Kehidupan Kedua

Dulu ada yang bertanya kepadaku, "bagaimana cara Allah membuat kamu ketawa ded?"
Tulisan dibawah ini adalah salah satu cara Tuhan membuat saya ketawa atau senang ataupun penghiburan bagiku.

Mielalui mimpi:
Di dalam mimpi itu aku memerankan seorang pria muda sekitar awal 20an, yang senang bekerja dan takut akan Tuhan. Pada suatu hari segala pekerjaanku di sabotase orang, atau di klaim oleh rekan kerja dan pacarku saat itu. Bukan hanya di ambil alih oleh mereka, tetapi saya pun diculik mereka, dan dibawa ke suatu tempat terpencil, supaya bisa memaksa saya bekerja sama mereka tanpa bayaran.

Hari demi hari, penyiksaan pun datang silih berganti. Sehebat apapun atau sebagus apapun hasil kerja yang kulakukan untuk mereka, mereka tidak peduli, dan mereka tidak akan melepaskanku. Mereka pun cukup pintar dengan memberi kabar kepada keluargaku, bahwa aku harus kerja di luar kota dalam waktu yang lama. Tetapi keluargaku merasa curiga, sebab orang tua yang baik pasti mengenal anak-anaknya. Demikianlah orang tuaku, mereka berusaha sekuat tenaga, dan pikiran serta minta tolong kepada pendeta-pendeta untuk berdoa supaya aku dapat segera ditemukan.

Sementara di tempat penyekapan itu,disaat harapan hampir-hampir hilang, aku teringat akan janji-janji Tuhan. Bahwa Tuhan pasti memberikan pertolongan, dan pertolongan dari Tuhan tak akan pernah terlambat. Aku terus berharap kepada Tuhan, dan terus berdoa, walaupun penyiksaan itu makin lama makin keras. Salah sedikit, aku dipukul. Salah sedikit, aku tidak diberi makan. Melakukan kesalahan yang dianggap mereka fatal atau berat, maka aku tidak dikasih makan selama beberapa hari.

Akhirnya pada suatu hari, aku melihat ada sebuah kesempatan untuk meloloskan diri. Sebab mereka telah melakukan pesta besar-besaran, sehingga mereka semua tertidur oleh lelah dan mabok juga. Aku tidak ragu sedikit pun memanfaatkan kesempatan itu untuk berusaha kabur dari tempat penyekapan itu. Dan Puji Tuhan, aku berhasil sampai ke jalan raya, dan aku melihat ada seorang pendeta yang aku kenal, sedang lewat jalan itu. Pasti karena campur tangan Tuhan, sehingga pendeta itu bisa lewat pas disaat yang sama aku melarikan diri dari penyekapan itu. Pendeta itu tanpa basa basi langsung menolong saya. Dan langsung mengantarku menemui keluargaku.

Tentu saja keluargaku sangat gembira karena aku telah pulang kembali dengan selamat walaupun banyak luka di sekujur tubuhku. Keluarga aku sepakat untuk tidak membalas dendam ke mereka, ataupun menuntut mereka. Sebab keluargaku bersyukur dan tidak menuntut mereka yang menyekapku, alasannya karena pembalasan adalah hak-Nya Tuhan, jadi keluargaku tidak menuntut para penyekapku. Dan itu membuatku sangat jengkel.

Beberapa tahun kemudian, setelah aku menjalani kehidupan yang normal, dan sudah bertunangan dengan seorang gadis. Dan aku pun mendapat seorang sahabat yang sangat akrab, melebihi saudaraku sendiri. Sahabatku itu pun sudah merencanakan untuk menikah di tahun itu. Dan kami begitu akrab, sehingga kami kerja selalu bersama-sama, dan melakukan hobi bersama-sama pula.

Tetapi pada suatu hari, ketika sedang berada dalam sebuah pesta. Saya melihat salah seorang dari kawanan yang menyekapku. Tidak berpikir panjang, niat membalas dendam itu tiba-tiba muncul. Dan disuasana yang cukup sepi juga, akhirnya aku dengan tidak ragu-ragu membunuh orang itu. Dan kejadian itu dilihat oleh beberapa orang, termasuk sahabatku dan tunanganku. Saya pun langsung melarikan diri, dan atas nasihat sahabatku itu, kami pergi ke negeri orang (luar negeri). Sahabatku, tunangan sahabatku, dan tunangan aku ikut pergi merantau ke negeri orang.

