Nama Kursus : KEHIDUPAN RASUL PAULUS
Nama Pelajaran : Paulus Ditangkap dan Dipenjara
Kode Pelajaran : KRP-P05
Pelajaran 05 - PAULUS DITANGKAP DAN DIPENJARA
Daftar Isi
----------
Bacaan Alkitab
- Di Hadapan Festus
- Di Hadapan Agripa
- Berlayar ke Roma
- Kandas di Malia
- Pemenjaraan Paulus
- Surat-surat yang Ditulis Dipenjara
- Surat Kepada Jemaat di Filipi
- Surat Kepada Filemon
Doa
BACAAN ALKITAB
Kisah Para Rasul 24:1-28:10; 28:11-31.
Sidang Paulus yang pertama di hadapan Feliks. Feliks adalah seorang
penguasa yang jahat dan tidak adil. Orang-orang yang mendakwa Paulus
bukanlah orang-orang Yahudi yang berasal dari Asia, melainkan dari
Yerusalem. Mereka menyewa seorang pengacara bangsa Romawi bernama
Tertulus. Tertulus mulai menyampaikan tuduhannya di hadapan sidang
dengan terlebih dahulu memuji-muji Feliks pemimpin yang jahat itu.
Kemudian ia menyampaikan dua dakwaan Paulus:
- Paulus adalah seorang anggota sekte Nasrani.
- Ia telah melanggar kekudusan Bait Allah.
Paulus tidak memiliki pengacara, tetapi dengan keahliannya ia membela
kasusnya sendiri. Ia membuktikan bahwa ia tidak melanggar kekudusan
Bait Allah. Ia memberitahukan mereka semuanya bahwa ia adalah seorang
Kristen dan agama itulah sebenarnya "agama Yahudi yang benar". Paulus
memenangkan persidangan ini. Seharusnya ia segera dibebaskan, tetapi
Feliks takut kepada para pemimpin Yahudi, sehingga ia menunda
keputusannya dan membiarkan Paulus tetap dalam penjara. Bacalah Kisah
Para Rasul 24.
1. DI HADAPAN FESTUS
Karena Feliks seorang pemimpin yang jahat, maka Kaisar Nero
mengganti dia dengan Ponsius Festus. Festus diharapkan menjadi
seorang pemimpin yang lebih baik daripada Feliks. Karena Festus
adalah pemimpin baru, maka orang-orang Yahudi sekali lagi membawa
perkara Paulus di hadapan Festus. Pada saat itu Festus sedang pergi
ke Yerusalem untuk mengadakan pertemuan dengan para Yahudi di sana.
Mereka meminta Paulus dikembalikan ke Yerusalem untuk disidangkan
di sana. Mereka masih merencanakan untuk membunuhnya. Festus
menolak permintaan itu, tetapi ia mengijinkan mereka meneruskan
kasus mereka di Kaisarea. Karena itulah Paulus disidang untuk kedua
kalinya. Kali ini ia dibawa di hadapan Festus.
Orang-orang Yahudi menuduh bahwa Paulus menyebabkan banyak masalah
di antara orang Yahudi, bahwa ia menyembah kepada Allah dengan cara
yang salah, dan ia berusaha menjatuhkan pemerintahan Romawi. Karena
Festus tidak mengerti tuduhan yang dituduhkan terhadap Paulus, ia
minta agar perkara itu dibawa kepada Mahkamah Agama di kota
Yerusalem. Paulus yakin bahwa dia tidak akan disidangkan secara
adil di hadapan para pemimpin Yahudi di Yerusalem. Paulus adalah
seorang warga negara Romawi. Oleh karena itu, ia berhak menolak
untuk pergi ke Yerusalem. Paulus naik banding kepada Kaisar. Kisah
Para Rasul 25:11. Rupanya Festus terkejut, tetapi mau tidak mau ia
harus menerima permohonan Paulus. Festus menjawab: "Engkau telah
naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap
Kaisar." Bacalah Kisah Para Rasul 25:1-21.
2. DI HADAPAN AGRIPA
Bacalah: Kisah Para Rasul 25:22-27. Perubahan kasus ini menempatkan
Festus berada dalam posisi yang memalukan. Ia tidak dapat
mengajukan satu tuduhanpun kepada Paulus. Dengan menyerahkan kasus
ini kepada Kaisar, tanpa ada satu tuduhanpun, akan menjadikan
Festus seorang yang bodoh. Ia mungkin akan kehilangan kedudukannya
sebagai pemimpin. Namun kebetulan, waktu itu Herodes Agripa II dan
saudara perempuannya sedang mengunjungi Festus. Festus beranggapan
bahwa dengan mendengarkan apa yang dikatakan oleh tahanan ini
menghibur mereka semuanya. Lagi pula, Agripa tahu benar tentang
adat-istiadat dan peraturan agama Yahudi. Festus juga beranggapan
bahwa mungkin Agripa dapat menolongnya menyiapkan kasus ini untuk
dikirimkan bersama Paulus ke Roma. Acara yang hebat telah
disiapkan. Paulus dibawa menghadap sidang dan Agripa memimpin
persidangan itu. Paulus mulai berbicara. Ia menceritakan
pengalamannya, dari saat Yesus berbicara kepadanya dalam
perjalanannya menuju Damsyik sampai waktu itu. Kemudian ia mulai
memberitakan Firman tentang Yesus Kristus supaya dapat memenangkan
gubernur itu bagi Yesus. Bacalah Kisah Para Rasul 26. Festus,
Agripa dan yang lain yang hadir di situ merasa sangat terkesan.
Begitu terkesannya raja Agripa sehingga ia berkata: "Paulus,
hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!" (Kisah
Para Rasul 26:28) Semua pemimpin yang hadir di persidangan itu
setuju bahwa Paulus tidak melakukan kesalahan yang setimpal dengan
hukum mati. Tetapi mereka enggan melepaskannya.
3. BERLAYAR KE ROMA
Bacalah Kisah Para Rasul 27:1-13. Beberapa hari setelah persidangan
itu, Festus mengizinkan Paulus untuk memulai perjalanannya ke Roma.
Seorang perwira bernama Yulius menjaga Paulus dan para tahanan
lainnya. Lukas dan Aristarkus pergi bersama Paulus. Mereka mulai
menuju pelabuhan di sepanjang pantai Asia. Setelah sehari mereka
sampai di Sidon, dan Paulus diijinkan untuk mengunjungi teman-
temannya di kota itu. Kemudian, mereka berlayar lagi ke utara
Siprus dan meneruskan ke Mira, sebuah kota di Likia. Di sini mereka
menumpang kapal yang langsung menuju ke Italia. Setelah beberapa
hari mereka akhirnya mencapai Pelabuhan Indah di pulau Kreta. Musim
badai sudah datang. Oleh karena itu, Paulus memperingatkan mereka
supaya tetap tinggal di sana hingga badai berlalu. Tetapi banyak
orang, termasuk nahkoda dan pemilik kapal, memutuskan untuk
meneruskan perjalanan ke kota Feniks dan tinggal di sana selama
musim dingin.
4. KANDAS DI MALIA
Bacalah Kisah Para Rasul: 27:14-44. Ketika mereka meninggalkan
Pelabuhan Indah, mereka merencanakan untuk tinggal berlayar tidak
jauh dari pantai beberapa jam. Tetapi angin kencang melanda dan
menghanyutkan mereka sampai ke Pulau Kauda. Mereka terhanyut dan
karena takut terdampar di tebing Sirtis, mereka membuang muatan
kapal ke laut dan menurunkan layar untuk membuat kapal lebih
ringan. Selama beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang
tidak kelihatan, sehingga para pelaut itu tidak tahu di mana mereka
berada. Akhirnya mereka kehilangan harapan untuk selamat.
Pada waktu itulah Paulus berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya
nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita
pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang,
juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap
bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan
binasa, kecuali kapal ini. Karena tadi malam seorang malaikat dari
Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri
di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus
menghadap Kaisar dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua
orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat
karena engkau." (Kisah Para Rasul 27:21-24)
Selama 14 hari kapal terombang-ambing di lautan. Kemudian pada
suatu malam pelaut-pelaut itu mendengar suara ombak memecah pantai.
Mereka melempar sauh dan berharap kapal mereka tidak kandas di
batu karang. Kemudian mereka menunggu sampai pagi.
Beberapa anak buah kapal tidak mau menunggu sampai pagi. Mereka
mencoba meninggalkan kapal dengan sekoci. Waktu melihat hal ini
Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya "Jika mereka
tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat." (Kisah Para
Rasul 27:31) Sehingga anak-anak kapal tidak diizinkan untuk
meninggalkan kapal.
Paulus memberikan mereka satu janji bahwa mereka tidak akan celaka.
Lalu ia mengambil sepotong roti dan mengucap syukur pada Tuhan.
Mereka semua makan dan kuat hatinya.
Ketika pagi tiba mereka membuang lebih banyak muatan dan mencoba
sedapat mungkin mendamparkan kapal ke pantai, tetapi kapal itu
kandas. Pada waktu itu, para prajurit bermaksud untuk membunuh para
tahanan supaya jangan seorangpun dari mereka yang melarikan diri.
Namun, perwira itu melarang dan memerintahkan, supaya orang-orang
yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat,
dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan
atau pecahan-pecahan kapal." (Kisah Para Rasul 27:43-44)
Demikianlah mereka semua mendarat di pulau Malta. Karena hawanya
dingin, mereka membuat api unggun. Saat Paulus memungut seberkas
ranting-ranting, seekor ular beludak menggigit tangannya. Seseorang
dari mereka berkata, "Orang ini pasti pembunuh, sebab meskipun ia
telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi
Keadilan." (Kisah Para Rasul 28:4)
Dengan tenang, Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api. Orang-
orang melihat kepada Paulus dan menanti. Tangannya sama sekali
tidak bengkak. Ia seharusnya rebah dan mati. "Ia seorang dewa!
mereka berbisik." (Kisah Para Rasul 28:6) Publius, gubernur pulau
itu, mengundang dan menjamu para awak kapal itu ke rumahnya. Di
sana Paulus melihat ayah Publius terbaring karena sakit demam dan
disentri. Lalu Paulus berdoa dan menumpangkan tangannya ke atas
orang tua itu dan menyembuhkan dia. Setelah peristiwa itu, mereka
membawa orang-orang yang sakit kepada Paulus dan merekapun
disembuhkan juga. Baca kisah ini di dalam Kisah Para Rasul 28:1-10.
Tiga bulan kemudian, Paulus dan yang lainnya meninggalkan tempat
itu menuju ke Roma. Orang-orang di pulau itu memberi banyak hadiah
dan bekal untuk perjalanan. Kemudian sampailah berita di Roma bahwa
Paulus akan segera datang.
Kapal Paulus berlabuh di Teluk Napel, kurang lebih 210 kilometer
dari Roma. Paulus sangat bersukacita ketika dua kelompok anggota-
anggota jemaat dan saudara Kristen menjumpainya 65 kilometer
jauhnya dari Roma. Lalu mereka melanjutkan perjalanannya ke Roma.
Akhirnya Paulus tiba di ibukota Kekaisaran Roma. Roma adalah kota
yang terpenting di dunia pada masa itu.
5. PEMENJARAAN PAULUS
Ketika mereka tiba di Roma semua tahanan kecuali Paulus dimasukkan
ke dalam penjara. Karena beberapa alasan Paulus diberi hak
istimewa. Paulus dirantai bersama dengan seorang prajurit, tetapi
ia tinggal dalam rumah sendiri. Ia diizinkan menerima kunjungan
dari teman-temannya.
Pada waktu itu terdapat banyak orang Yahudi yang menetap di Roma.
Tiga hari setelah Paulus tiba di kota itu, ia mengundang orang-
orang terkemuka bangsa Yahudi. Ia memberitahukan mereka semua hal
yang telah terjadi padanya. Mereka menjawab bahwa mereka tidak
pernah menerima surat tentang Paulus dari orang-orang Yahudi di
Yerusalem. Tampaknya mereka ingin tahu lebih banyak tentang
kepercayaan Kristen. Oleh karena itu, mereka semua menentukan hari
untuk mendengar apa yang akan diajarkan oleh Paulus. Ketika
waktunya tiba, datanglah banyak orang untuk mendengarkan Paulus
berkhotbah tentang Injil Kristus. Dari pagi sampai sore ia
menerangkan kebenaran-kebenaran Kristus. Beberapa orang menjadi
percaya dan beberapa lainnya tetap tidak percaya. Paulus mengatakan
kepada mereka bahwa ia akan menghabiskan waktunya di Roma mengajar
bangsa-bangsa lain.
Paulus berharap dapat menghadapi persidangan dalam waktu yang cepat
dan segera dilepaskan. Dua tahun berlalu dan Paulus masih menunggu
kabar. Paulus memberitakan Firman Tuhan, mengajar dan menyambut
setiap orang yang datang mengunjunginya. Dia tidak pernah takut.
Selama dua tahun itu banyak orang menerima Tuhan Yesus Kristus
sebagai Juruselamat.
6. SURAT-SURAT YANG DITULIS DALAM PENJARA
Dua tahun dipenjara merupakan saat yang sibuk buat Paulus. Dia
tidak hanya memenangkan banyak jiwa bagi Kristus, tetapi ia juga
meluangkan banyak waktu untuk menulis empat surat, yang merupakan
kitab-kitab dalam Perjanjian Baru. Keempat surat itu ialah:
- Surat kepada Jemaat Filipi
- Surat kepada Jemaat Efesus
- Surat kepada Jemaat Kolose
- Surat kepada Jemaat Filemon
7. SURAT KEPADA JEMAAT FILIPI
Surat ini ditulis untuk jemaat di Filipi. Mereka adalah salah satu
jemaat yang paling disukai oleh Paulus. Jemaat Filipi telah
mendengar tentang masalah yang dialami Paulus dan telah mengirimkan
persembahan kasih kepadanya. Surat kepada jemaat di Filipi berisi
tentang pernyataan kasih dan pengucapan syukur. Walaupun surat ini
ditulis dari penjara, tetapi penuh dengan sukacita, keyakinan,
iman, dan harapan.
Melalui pengalaman Paulus ini kita dapat belajar bahwa jikalau kita
sungguh-sungguh mempersembahkan diri kita kepada Allah, Ia akan
menolong kita mengatasi semua permasalahan kita. Saudara-saudara
sesama orang Kristen yang berasal dari tempat-tempat yang jauh
memberikan pertolongan kepada Paulus. Lukas bersama dia pada waktu
itu. Timotius sering mengunjunginya. Efaproditus datang dari Filipi
membawa salam kasih dari jemaat di sana dan tinggal bersama Paulus
serta menolongnya.
Kemudian Efaproditus jatuh sakit, sakitnya begitu parah sehingga ia
hampir mati. Paulus mengirimnya pulang kembali dengan sebuah surat.
Surat inilah yang ditujukan kepada jemaat Filipi. Isinya mungkin
kira-kira seperti ini: (menurut kata-kata pengarang pelajaran ini.)
"Sambutlah teman kita kembali dan hormatilah dia. Sebab oleh karena
pekerjaan Kristus ia hampir mati, ia tidak memikirkan
kepentingannya sendiri, hanya memikirkan orang lain dan harapan
kalian untuk menolongku."
"Aku sangat bersyukur karena kamu. Setelah aku meninggalkan kamu
sekalian, hanya kamu sajalah yang mempunyai pikiran untuk
memberikan semua pemberian ini kepadaku."
"Aku tidak kuatir tentang apapun yang kubutuhkan, karena aku telah
belajar mencukupkan diriku dalam segala keadaan. Aku bersukacita
saat aku berkelimpahan, tetapi aku juga tetap bersukacita saat aku
dalam kekurangan. Aku dapat melakukan segala perkara melalui
Kristus yang memberikan kekuatan kepadaku."
"Sekarang ini aku berkelimpahan dengan pemberian-pemberian yang
kalian kirimkan melalui Efaproditus. Allahku akan memenuhi segala
kebutuhanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya melalui AnakNya,
Kristus Yesus. Bersukacitalah karena kamu boleh menjadi milik-Nya.
Belajarlah untuk tidak kuatir, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan ucapan syukur.
Dan kamu akan mengalami damai sejahtera Allah lebih dari apa yang
kita dapat mengerti."
"Ingatlah semua yang benar, semua yang adil, mulia, suci dan manis,
pikirkanlah semuanya ini. Tetap lakukan, semua yang telah kamu
pelajari, terima, dengar, dan lihat dariku. Apapun hal baik yang
kulakukan, semua karena pertolongan Kristus yang kupercayai dan
kucintai. Aku tidak sempurna dalam segala sesuatu, tetapi aku tetap
mengikuti-Nya. Aku telah meninggalkan semua kesalahanku dan
melupakannya. Inilah yang aku lakukan: Aku mengarahkan diriku untuk
mencapai tujuanku, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus
Yesus.
"Salam kepadamu dari saudara-saudara yang bersama-sama dengan aku
di sini."
8. SURAT KEPADA FILEMON
Surat kepada Filemon berbeda dari surat-surat Paulus yang lain.
Surat ini menceritakan tentang bagaimana Paulus mempertemukan dua
orang yang bertobat. Waktu Paulus berada di Efesus, ia bertemu
dengan orang-orang dari Asia. Salah satu dari mereka adalah seorang
yang kaya dan orang penting di Kolose. Orang kaya yang bernama
Filemon itu, menjadi Kristen melalui Firman Tuhan yang diberitakan
oleh Paulus. Filemon menjadi pemimpin dari orang-orang Kristen di
daerahnya. Mereka berkumpul di rumahnya untuk mengadakan kebaktian.
Filemon setidak-tidaknya memiliki satu orang budak, mungkin lebih.
Salah satu dari budaknya bernama Onesimus, yang sangat menginginkan
kebebasan dan merencanakan untuk melarikan diri. Kemudian Onesimus
melarikan diri dan mungkin mengambil uang yang menjadi milik
tuannya. Ia lalu pergi ke Roma. Di sana ia bertemu dan mendengarkan
Firman Tuhan yang disampaikan Paulus. Paulus memenangkan Onesimus
bagi Kristus dan mengatakan bahwa ia harus kembali kepada tuannya
di Kolose. Pada mulanya Onesimus masih diliputi keraguan. Ia tidak
ingin menyerahkan kebebasan yang baru saja ditemukannya. Paulus
terus meminta Onesimus untuk kembali sebab hal ini adalah
kewajibannya sebagai orang Kristen. Paulus berjanji untuk
mengirimkan surat kepada Filemon untuk menerangkan apa yang telah
terjadi. Akhirnya Onesimus bersedia kembali dan Paulus mengirim
surat ini. Paulus memohonkan pembebasan untuk Onesimus, tetapi ia
berkata bahwa hal itu tergantung kepada Filemon.
Kita dapat mengagumi Paulus sebab ia pasti tidak sabar untuk kembali
kepada jemaat-jemaat muda yang dirintisnya, tetapi ia tidak membiarkan
pemenjaraanya mengalahkan dia. Ia tetap melayani jemaat-jemaat dengan
satu-satunya cara yang dapat dia lakukan, yakni melalui surat.
Akhir Pelajaran (KRP-P05)
DOA
"Ajarilah kami meneladani kehidupan Paulus yang tak pernah putus asa
dan kehilangan akal untuk memberitakan keselamatan di dalam Engkau,
Tuhan Yesus. Bimbinglah kami untuk melihat setiap kesempatan sebagai
cara Allah membawa kami kepada orang-orang yang membutuhkan Injil-Mu.
Sertailah setiap langkah kami agar kuasa Allah dinyatakan melalui
kehidupan kami. Amin."
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]
|