Nama Kursus | : | Pernikahan Kristen (PKS) |
Nama Pelajaran | : | Kemurnian |
Kode Pelajaran | : | PKS-R03b |
Referensi PKS-R03b diambil dari:
Judul Buku | : | Hanya Maut yang Memisahkan Kita |
Judul Artikel | : | Romantisme dalam Pernikahan |
Pengarang | : | Pdt. Roby Setiawan, Th.D. |
Penerbit | : | Setiawan Literature Ministry, 2007 |
Halaman | : | 50 -- 54 |
REFERENSI PELAJARAN 03b - KEMURNIAN
ROMANTISME DALAM PERNIKAHAN
Setiap pernikahan dapat berubah suasananya sejalan dengan pergerakan
waktu. Romantisme yang pernah ada pada waktu berpacaran pun bisa
berubah. Memang hal ini bergantung pada pasangan itu. Pada sebagian
pasangan, romantisme dapat hilang begitu saja; namun pada pasangan
lainnya romantisme diekspresikan dengan cara yang selalu baru dan
lebih kreatif.
Setiap orang memang mempunyai pemahaman yang berbeda tentang
romantisme. Perbedaan yang belum dipahami itu sering menimbulkan
ketegangan dan kekecewaan dalam hubungan suami-istri. Romantisme yang
sehat adalah apabila terdapat keseimbangan antara unsur perasaan dan
pikiran.
Kebencian adalah perintang romantisme besar. Kebencian merugikan kedua
belah pihak. Kebencian menimbulkan sakit hati pada si pembuat masalah
juga tentunya pada diri orang yang disakiti. Memang, dalam pernikahan
selalu ditemukan unsur kekecewaan, luka hati karena kebutuhan dan
harapan yang tak terpenuhi. Ingatlah, bahwa Anda menikah dengan orang
yang tidak sempurna sama seperti diri Anda juga demikian.
Bersediakah Anda menerima pasangan Anda apa adanya? Tentunya ini
sesuai dengan firman Tuhan yang berkata, "Sebab itu terimalah satu
akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk
kemuliaan Allah" (Rom 15:7).
Tuhan Yesus menerima kita tanpa mempersoalkan lebih dahulu kejahatan
kita waktu lalu; dan tanpa menuntut kita agar suci dahulu. Ia rela
menerima kita sebagaimana adanya, baru setelah itu Ia menolong kita
untuk memperbaiki diri.
Penerimaan berarti pengampunan perbuatan akan masa lampau. Jika
seseorang diterima apa adanya, maka ia akan merasa bebas untuk:
mengembangkan dan memperbaiki diri, menjalani kehidupan, sharing
secara terbuka dan bebas mengasihi diri sendiri serta pasangannya
secara sehat. Berikut ini ada beberapa "bahasa kasih" dari suami/istri
kepada pasangannya.
A. BAHASA KASIH YANG DIEKSPRESIKAN OLEH SANG SUAMI KEPADA ISTRINYA.
"Istriku akan senang sekali apabila..."
- Aku memeluknya dari belakang secara tiba-tiba.
- Ketika makan bersama kakiku mencari-cari kakinya.
- Aku mengusap-ngusap mukanya dan mencium matanya pada waktu ia
berbaring di tempat tidur.
- Aku menyiapkan bekal untuk anak-anak untuk sekolah ketika tekanan
darahnya anjlok.
- Aku mensharingkan rencana masa depan kami, visi dari Tuhan dan apa
yang bisa kami lakukan bersama anak-anak untuk mencapai visi itu.
- Kami ke kamar anak-anak menjelang mereka tidur untuk bernyanyi dan
berdoa bersama-sama.
- Aku memujinya di depan anak-anak.
- Ia berbaring dan bersandar di lengan kiriku sambil mendengarkan
bunyi detak jantungku yang teratur dan tegas.
- Waktu pulang dari luar kota, aku membawakannya bakso, karena itulah
makanan favoritnya.
- Aku melakukan "warming-up" (persiapan) yang cukup sebelum
menikmati hubungan intim.
B. BAHASA KASIH YANG DIEKSPRESIKAN OLEH SANG ISTRI KEPADA SUAMINYA
"Suamiku akan merasa bahagia apabila...."
- Aku mendengarkan sharingnya dengan sungguh-sungguh sambil
mengarahkan pandanganku kepadanya.
- Aku memijat-mijat kepala, punggung, dan badannya ketika ia sedang
stres.
- Aku menemaninya untuk menonton film dan program-program kesukaannya
di layar TV.
- Aku membacakan artikel-artikel khusus yang ia minta, sehingga pada
waktu diskusi rasanya nyambung dan enak.
- Pada waktu ia pulang malam dan capek sekali, aku menyiapkan makanan
kesukaannya.
- Aku menepuk pundaknya dan mendoakannya pada waktu ia akan menjalani
tugas yang besar.
- Aku "berteriak-teriak" - sewaktu ia menggosok-gosokkan jenggot yang
baru tumbuh di lenganku.
- Aku memakai body lotion yang wanginya ia sukai.
- Aku merawat tubuhku agar tetap fit dan langsing.
- Aku memakai baju tidur yang rendah belahan lehernya dan seolah-
olah berkata, "welcome".
C. BEBERAPA SARAN UNTUK MENYULUT CINTA ROMANTIS:
- Romantika dalam pernikahan tidaklah didapat secara otomatis, tetapi
harus diusahakan, sehingga membutuhkan waktu dan pengorbanan dari
suami dan istri.
- Jadilah pribadi yang menarik walaupun tidak rupawan. Christian Dior
pernah berkata, "Wanita yang jelek itu tidak ada. Yang ada ialah
wanita yang tidak tahu membuat dirinya menarik." Untuk menjadi
pribadi yang menarik dibutuhkan adanya keelokan batin.
- Tidak selalu benar bahwa seorang wanita kehilangan daya pikatnya
ketika bentuk-bentuk lahiriahnya mulai memudar. Pengetahuan dan
pengalaman seorang yang sudah senior apabila digunakan dengan baik
bisa menyaingi gadis-gadis muda. Berikut ini adalah contoh orang-
orang yang terkenal: Balzac pada usia 23 tergila-gila dan menikah
dengan seorang wanita yang berusia 40. Goethe pada usia 26 menikah
dengan wanita berusia 33. Rousseau pada usia 21 menikah dengan
wanita berusia 34. Lou Tellegen (31 th) terpikat dengan Sarah
Bernhardt yang berusia 35 tahun lebih tua darinya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ciri-ciri fisik seorang wanita memang
menarik pada awal perjumpaan; namun selanjutnya dibutuhkan
kemampuan jiwa untuk membuat sang partner terus-menerus tertarik
padanya. Justru ironis sekali melihat fakta bahwa perceraian lebih
banyak menimpa orang-orang yang rupawan. Salah satu sebabnya adalah
karena mereka lebih mudah memikat orang lain, atau mereka mempunyai
sifat narcistik (memuja diri) dan egocentric (berpusat pada diri
sendiri saja). Dengan demikian, kecantikan dan ketampanan dapat
berubah menjadi'racun'.
- Memiliki rasa percaya diri yang sehat. Ini tidak identik dengan
sifat sombong. Rasa percaya diri didasarkan pada keyakinan bahwa
anugerah Allah cukup bagi setiap orang. Setiap orang perlu merasa
dirinya baik dan diberikan potensi serta karunia yang unik oleh
Tuhan, sehingga ia tidak perlu iri hati terhadap orang lain. Rasa
percaya diri dapat terpancar lewat caranya berdandan, berbicara dan
membawa diri.