Nama Kursus : KEHIDUPAN RASUL PAULUS
Nama Pelajaran : Perjalanan Misi Paulus Kedua
Kode Pelajaran : KRP-R03a
Referensi KRP-03a diambil dari:
Judul Buku : KOTA-KOTA PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU
Pengarang : Charles Ludwig
Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1975
Halaman : 41 - 49
REFERENSI 03a - PELAYANAN MISI PAULUS KEDUA
KORINTUS
Ketika Paulus mengunjungi Korintus pada sekitar tahun 50 atau 51, ia
sama sekali tidak tahu bahwa Allah akan memakainya untuk menghasilkan
suatu jemaat yang besar dan berpengaruh di kota yang modern ini. la
juga tidak tahu bahwa kota ini akan menyaksikan lahirnya kesusasteraan
Kristen. Dari pandangan manusia hal ini sama sekali tidak mungkin.
Memang, jika rasul besar ini telah dipengaruhi oleh hal-hal yang baru
saja dialaminya, ia akan menjadi kecil hati, karena sebagaimana telah
kita lihat, misinya ke Atena tidak merupakan sukses yang langsung dan
berhasil. Dan sekarang di Korintus ia akan berhadapan dengan cemoohan
orang-orang Yunani yang sama seperti yang pernah dihadapinya di Bukit
Mars.
Tetapi Paulus percaya pada iman, bukan pada pengalaman! Dan
demikianlah, pada saat ia berjalan masuk ke dalam rumah Laus Julia
Corinthiensis -- nama seorang pejabat Romawi -- pintu-pintu mulai
terbuka lebar di hadapannya. Sebenarnya, dilihat dari banyak segi,
perjalanan Paulus ke Kota Korintus merupakan salah satu perjalanan
yang paling berhasil dalam sejarah.
Untung bagi kita, reruntuhan Korintus masih ada dan orang masih dapat
melihat sebagian dari pemandangan yang sama, dan merasakan tekanan-
tekanan yang sama seperti yang dilihat dan dirasakan oleh Paulus.
Demikian juga, orang bahkan dapat membaca nama seseorang yang telah
bertobat dipahat di atas sebuah batu. Nama yang terpahat ini merupakan
suatu petunjuk bahwa banyak orang-orang terkemuka di Korintus yang
dimenangkan kepada Kristus melalui khotbahnya.
Kota Korintus kuno -- kota yang dikenal Paulus -- letaknya kurang
lebih 50 mil sebelah barat Kota Atena. Sekarang suatu jalan raya yang
megah menghubungkan kedua kota ini.
Pada jalan raya yang modern ini, persis sebelum Anda sampai di kota
Korintus, Anda akan menyeberangi Terusan Korintus. Terusan yang
panjangnya 4 mil ini memotong suatu genting tanah yang menghubungkan
Peloponnesus ke Attica. Terusan ini memperpendek jarak sejauh 200 mil
yang harus ditempuh kapal-kapal dari Pelabuhan Adriatic ke Piraeus --
pelabuhan laut Atena.
Nero merencanakan terusan ini pada tahun 66 -- beberapa bulan sebelum
Paulus dihukum mati, jika orang percaya pada tradisi terakhir di kota
Roma modern yang menyatakan bahwa Paulus meninggal pada tahun itu.
H.V. Morton menerangkan kejadian itu sebagai berikut: "Pada suatu hari
yang sudah ditentukan, Kaisar Nero meninggalkan Korintus dengan
diiringi oleh pengawal-pengawalnya yang gagah dan ketika ia sampai di
sisi terusan itu, ia mengambil sebuah lyre (alat musik kuno berbentuk
seperti harpa) dan menyanyikan sebuah lirik untuk menghormati Dewa
Neptune dan Amphitrite. Kemudian ia memegang sebuah sekop emas. Sesuai
dengan alunan musik, ia menancapkan sekop itu ke dalam tanah dan
cidukan tanah serta rumput yang ada di dalam sekop itu dimasukkan ke
dalam sebuah keranjang yang digendong di punggungnya. Kemudian ia
memberikan ceramah di hadapan para buruh, di antaranya ada 6000 orang
Yahudi yang baru ditangkap oleh Vespasianus dari desa-desa di sisi
Danau Galilea, ketika pecah perang antara orang Yahudi melawan bangsa
Romawi." Mengherankan bahwa pekerjaan menggali Terusan Korintus itu
dimulai oleh tawanan-tawanan perang Yahudi yang nenek moyangnya pasti
telah mendengarkan khotbah Tuhan Yesus di Laut Galilea.
Tetapi Nero meninggalkan proyek ini. Ia melakukan hal ini mungkin
karena suatu takhyul bahwa laut yang di sebelah kiri lebih tinggi
daripada laut yang di sebelah kanan. Dua tahun kemudian ia membunuh
diri.
Terusan yang ada sekarang dimulai pembangunannya oleh Perancis pada
tahun 1882 dan diselesaikan oleh orang Yunani 11 tahun kemudian. Pada
masa Paulus, orang Romawi menggunakan suatu sistem yang luar biasa
untuk menyeberangi genting tanah itu. Mereka menggerakkan kapal dari
satu sisi ke sisi lain dengan menggunakan alat-alat penggulung!
Menurut bukti-bukti yang ada dalam Perjanjian Baru, Paulus sendirian
ketika ia mendekati kota ini. Timotius dan Silwanus telah dikirim ke
Makedonia untuk memeriksa gereja-gereja di Filipi dan Tesalonika. Kota
Korintus yang didatangi Paulus merupakan sebuah kota yang baru.
Umurnya baru sekitar seratus tahun.
Tetapi daerah yang ditempati kota itu telah dihuni sejak tahun 5.000
s.M. Terletak pada suatu daerah yang strategis untuk perdagangan,
dilengkapi dengan persediaan air yang cukup, dan dikelilingi oleh
Dataran Korintus yang subur, kota ini merupakan suatu tempat ideal
untuk hidup.
Segi lain yang menarik bagi penghuninya adalah Pegunungan Akrokorintus
yang berwarna coklat yang menjulang 1875 kaki di belakang kota itu.
Batu karang yang besar ini berfungsi sebagai menara pengintai untuk
menyelidiki musuh. Tempat ini juga merupakan suatu tempat yang
menyenangkan untuk mengungsi. Dan kemudian nama Korintus asal mulanya
dari nama tempat itu. Korintus berarti pengawasan atau penjaga.
Sekelompok besar orang Yunani pertama yang pindah ke sana kira-kira
tahun 1.000 s.M. Sejak saat itu, Kota Korintus tumbuh sampai menjadi
kota yang terbesar di Yunani. Tetapi Korintus tidak dapat
mempertahankan kedudukannya sebab antara abad keenam dan kelima s.M.,
Kota Atena mempunyai lebih banyak perdagangan dengan luar negeri dan
Korintus menjadi kota nomor dua. Walaupun demikian, Korintus tetap
merupakan kota yang makmur sampai tahun 146 s.M. Pada tahun ini konsul
Romawi menyerang. Ia menduduki dan menghancurleburkan kota itu. Kaum
pria dijagal, kaum wanita dan anak-anak dijual sebagai budak.
Setelah bencana ini, kota yang hancur dijarah ini tetap tidak berubah
sampai hampir 100 tahun.
Tetapi riwayat kota Korintus yang gigih ini belum berakhir. Pada tahun
44 s.M. Caesar Yulius membangun kembali kota ini sebagai sebuah koloni
Romawi. Kemudian ia membawa orang-orang merdeka dan penghuni-penghuni
dari Italia ke tempat itu. Dengan cepat kekuatan yang telah menjadikan
kota ini menjadi besar pada waktu sebelumnya mulai tumbuh lagi, dan
pada waktu Paulus datang ke tempat itu, diperkirakan bahwa Korintus
bersama kedua pelabuhannya memiliki jumlah penduduk hampir 600.000
orang.
Kota Korintus yang disaksikan oleh Paulus merupakan suatu kota baru
yang dibangun di atas jalan Romawi. Jalan Lechaion, misalnya, lebarnya
13 meter. Jalanan ini dilapisi oleh batu-batuan keras yang diambil
dari "batu gamping yang berwarna muda dari pertambangan daerah
Akrokorintus". Pada setiap sisi jalan dibangun trotoar dan selokan-
selokan untuk menampung saluran air hujan dari atap rumah-rumah. Dan
bilamana ada jalanan mendaki yang curam, dibuat anak tangga yang lebar
dan mudah didaki. Jalanan ini khusus untuk para pejalan kaki. Jadi
bekas-bekas roda yang merusak jalan-jalan di Kota Pompeii tidak
kelihatan di Jalan Lechaion.
Kota ini mempunyai reputasi buruk karena hal-hal yang amoral. Pada
bagian belakang dari suatu deretan tiang penopang atap yang panjangnya
100 kaki, ada tiga puluh empat kedai minuman. Di kota itu ada banyak
kelap malam dan pada puncak dari Akrokorintus ada kuil Dewi Aphrodite.
Dalam kuil ini ada seribu imam wanita yang bertugas sebagai pelacur.
Reputasi Korintus di kerajaan itu begitu buruk sehingga perkataan
"Korintus" sering dipakai untuk menyindir seseorang. Istilah ini
dipakai untuk mengatakan keadaan amoral yang bejat.
Tanpa suatu badan pengurus untuk mendapatkan bantuan keuangan, Paulus
harus memperoleh penghasilan. Tetapi hal ini mudah dilakukan di
Korintus yang merupakan pusat industri tekstil Yunani. la segera dapat
bekerja sebagai anggota staf Akwila dan Priskila. Pasangan ini
menjalankan perusahaan pembuatan tenda. Mereka baru saja diusir dari
Roma karena ada maklumat dari Caesar Claudius terhadap orang-orang
Yahudi, jadi mereka senang membantu seorang asing di kota besar itu.
Mungkin juga bahwa mereka telah menjadi orang Kristen ketika berada di
Roma.
Tak lama kemudian Paulus mulai berkhotbah di rumah-rumah ibadat.
Kemudian Timotius dan Silwanus muncul dengan laporan yang penuh
semangat dari Makedonia. Gereja-gereja yang baru didirikan berjalan
lancar. Karena gembiranya mendengar kabar baik ini, Paulus berkhotbah
dengan semangat yang lebih besar dan "memberi kesaksian .... bahwa
Yesus adalah Mesias" (Kisah para Rasul 18:5).
Tetapi sekali lagi orang Yahudi tidak dapat menerima pernyataan
seperti itu. Dan begitulah, rumah ibadat itu tertutup bagi Paulus.
Tetapi segera pintu yang lain terbuka, yaitu di rumah Titus Yustus,
seorang Romawi yang memeluk agama Yahudi, "yang rumahnya berdampingan
dengan rumah ibadat" (Kisah para Rasul 18:7).
Paulus langsung berhasil di tempat itu. "Tetapi Krispus, kepala rumah
ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi
rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan
pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis"
(Kisah para Rasul 18:8).
Tetapi kemenangan-kemenangan di Korintus itu tidak dapat melupakan
pikiran Paulus tentang keadaan di Makedonia. Gereja yang baru lahir
itu masih dekat di hatinya. Akhirnya, karena ia tidak dapat bertahan
untuk berpisah lebih lama lagi, ia menulis: "Dari Paulus, Silwanus dan
Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika" (1Tesalonika 1:1).
Pada waktu itu Paulus mungkin belum menyadarinya, tetapi perkataan-
perkataannya itu merupakan perkataan-perkataan pertama yang
ditulisnya, yang akan dimasukkan ke dalam Perjanjian Baru kita. Surat
ini ditulis pada kira-kira tahun 50 -- dan kita dapat menjadi agak
dogmatis tentang waktunya. Mengapa? Sebab dalam Kisah para Rasul 18
kita membaca: "Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya,
bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu
membawa dia ke depan pengadilan ... Ketika Paulus hendak mulai
berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-
orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau
kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau
hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum
yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya
...." (ayat 12-15).
Masalahnya sekarang ialah bagaimana menentukan kapan Galio menjadi
gubernur di Akhaya. Untunglah, hal ini mungkin dilakukan karena adanya
sebuah prasasti yang diketemukan di Delphi. Dari prasasti itu jelas
dituliskan bahwa masa jabatan Galio lebih singkat, hanya sampai saat
itu. Malang bagi Galio bersama dua saudara laki-lakinya, Mela dan
Seneca, yang dihukum mati kira-kira tahun 66 atas perintah Nero,
walaupun Seneca itu pernah menjadi guru Nero. (Galio dipaksa untuk
bunuh diri, dan ia melakukannya dengan memotong urat-urat nadinya dan
kemudian berbaring di bak mandi yang diisi air panas. Ini merupakan
cara yang populer pada waktu itu.)
Tetapi Kitab-kitab Tesalonika 1 dan 2 tidak hanya terdiri dari surat-surat yang ditulis Paulus ketika ia berada di Korintus. Ketika dalam
perjalanan pekabaran Injilnya yang ketiga, Paulus kembali ke Korintus
dan menulis karyanya yang paling lama dan paling berpengaruh -- Kitab
Roma.
Yang mengherankan ialah ketika Paulus menulis kepada Jemaat Korintus,
ia mengatakan, "Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di
antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus" (1Korintus
1:14). Dan kemudian pada bagian akhir Kitab Roma, ia menyebutkan Gayus
sebagai tuan rumahnya. Dengan demikian, ada suatu bukti yang kuat
bahwa Paulus menulis -- atau mendiktekan -- naskah itu sementara ia
menginap di salah seorang yang sudah dibaptiskannya.
Kitab Roma menentang banyak hal tentang perbuatan yang amoral, dan
seseorang dapat dengan mudah membayangkan bahwa Paulus mengarangnya
setelah ia berjalan-jalan dan melihat-lihat kuil Dewi Aphrodite yang
terletak di puncak Akrokorintus.
Pada bab terakhir Kitab Roma di mana Paulus memberi penghargaan kepada
Gayus (16:23) ia juga berkata, "Salam kepada kamu dari Erastus,
bendahara negeri ...."
Sekarang pada salah satu bagian reruntuhan Kota Korintus ada sebuah
prasasti yang bertuliskan:
ERASTVS PRO AEDILITATE
S P STRAVIT
Kalau diterjemahkan dari bahasa Latin, artinya: "Erastus, sebagai
balasan atas kedudukannya selaku komisaris jalan dan bangunan umum,
mendirikan trotoar ini dengan biayanya sendiri."
Apakah Erastus ini yang dimaksudkan oleh Paulus? Banyak penyelidik
berpendapat demikian. Setidaknya para ahli purbakala berpikir bahwa
prasasti ini sudah ada satu abad setelah Kristus.
Sekarang ada Kota Korintus yang baru. Letaknya agak sebelah timur kota
yang lama. Tetapi karena satu dan lain hal, kota ini hanya berpenduduk
10.000 orang.
|