, orang-orang percaya bukan lagi merupakan manusia-manusia lama, melainkan manusia baru di dalam Kristus. Menurut John Murray, manusia lama adalah manusia yang belum diregenerasikan, sedangkan manusia baru adalah manusia yang telah diregenerasikan di dalam Kristus.

    Walaupun orang-orang percaya adalah manusia baru, akan tetapi mereka belum mencapai kesempurnaan yang tanpa dosa dan masih harus bergumul melawan dosa. Proses manusia baru ini bersifat dinamis yang memerlukan pembaruan, perubahan, dan transformasi yang terus-menerus. Kecenderungan terhadap dosa tetap ada di dalam diri manusia, namun tidak lagi diperbudak oleh dosa.

    Setiap orang yang percaya kepada Kristus, maka dipastikan bahwa dirinya sudah diselamatkan. Sebab, keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus, tidak ada nama lain yang dapat memberikan keselamatan kepada manusia. Tuhan Yesus datang untuk mendamaikan manusia dengan Allah, memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semula telah rusak, dan Dia datang untuk menyelamatkan manusia. Manusia hanya perlu merespons karya keselamatan itu dengan percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat yang hidup.

  2. Ketekunan Orang-Orang Percaya

    Doktrin ketekunan orang-orang percaya adalah mereka yang memiliki iman sejati tidak akan kehilangan iman itu secara pada akhirnya. Orang-orang percaya sejati bertekun bukan karena kekuatan mereka sendiri, melainkan karena kasih setia Allah yang tidak berubah (Yohanes 6:39).

    Kita memiliki jaminan oleh karena keselamatan adalah dari Tuhan dan kita adalah buatan tangan-Nya. Ia memberikan Roh Kudus kepada orang percaya sebagai suatu janji bahwa Dia akan menggenapi apa yang telah dimulai oleh-Nya. Dia juga memeteraikan setiap orang percaya dengan Roh Kudus. Jaminan kekal itu tertulis dalam kitab 1 Petrus 1:3-5.

    Sama seperti jemaat mula-mula yang bertekun dalam Tuhan, demikian pula orang percaya saat ini, diharapkan mampu bertekun dalam pengajaran yang benar akan firman, dan sehati sepikir dalam melayani Tuhan, sehingga hidup kekristenan tidak stagnan, namun kehidupan Kristen tetap mampu menghasilkan buah dan saling membangun jemaat Tuhan satu sama lain.

  3. Respons Orang Percaya terhadap Anugerah Keselamatan

    Tindakan selanjutnya yang wajib dilakukan oleh orang percaya dalam kehidupan baru adalah sebagai berikut:

    1. Menanggalkan Kehidupan Lama

      "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2 Korintus 5:17). Ketika seseorang sudah menjadi manusia baru di dalam Kristus, ia menyingkirkan hal-hal yang tidak menyenangkan hati Kristus dari hidupnya. Proses untuk berubah menjadi manusia baru memang tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama serta terkadang menyakitkan. Tidak mudah seorang Kristen bisa melakukan hal ini sendiri. Dengan terbatasnya kemampuan manusia, Allah bersedia memberikan kuasa-Nya pada setiap orang percaya untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Alkitab juga memperingatkan kita akan dosa, "Karena itu tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu!" (Yakobus 4:7).

      Dalam 2 Korintus 5:14-16 dan Efesus 4:20-32; 5, menjelaskan mengenai bagaimana sikap hidup manusia baru dan hal-hal apa saja yang harus dibuang dalam kehidupan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Orang yang telah mengenakan manusia baru harus bersedia menanggalkan hal-hal yang jahat dan mengenakan/melakukan yang baik dengan pertolongan Tuhan.

    2. Berjalan Dalam Kehendak Tuhan

      Merupakan suatu realita jika Allah mau dan mampu memimpin umat-Nya untuk menemukan kehendak-Nya. Kita mengetahui hal ini melalui firman Tuhan (contoh: Amsal 3:6; Efesus 5:17; Kolose 4:12). Ada beberapa orang Kristen mengatakan dengan mudah, seperti ini: "Allah mengatakan kepada saya untuk melakukan hal ini atau Tuhan memanggil saya untuk melakukan itu. Seakan-akan mereka memiliki hubungan langsung ke surga dan berada dalam komunikasi telepon yang terus-menerus dengan Allah." Apakah benar demikian?

      Dalam menemukan kehendak Tuhan, kita harus belajar firman Tuhan, berdoa, dan berdiskusi. Berikut ini hal-hal praktis yang dapat kita lakukan untuk berjalan dalam kehendak Tuhan:

      1. Mengakui Tuhan di segala langkah dalam kehidupan kita, artinya mengikutsertakan Tuhan senantiasa dalam segala hal (Amsal 3:6).
      2. Tetap murni, artinya menjaga kemurnian iman kita kepada Allah di dalam segala keadaan (1 Timotius 5:22).
      3. Hidup dalam kehidupan ilahi, artinya senantiasa hidup dalam terang kasih Tuhan (Titus 2:12-13).