Singkat cerita, kami tinggal bersama-sama dalam suatu rumah yang cukup kumuh, keluargaku dan keluarga dari sahabatku, kami hidup saling menopang satu sama saling. Karena kami pendatang gelap, sehingga kami tidak bisa kerja seperti dahulu, dan membuat istri-istri kami pun harus membantu mencari uang. Sungguh berat rasanya, terlebih ditambah kehadiran seorang anak. Siang malam kami harus bekerja, hanya sedikit waktu untuk istirahat. Tetapi aku masih lebih beruntung daripada sahabatku itu. Sebab istri dari sahabatku itu, tidak menerima keadaan mereka yang susah dan hidup di dalam kekurangan. Sedangkan saya beruntung karena mendapatkan seorang istri yang siap sedia jadi penolongku disaat aku jatuh, dan jadi penghiburku disaatku bersusah hati. Sungguh bahagiannya punya istri seperti itu.

Suatu hari, aku sangat rindu untuk pulang, dan memberitahukan kabarku kepada keluargaku. Sahabatku dan istriku pun beberapa waktu berusaha terus menghiburku untuk tetap bersemangat, tetapi apa daya, karena aku begitu kangen orang tuaku, aku hanya dapat menangis dan berdoa. Disaat aku berdoa, tiba-tiba aku ingat akan ucapan orang tuaku, bahwa aku punya paman yang tinggal di negeri asing ini. Dan aku pun memutuskan untuk mencari pamanku itu.

Dengan ditemani oleh sahabatku, aku mencari tempat usaha pamanku itu. Oleh pertolongan dari Tuhan, kami segera menemukannya. Awalnya pamanku tidak mengenaliku, sebab sudah lebih dari sepuluh tahun kami tidak ketemu. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, dan pamanku mengamat-amatiku, akhirnya pamanku ingat, bahwa aku adalah keponakannya. Segera saja pamanku langsung memeluk aku. Dan pamanku langsung menelpon orang tuaku, memberi kabar bahwa aku masih hidup. Saya pun meminta untuk dapat berbicara dengan orang tuaku di telepon itu. Air mataku tak terbendung lagi, dan aku menangis karena begitu rindu akan orang tuaku. Singkat cerita, pamanku memaksa kami harus tinggal bersamanya. Jadi keluargaku dan keluarga sahabatku tinggal di rumah pamanku itu.

Lalu pamanku mengadakan sebuah pesta yang sangat meriah untuk aku. Sebab aku ini telah dianggap mati dan ternyata masih hidup, aku telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah kami berpesta. Di dalam pesta itu, ada suatu hal yang mengejutkanku maupun sahabatku. Ternyata orang-orang yang pernah menyekapku itu, sekarang kerja sebagai karyawan di perusahaan pamanku itu. Dan yang lebih mengejutkan, orang yang aku kira sudah membunuhnya, ternyata masih hidup, dan ia pun menjadi salah seorang karyawan dari pamanku. Dan orang-orang itu memohon belas kasihan untuk tidak memecat mereka. Sebab hanya pamanku saja yang mau menerima mereka, dan memberi mereka upah yang layak.

Pikirku, mungkin inilah yang disebut oleh Tuhan, bahwa pembalasan adalah hak-Nya Tuhan. Kita tidak perlu bersusah payah untuk membalas dendam kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada kita, sebab pada suatu hari nanti, Tuhan pasti akan menghukum mereka, dan membalas segala kejahatan mereka, serta Tuhan pun mungkin membuat mereka itu jadi sangat rendah di bandingkan kita. Oleh sebab itu serahkanlah segala permasalah hidup kita kepada Tuhan. Sebab Tuhan pasti adil, dan Tuhan tahu saat yang tepat untuk meninggikan ataupun merendahkan orang. Jadi takutlah selalu akan Tuhan.

Disaat aku sedang berpikir demikian, datanglah kedua orang tuaku. Mereka datang dan langsung memelukku. Kami menangis karena begitu rindu, dan orang tuaku merasa anaknya yang telah hilang, dan kini di dapatinya kembali. Setelah berpelukan dan bertangis-tangisan, kini tibalah aku mengenalkan istriku dan anaku ke orang tuaku. Dan kami semua sangat senang juga terharu. Setelah itu kami berpesta dan bersukaria sepanjang malam itu.

Besok harinya kami yaitu aku, istriku, dan anakku, serta sahabatku dengan istrinya dibelikan tiket untuk pulang ke negera asal kami. Dan setibanya di negara asal kami, kami disambut dengan gembira oleh keluarga besar aku. Lalu singkat cerita, kami memulai hidup yang baru, hidup yang kedua di negara asal kami.

Susah senang, pahit-manis, kelaparan maupun kekenyangan, intinya semua suka duka telah kami lewati. Dan kini kami mau memulai hidup yang kedua, hidup sesuai dengan Firman Tuhan.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; (Mazmur 37:5)

*******

Setelah itu saya terbangun, dan langsung menuliskannya supaya tidak lupa. Terima kasih telah membaca tulisanku ini, kiranya menjadi berkat bagi setiap orang yang percaya bahwa Yesus menghendaki kita bertobat dan hidup di dalam kebenaran Allah.

Salam dalam Kasih Yesus Kristus,
Dedy Yanuar

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA