Nama Kursus : KEHIDUPAN RASUL PAULUS
Nama Pelajaran : Paulus di Penjara dan Akhir Hidup Paulus
Kode Pelajaran : KRP-P06
Pelajaran 06 - PAULUS DI PENJARA DAN AKHIR HIDUP PAULUS
Daftar Isi
Bacaan Alkitab
- Surat Kepada Jemaat di Kolose
- Surat Kepada Jemaat di Efesus
- Menuju ke Kreta
- Kebakaran di Roma
- Paulus Ditangkap
- Surat-surat Paulus Kepada Timotius
Doa
BACAAN ALKITAB
Efesus 2:1-10, 2Timotius 2:1-15
Dalam pelajaran sebelumnya kita belajar bahwa selama Paulus di
penjara, ia masih dapat memenangkan banyak jiwa bagi Kristus. Ia juga
menulis beberapa surat kepada para jemaatnya dan surat-surat itu masih
kita gunakan sampai saat sekarang ini sebagai penuntun dalam kehidupan
kita. Dalam pelajaran ini kita akan mempelajari dua surat terakhir
Paulus yang ia tulis selama di penjara.
1. SURAT KEPADA JEMAAT DI KOLOSE
Jemaat di Kolose didirikan ketika Paulus berada di Efesus selama
tiga tahun. Kita tidak tahu dengan pasti apakah Paulus pernah
mengunjungi lagi jemaatnya ini, tetapi ia mengenal para pemimpinnya
dan sangat tertarik dengan kehidupan jemaat di sana. Ketika Paulus
berada di dalam penjara, ia mendengar beberapa ajaran palsu yang
sedang tersebar di bagian Asia itu. Kelihatannya jemaat di Efesus
dan Kolose terganggu dengan ajaran-ajaran palsu ini sehingga Paulus
mengkhawatirkan keadaan mereka. Paulus menulis: (dengan kata-kata
pengarang pelajaran ini.)
"Sekalipun aku jauh dari kamu, namun aku dekat dengan kamu di dalam
kasih, dan aku sungguh bersyukur kepada Allah bahwa kalian boleh
menjadi milik Kristus Yesus yang datang menyatakan wujud Allah
kepada kita."
"Sekarang kamu sekalian mengenal Yesus, hiduplah seperti Dia. Kamu
telah meninggalkan cara hidupmu yang penuh amarah dan kata-kata
dusta. Apa pun juga yang kamu katakan atau perbuat, lakukanlah
semua itu dengan sungguh-sungguh untuk Tuhan."
"Jangan biarkan seorang pun mengajar kepada kamu semua untuk
percaya kepada allah-allah lain. Kristus sendirilah yang akan
memberikan semua kebutuhanmu, sebab Allah telah memberikan kepada
Dia kuasa dan kemuliaan."
2. SURAT KEPADA JEMAAT DI EFESUS
Surat kepada jemaat Efesus mungkin ditulis sebagai surat berantai,
yakni sebuah surat yang dikirimkan dari jemaat satu kepada jemaat
yang lain, sampai semua jemaat di daerah itu membacanya. Surat itu
mungkin seperti ini: (dengan kata-kata pengarang pelajaran ini.)
"Hai, orang-orang bukan Yahudi, dahulu kamu sering mendengar bahwa
kalian tidak dapat menjadi bagian dari keluarga Allah. Sekarang
kalian telah tahu bahwa hal itu tidaklah benar. Kristus telah
merobohkan tembok yang memisahkan kita, dan karena kita mengasihi
Dia, kita boleh bersama-sama (orang Yahudi atau bukan Yahudi)
percaya kepada Bapa. Jadi sekarang kamu bukan lagi orang asing atau
pendatang. Kita semua adalah anggota keluarga Allah. Kita semua
bersama-sama sedang membuat bait Allah untuk Dia. Para Rasul dan
Nabi adalah dasar-dasarnya, Yesus Kristus adalah batu penjurunya
dan kita adalah bangunannya."
"Jangan kuatir oleh sebab aku dipenjarakan. Karena meskipun aku
adalah yang paling hina di antara orang yang mengasihi Allah, telah
dianugerahkan kepadaku kasih karunia untuk memberitakan kepadamu
betapa ajaibnya kasih Allah pada kita. Aku berdoa bagi kamu supaya
ia boleh diam di dalam hatimu melalui imanmu dan supaya kamu dapat
memahami kasih karunia Kristus Yesus, yang melebihi semua hal yang
dapat kita bayangkan."
"Inilah aku, orang yang dipenjarakan, yang memohon dengan sangat
agar kamu hidup sebagai orang Kristen. Hendaklah kamu selalu lemah
lembut dan sabar. Kamu bukan lagi seperti orang-orang yang tidak
mengenal Allah. Buanglah segala amarah dan pertikaian. Hendaklah
kamu ramah terhadap yang lain, lemah lembut, dan saling memaafkan,
seperti Allah telah mengampuni kamu karena Kristus."
Pada saat Paulus menulis surat, Paulus dapat melihat prajurit yang
menjaganya. Perisai dan pedang, ketopong kepala, baju zirah, ikat
pinggang dan kasut kaki serta penutup dada, ini semua adalah bagian
dari pakaian seragam prajurit Romawi. Ia melanjutkan suratnya untuk
jemaat di Efesus:
"Kamu akan berjuang melawan musuh yang tidak kelihatan, bukan bala
tentara manusia, tetapi semua jenis kejahatan. Kenakanlah
perlengkapan senjata Allah yang akan melindungimu dari kejahatan.
Berdirilah dan berperanglah melawan musuh Allah kita.
"Berdirilah tegap! Berikatpingganglah kebenaran dan berbajuzirahkan
keadilan. Pakailah kasut kerelaan memberitakan Injil. Ambillah
perisai imanmu untuk melindungimu dari panah api si jahat. Ketopong
kepalamu adalah keselamatan dari Allah dan pedangmu adalah Firman
Allah."
"Berdirilah dan berperanglah. Saat kamu telah berhasil
menyelesaikan tugasmu, tetaplah berperang."
"Berdoa dan tetaplah selalu berdoa! Berdoalah untuk orang yang
mengasihi Allah, juga untukku supaya dengan keberanian dan tanpa
ketakutan aku terus dapat memberitakan Injil, walaupun aku seorang
tahanan yang terikat belenggu."
"Damai sejahtera dan kasih bagimu. Dari Paulus utusan Injil
Kristus, yang diutus Allah."
Setelah dua tahun Paulus dilepaskan dari penjara. Kita tidak
mempunyai catatan mengenai hal ini lagi di dalam Alkitab, tetapi
tradisi gereja memberitahu kepada kita bahwa setelah itu Paulus
meneruskan perjalanannya dengan mengunjungi para jemaat di Yunani,
Makedonia dan propinsi-propinsi di Asia Kecil.
Setelah Paulus dilepaskan dari penjara, ia kembali kepada para
jemaat yang telah dibangunnya dulu. Paulus pastilah sangat
memikirkan para jemaatnya ini dan ia sudah tidak sabar lagi untuk
kembali ke sana sesegera mungkin.
3. MENUJU KE KRETA
Ada ribuan orang yang menghuni pulau Kreta. Dikatakan bahwa ada
seratus kota di pulau itu. Orang-orang di sana terkenal jahat dan
kejam. Baik laki-laki maupun wanita suka minum anggur dan
bermabuk-mabukan. Mereka suka menjarah kapal-kapal yang lewat di
sana. Di pulau itu ada juga beberapa orang Yahudi yang menjadi
pedagang-pedagang penting. Titus telah dikirim ke sana untuk
memberitakan Injil. Ada kemungkinan Paulus menghabiskan waktu
dengan tinggal beberapa lama bersama Titus di sana. Pekerjaan Injil
di Kreta pastilah sangat berhasil, karena ada banyak jiwa yang
dimenangkan bagi Kristus.
Kemudian, Paulus menulis sebuah surat kepada Titus yang memberi
nasehat tentang bagaimana caranya mengatur jemaat di Kreta. Dalam
suratnya ini, Paulus meminta Titus menemuinya di Nikopolis. Titus
mungkin bersama Paulus pada saat ia di penjara untuk kedua kalinya.
4. PEMBAKARAN DI ROMA
Kekaisaran Romawi memiliki beberapa penguasa yang jahat dan kejam,
tetapi Kaisar Nero adalah penguasa yang paling kejam. Ia memerintah
selama 14 tahun. Nero pernah terlibat di dalam semua tindak
kejahatan yang pernah ada di sana. Ia bahkan telah membunuh ibunya
sendiri. Ia juga membunuh beberapa istri dan kawan-kawannya.
Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Kaisar Nero pernah membakar
kota Roma.
Nero merasa bahwa ia adalah seorang pemusik yang hebat. Ia mengira
jika ia dapat menyaksikan sebuah api yang sangat besar, barangkali
ia dapat bermain biola dengan lebih baik. Ia menyalakan api, duduk
di serambi yang tinggi, dan menyaksikan kota terbakar sambil
memainkan biolanya. Kota Roma terbakar selama enam hari. Para
penduduk kota Roma sangat marah dengan terjadinya kebakaran itu.
Tetapi Nero mengatakan bahwa orang-orang Kristenlah yang memulai
kebakaran itu. Kemudian mulailah mereka menganiaya orang-orang
Kristen. Ribuan orang Kristen dibakar dengan sangat kejamnya di
atas tiang-tiang pembakaran.
Pada waktu itu Paulus dikenal sebagai pemimpin orang-orang Kristen,
sehingga pastilah kehidupannya berada dalam bahaya yang besar.
5. PAULUS DITANGKAP
Waktu Paulus ditangkap untuk yang kedua kalinya di Roma, ada
kemungkinan ia dijebloskan di dalam penjara bawah tanah: sebuah
penjara yang dingin, gelap, dan sangat mengerikan. Pada saat ini
teman-temannya tidak lagi berani mengunjunginya. Beberapa dari
mereka takut, jika mereka mengunjungi Paulus, mereka pastilah akan
dibunuh.
Paulus menulis surat kepada Timotius pada saat ia mengunjungi para
jemaatnya untuk terakhir kalinya.
Timotius menjadi orang Kristen saat Paulus mengunjungi kota Listra
untuk pertama kalinya. Ayah Timotius adalah seorang yang bukan
Yahudi, sedangkan ibunya seorang Yahudi yang taat. Timotius masih
sangat muda ketika Paulus mengajaknya pergi dalam perjalanan
pemberitaan Injilnya yang kedua. Sejak itu, Timotius menjadi
pemimpin jemaat yang sangat kuat. Paulus memanggilnya "anakku yang
sah di dalam iman." Timotius kemudian menjadi pemimpin jemaat di
Efesus.
6. SURAT-SURAT KEPADA TIMOTIUS
Saat Paulus berada dalam penjara Roma untuk kedua kalinya, ia
menulis surat yang kedua kepada Timotius. Surat kepada Timotius
itu mungkin seperti ini: (kata-kata pengarang palajaran ini.)
"Anakku yang terkasih"
"Jadilah prajurit Yesus Kristus yang baik walapun ada dalam saat-
saat yang sukar. Ingatlah selalu apa yang telah kau percayai.
Ingatlah orang-orang yang terus beriman dan yang telah
meneruskannya kepadamu. Tetaplah berperang di dalam peperangan
yang benar. Berpeganglah teguh pada apa yang kau percayai."
"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah, pelajarilah
Firman-Nya, dan engkau akan menjadi seorang pekerja yang tidak
malu."
"Timotius, aku bersyukur kepada Tuhan atas kamu, dalam doa-doaku
baik siang maupun malam. Betapa aku ingin berjumpa denganmu
kembali! Ingatlah selalu karuniamu yang penuh kasih dan kuasa."
"Janganlah malu karena aku di penjara. Aku tidak malu. Karena aku
tahu Ia akan menjagaku dan segala-galanya telah kupercayakan
kepada-Nya untuk selama-lamanya."
"Timotius, berusahalah segera datang kepadaku sebelum musim dingin,
dan bawalah juga jubah yang kutinggalkan di Troas. Bawalah buku-
bukuku saat kau datang. Segeralah datang. Hanya Lukas yang tinggal
bersama denganku sekarang. Demas telah meninggalkanku. Dan aku
telah mengirim Tikhikus ke Efesus. Datanglah dan ajaklah Markus
ikut bersamamu. Berusahalah untuk segera datang."
"Aku tidak takut. Aku tahu bahwa hidupku tidak akan lama lagi, dan
aku siap untuk pergi. Aku telah menyelesaikan pertempuran yang
baik. Aku telah menyelesaikan tugasku. Aku telah menyimpan upah
yang telah disiapkan untukku dan untuk semua orang yang mengasihi-
Nya. Tetapi, Timotius, bersegeralah datang."
Kita tidak tahu apakah Timotius sempat bertemu dengan Paulus
sebelum kematiannya. Surat ini adalah kata-kata terakhir yang kita
dapatkan dari Paulus.
Tetapi, kata-kata ini membuat sebuah akhir yang indah dari kisah
kehidupan Paulus: pengikut Kristus yang terbesar, pembawa berita
Injil yang terhebat, dan pewarta Firman Tuhan yang tidak
tertandingi.
Akhir Pelajaran (KRP-P06)
DOA
"Terima kasih untuk sebuah gambar yang telah Kau berikan kepada kami
untuk diteladani melalui kehidupan Rasul Paulus. Kami bersyukur di
akhir pelajaran ini kami melihat sebuah akhir yang baik dari kehidupan
seorang yang penuh semangat dan keberanian menyatakan kebenaran di
tengah dunia ini ribuan tahun yang lalu. Kiranya kobaran semangat yang
sama juga ada dalam hidup kami. Amin."
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]
|