      Semua ini butuh komitmen supaya kita senantiasa berjalan dalam kehendak-Nya. Alkitab mencatat tokoh-tokoh yang berhasil berjalan dalam kehendak Tuhan dan di antara mereka ada pula yang gagal. Paulus menjadi contoh yang dinamis dalam hal ini, pertobatannya yang radikal dan keputusannya untuk meninggalkan Yudaisme serta hidup di jalan Tuhan. Seperti halnya Paulus, setiap orang Kristen masa kini tentu memerlukan komitmen pribadi untuk dapat berjalan dalam kehendak Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki.

    3. Mengerjakan Keselamatan

      "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4).

      Orang Kristen yang telah mengenakan manusia baru itu merupakan pekerja Kristus. Ketika seseorang datang kepada Yesus Kristus melalui pertobatan dan iman, dia tidak lagi sama dengan yang dulu. Tidak mungkin menyembunyikan hidup berkelimpahan yang dia nikmati. Ada sesuatu dalam diri orang tersebut yang menghendaki untuk menjangkau orang-orang yang masih tersesat. Ini adalah bagian dari respons kita terhadap keselamatan yang telah diberikan oleh Allah.

      Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam mengerjakan keselamatan, yaitu:

      1. a. Bersaksi

        Menceritakan Yesus kepada orang lain adalah bukti nyata bahwa seseorang sudah diselamatkan. Ia akan memberitakan kabar baik mengenai keselamatan dalam Yesus Kristus dan membagikan pengalamannya sendiri ketika percaya kepada Yesus. Hal ini merupakan tanda jelas bahwa orang tersebut telah bertemu dengan Yesus secara pribadi. Salah satu contohnya, kita bisa melihat dari firman Tuhan ini: "Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias" (Yohanes 1:40-41).

        Sekarang kita harus melakukan seperti yang dilakukan Andreas. Pertama, kita harus yakin dalam hati kita sendiri. Kita harus menerima Yesus Kristus. Kedua, kita harus pergi dan menceritakan kepada orang lain. Ketiga, kita harus melakukan lebih dari sekadar menceritakan; kita harus membawa orang kepada Kristus.

        Dalam kata Yunani, bersaksi memakai kata "Marturia" yang secara literal adalah bersaksi atau menceritakan sesuatu dengan segenap hati. Bersaksi adalah cara untuk mengerjakan keselamatan. Menyatakan cinta kasih Tuhan dalam hidup sehari-hari dapat menguatkan jemaat yang lain, selain itu bersaksi dapat memuliakan Tuhan dan menjadi gaya hidup orang Kristen.

      2. Memenangkan Jiwa

        Tuhan Yesus mengatakan, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Tuhan Yesus tidak pernah meminta kita untuk melakukan sebuah tugas yang tidak mungkin bisa kita lakukan. Dia selalu memperlengkapi setiap pekerja dengan kuasa dan bimbingan. Lihatlah beberapa cara yang dapat digunakan seorang Kristen untuk membawa orang lain kepada Kristus.

        1. Kita bisa membiarkan orang lain melihat ungkapan kasih Allah dalam diri kita.
        2. Kita bisa membaca dan menjelaskan firman Tuhan kepada orang lain.
        3. Kita bisa berdoa untuk orang lain.
        4. Kita bisa mengunjungi dan mendoakan orang lain.
        5. Kita bisa hidup menurut contoh kehidupan Kristen.
        6. Kita bisa mengundang orang lain ke gereja kita untuk mendengarkan khotbah tentang Injil.

        Semua pria atau wanita yang memiliki kerinduan yang dalam dan iman kepada Kristus dan yang memunyai kasih yang murni kepada sesama, dapat dengan mudah mendapatkan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenangkan jiwa-jiwa. Jangan mengatakan bahwa ini adalah pekerjaan untuk para pendeta dan diaken di gereja saja. Ini adalah tugas setiap orang Kristen.

        Ada beberapa hal yang diperlukan oleh seseorang untuk memenangkan jiwa, yaitu:

        1. Kasih yang murni untuk orang lain.

          Seseorang yang ingin memenangkan jiwa-jiwa harus memunyai suatu kasih yang murni untuk orang lain. Memenangkan jiwa tanpa kasih adalah mustahil. Paulus berkata, "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami." (2 Korintus 5:14).

          Kita belajar untuk mengasihi orang lain melalui kasih kita yang dalam kepada Kristus. Pada mulanya Paulus membenci kepada bangsa-bangsa yang bukan bangsa Yahudi, tetapi ketika dia menjadi seorang Kristen, Allah mengutus dia sebagai seorang rasul untuk memberitakan firman Tuhan kepada mereka. Tentu saja, kasih Paulus kepada Allah membuat hal itu mungkin baginya untuk mengasihi sesama.

        2. Penyerahan yang penuh untuk memenangkan jiwa.

          Seseorang tidak dapat memenangkan jiwa bagi Tuhan dengan setengah hati. Kerinduan dan kasih seorang Kristen yang seutuhnya sangat diperlukan. Kita mengerti bahwa tidak semua orang dapat memberikan waktu mereka sepenuhnya untuk menjangkau jiwa-jiwa. Beberapa penjangkau jiwa-jiwa yang paling efektif adalah mereka yang bersedia meluangkan sebagian waktu mereka untuk menjangkau jiwa-jiwa. Masalahnya adalah ketika kita sungguh-sungguh mengambil waktu keluar untuk bersaksi, pusatkan diri kita untuk bersaksi. Jangan buang waktu kita. Yesus sangat memusatkan dirinya untuk berbicara dengan seorang wanita dari Samaria di dekat sebuah sumur sehingga Dia lupa waktunya makan. Ketika murid-murid-Nya bertanya apakah Dia sudah makan, Dia menjawab, "Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku" (Yohanes 4:34). Tuhan Yesus menggunakan kesempatan itu dengan sepenuhnya.

        3. Kuasa Ilahi.

          Tuhan Yesus menjanjikan kepada murid-murid-Nya bahwa Roh Kudus akan memperlengkapi mereka dengan kuasa. Dia memerintahkan mereka untuk menunggu di Yerusalem sampai waktunya mereka akan menerima Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:4-5).

          Kita seperti juga para murid Tuhan, dapat menerima kehadiran Roh Kudus. Tuhan Yesus berjanji. "Aku akan selalu menyertai kamu" (Matius 28:20).

        4. Pengetahuan Alkitab.

          Pengetahuan akan Alkitab dalam jumlah yang memadai perlu untuk seseorang yang merindukan untuk memenangkan jiwa-jiwa. Penjangkau jiwa harus tahu bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan keselamatan. Kebenaran Allah, seperti yang diberikan kepada kita di Alkitab adalah pedang Roh. "Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; Ia, menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita" (Ibrani 4:12). Ini adalah beberapa ayat yang dapat kita gunakan dalam memenangkan seseorang bagi Kristus, yaitu: Roma 6:23; Ibrani 9:27; Efesus 2:8-9; Roma 3:23; Roma 10:9-10.

        5. Siapkan hati dan pikiran.

          Kesempatan untuk bersaksi datang hampir setiap waktu. Perlu pikiran yang siap untuk mendapatkan waktu dan cara untuk memulai percakapan dengan orang lain mengenai jiwa orang tersebut. Banyak orang yang gagal untuk berbicara dengan orang lain tentang Kristus karena mereka takut akan membuat kesalahan. Ingat bahwa lebih baik sewaktu-waktu membuat kesalahan daripada diam saja dan tidak pernah memenangkan jiwa untuk Kristus. Orang yang sudah rindu untuk bersaksi akan menemukan bahwa dia mempunyai kemampuan untuk melakukan tugas itu. Setelah mendapatkan beberapa pengalaman, ia akan lebih percaya kepada Tuhan dan dirinya sendiri.

          Seseorang yang ingin memenangkan jiwa harus ingat untuk bersikap lembut dan sabar. Dia harus belajar untuk membawa orang lain ke sekitar masalah besar tentang keselamatan tanpa mengejutkan mereka atau membuat mereka marah. Orang lain harus melihat kasih dan ketulusannya.

        6. Keahlian dalam menyampaikan kebenaran.

          Kecakapan terbaik untuk menyampaikan kebenaran yang diketahui seseorang dengan jelas adalah dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang kebenaran itu sendiri. Pemenang jiwa harus bisa menyatakan kebenaran Injil yang menyelamatkan sejelas mungkin. Ia harus menggunakan gambaran yang baik supaya penjelasannya dapat diterima oleh orang yang sedang diberi kesaksian. Di samping itu, ia harus selalu berdoa untuk mendapatkan bimbingan Tuhan.

    4. Rencana Allah adalah Dasar Jaminan

      Ada penghiburan yang tidak terkatakan bagi orang yang telah dipanggil Allah. 2 Timotius 2:19 menyatakan, "Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan." Mereka yang telah dibangun dalam rencana kekal Allah tidak perlu merasa takut untuk jatuh dan terhilang. Kuasa manusia dan kejamnya pencobaan tidak akan pernah dapat menjatuhkannya. Tidak ada satu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Roma 8:35 menyatakan, "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?" Kiranya Allah yang bekerja dengan kuat dalam diri kita sehingga kita dapat mampu berkata seperti yang Paulus katakan, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7)


Akhir Pelajaran (MDD-P06)

DOA

"Sungguh besar kasih-Mu bagiku ya Allah Tuhan-Ku. Ajarlah aku menghargai keselamatan yang Engkau berikan kepadaku. Pimpinlah hidupku supaya memberi kemuliaan bagi Nama-Mu yang agung. Jadikan aku alat-Mu, sehingga semakin banyak orang yang mendengar kasih-Mu dan rencana keselamatan-Mu yang besar dan ajaib." Amin.

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA