Nama Kursus : KEHIDUPAN RASUL PAULUS
Nama Pelajaran : Latar Belakang dan Pertobatan Paulus
Kode Pelajaran : KRP-P01
Pelajaran 01 - LATAR BELAKANG DAN PERTOBATAN RASUL PAULUS
Daftar Isi
Bacaan Alkitab
- Penduduk Asli Tarsus
- Pendidikan Paulus
- Kembali ke Tarsus
- Penganiayaan Orang-orang Kristen
- Paulus Mulai Menuju ke Damsyik
- Pertobatan Paulus
- Ananias
- Paulus Mulai Berkotbah
Doa
BACAAN ALKITAB
Kisah Para Rasul 21:39; 22:3; 22:27-28; 9:3-20; 22:27-28.
Kita akan mulai mempelajari kehidupan Rasul Paulus dengan terlebih
dahulu melihat latar belakang hidupnya. Nama aslinya adalah Saulus
(nama yang diambil dari bahasa Ibrani), tetapi setelah bertobat
mengambil nama dalam bahasa Yunani, yaitu Paulus. Saulus adalah
seorang Yahudi dan ia sangat bangga dengan keyahudiannya itu. Ia
berasal dari suku Benyamin dan ia juga memiliki kewarganegaraan Roma.
1. PENDUDUK ASLI TARSUS
Waktu kelahiran Paulus kurang lebih sama dengan kelahiran Tuhan
Yesus Kristus. Ia dilahirkan di Tarsus, sebuah kota yang terkemuka
zaman itu di wilayah Kilikia. Tarsus terletak hanya 1,2 km dari
Laut Tengah. Oleh karena itu, Tarsus menjadi kota pusat
perdagangan. Di samping itu, Tarsus juga menjadi kota ilmu
pengetahuan. Banyak orang pendatang yang belajar di sekolah-sekolah
terkenal di Tarsus, dan kemudian tersebar ke seluruh bagian
kekaisaran Roma. Di kota ini tinggal orang-orang Yunani dan orang-
orang Timur, juga bangsa-bangsa yang lain.
Di kota Tarsus Paulus mendapat kesempatan belajar tentang cara
hidup bangsa yang bukan Yahudi. Oleh karena itu, ketika waktunya
tiba, dia dapat memperkenalkan Injil Kristus kepada bangsa-bangsa
lain dengan cara yang sangat baik.
2. PENDIDIKAN PAULUS
Menurut adat istiadat Yahudi yang taat, setiap anak laki-laki harus
diberi pendidikan yang baik dan latihan yang sangat hati-hati di
rumahnya. Dia menerima pendidikan dasar. Kemudian pada usia 13
sampai 15 tahun, ia dikirim ke Yerusalem untuk mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi di sekolah kerabian (sebuah sekolah
pendidikan dalam agama Yahudi).
Di sekolah ini Paulus memperoleh kesempatan untuk belajar di bawah
bimbingan Gamaliel, salah seorang guru terbesar pada jaman itu.
Paulus menjadi seorang murid yang istimewa dan rupanya Gamaliel
memberikan penghargaan tinggi kepadanya.
3. KEMBALI KE TARSUS
Ketika Paulus telah menyelesaikan pendidikannya di Yerusalem, ia
kembali ke kota aslinya, Tarsus. Sekarang dia sudah siap bekerja.
Orangtua serta guru-gurunya sangat bangga kepadanya. Ada
kemungkinan Paulus menghabiskan waktunya selama beberapa tahun di
Tarsus sebagai seorang rabi, guru agama Yahudi. Tidak ada catatan
lain tentang dia selama tahun-tahun itu sampai ia kemudian kembali
ke Yerusalem, tepat sebelum kematian Stefanus, seorang pengikut
Yesus Kristus.
Paulus sudah mendengar tentang gerakan Kristen yang menentang iman
Yahudi. Paulus ingin pergi untuk membantu mempertahankan iman nenek
moyangnya. Selama pengadilan Stefanus, Paulus ada di sana dengan
teman-teman sebangsanya. Meskipun ia tidak ikut melempari Stefanus
dengan batu, ia memiliki perasaan yang sama dengan orang-orang yang
menganiaya Stefanus dan setuju bahwa Stefanus harus dihukum mati.
Paulus menyaksikan kematian Stefanus. Walaupun ia tidak
mengetahuinya pada waktu itu, kejadian ini memainkan peranan yang
penting dalam keputusannya mengikut Tuhan Yesus Kristus di kemudian
hari.
4. PENGANIAYAAN ORANG-ORANG KRISTEN
Paulus menjadi pemimpin di antara orang Yahudi. Para pemimpin yang
lebih tua mundur dan membiarkan kesempatan kepada Paulus menjadi
pimpinan pasukan untuk menghancurkan kekristenan. Paulus sendiri
menggambarkan tindakannya yang melawan kekristenan ini dengan
berkata: "Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah
memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku
memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju,
jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering
menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam
amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-
kota asing." (Kisah Para Rasul 26:10,11)
Paulus adalah seorang yang taat kepada agama Yahudi dan dia merasa
bahwa apa yang dia lakukan itu benar. Ini terjadi sebelum ia
mengalami kasih dan anugerah dari Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus
Kristus.
5. PAULUS MULAI MENUJU KE DAMSYIK
Pertobatan Paulus merupakan salah satu peristiwa terbesar sejarah
kekristenan. Paulus telah bertanggung jawab atas begitu banyak
kematian dan ribuan orang-orang Kristen yang dipenjarakannya.
Sekarang ia ada dalam perjalanan menuju Damsyik, sebuah kota
penting di Siria, untuk mengusir orang-orang Kristen di sana.
Ada tiga peristiwa dari pengalaman pertobatan Paulus yang tercatat
di dalam Perjanjian Baru. Lukas menceritakannya menurut kenyataan
sejarah dan Paulus menceritakannya dengan kata-katanya sendiri
sebanyak dua kali (semua dapat ditemukan dalam Kitab Kisah Para
Rasul).
Paulus telah membuat namanya ditakuti di antara semua orang Kristen
di Yerusalem. Dia telah berhasil memisahkan atau membungkam banyak
orang Kristen di kota suci itu. Kemudian, ia mendapat laporan
tentang adanya kelompok besar orang Kristen di kota Damsyik. Kota
Damsyik, kira-kira 240 km jauhnya dari Yerusalem. Dia memutuskan
untuk pergi ke sana untuk melanjutkan penganiayaannya kepada orang-
orang percaya ini. Dia telah diberi kekuasaan penuh dan membawa
surat izin untuk memasuki kota dan menangkap semua orang Kristen di
kota itu dan membawa mereka kembali dalam keadaan terbelenggu ke
Yerusalem. Paulus dan kawan-kawan memulai perjalanan yang panjang
menuju Damsyik. Perjalanan ini membutuhkan waktu enam sampai tujuh
hari dan selama perjalanan panjang ini anak muda yang pandai dan
penuh semangat ini mempunyai banyak waktu untuk berpikir. Mungkin
ia mulai meragukan tindakannya. Dia tidak habis berpikir dan tidak
mengerti bagaimana Stefanus bisa mati dengan begitu tenangnya. Dia
tidak dapat melupakan doa Stefanus ketika Stefanus "menutup mata"
dengan damai. Paulus merasa bahwa dia harus melakukan hal yang ia
pandang benar, tetapi dia terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang
tidak dapat dijawabnya. Oleh karena itu, ia pun pergi ke Damsyik.
6. PERTOBATAN PAULUS
Berita tentang kedatangan Paulus telah sampai ke Damsyik sebelum ia
tiba di sana. Pertobatan Paulus terjadi ketika ia mendekati kota
itu. Pada waktu tengah hari, tiba-tiba sebuah cahaya yang
membutakan mata bersinar mengelilingi Paulus dan teman-temannya. Ia
rebah ke tanah dan kedengaranlah suatu suara berkata kepadanya,
"Saul, Saul mengapa engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah
engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi
bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan
kepadamu, apa yang harus kauperbuat." (Kisah Para Rasul 9:4-6)
Paulus berdiri dari tanah dan mendapati dirinya buta. Beberapa anak
buahnya menuntun dia dan membawanya ke Damsyik. Selama tiga hari
lamanya dia tidak dapat melihat dan tidak makan ataupun minum.
Pengalaman ini mengubah Paulus sepenuhnya. Sekarang orang Farisi
yang sombong ini berubah menjadi seorang yang kesakitan, gemetar,
meraba-raba dan bergantung pada tangan orang lain yang menuntunnya
sampai ia tiba di Damsyik. Ia pergi ke rumah Yudas dan langsung
masuk ke kamarnya. Di sana ia tinggal selama tiga hari tanpa
makanan dan minuman. Selama tiga hari itu Paulus berdoa dan
berpuasa. Seluruh hidupnya telah berubah setelah pertemuannya
dengan Kristus. Sekarang dia harus membangun kembali kehidupannya
di dalam Kristus.
7. ANANIAS
Ananias adalah seorang murid di antara banyak orang Kristen di
Damsyik. Dia dikasihi dan dihormati oleh semua orang yang
mengenalnya. Ananias mendapatkan sebuah penglihatan dari Allah dan
diperintahkan pergi ke rumah Yudas untuk menemui Saulus dari
Tarsus. Ananias merasa sangat takut karena ia telah mendengar
tentang semua kejahatan yang telah dilakukan Saulus terhadap orang-
orang Kristen. Ananias barangkali sudah mengetahui bahwa dengan
alasan ini jugalah Paulus datang ke Damsyik. Tetapi, Tuhan
meyakinkan Ananias bahwa ia harus pergi, sehingga ia pun pergi
mengunjungi Saulus. Kemudian Ananias menumpangkan tangannya ke atas
kepala orang Farisi muda ini, dan berkata, "Saulus, saudaraku" dan
memberitahukannya bahwa Yesuslah orang yang telah menampakkan diri
dalam penglihatannya. Kemudian terbukalah mata Paulus dan ia
menerima anugerah Roh Kudus. Setelah itu dia dibaptis, kemungkinan
juga oleh Ananias.
8. PAULUS MULAI BERKOTBAH
Kita tidak terlalu heran ketika mengetahui bahwa rasul baru ini
langsung memulai pekerjaan barunya. Dia mulai berkotbah tentang
Kristus dan menyatakan bahwa Kristus adalah anak Allah. Para rasul
Tuhan sangat heran dengan perubahan yang luar biasa pada diri
Paulus. Orang-orang Yahudi yang mendengar dia juga merasa tidak
percaya bahwa Sauluslah orang yang menyatakan hal itu. Paulus
bertumbuh dalam kekuatan dan kuasa selama dia memberitakan Firman
Tuhan.
Paulus pergi ke Arab dan tinggal di sana selama tiga tahun. Inilah
waktu untuk belajar dan mendalami Firman Allah guna mempersiapkan
dirinya kepada satu pelayanan yang penting, yang sudah menunggu di
hadapannya.
Setelah tinggal di Arab, ia kembali ke Damsyik. Di sana banyak
orang mendengarkan pemberitaannya dengan penuh semangat. Tetapi,
tidak lama kemudian orang-orang Yahudi berusaha mencari dan
membunuhnya. Oleh sebab itu, para murid merencanakan untuk
meloloskan dia. Pada suatu malam Paulus disembunyikan dalam sebuah
keranjang dan diturunkan di luar tembok kota.
Sekarang Paulus mengerti apa yang telah ia perbuat terhadap orang-
orang Kristen. Mulai saat itu banyak orang Yahudi mencari dia dan
ingin menghancurkannya. Paulus adalah seorang rasul Allah yang begitu
pandai dalam memberitakan Injil, baik kepada orang Yahudi ataupun
kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Orang yang bukan Yahudi adalah
orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Dia telah bertumbuh
di kota Tarsus, sebuah kota yang bukan Yahudi, dan tinggal serta
belajar di sana sebagai seorang Yahudi.
Akhir Pelajaran (KRP-P01)
DOA
"Kami bersyukur bisa mempelajari kisah awal pertobatan dan pelayanan
rasul Paulus melalui pelajaran ini. Kami bersyukur Engkau mampu
mengubah kehidupan manusia yang paling kejam sekalipun untuk dipakai
menjadi alat bagi kemuliaan-Mu. Kami rindu pertobatan hidup kami pun
menghasilkan buah yang dapat dinikmati banyak orang. Amin."
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]
|