DAS Referensi 04a

Nama Kursus : Doktrin Allah Sejati
Nama Pelajaran : Doktrin Tritunggal
Kode Referensi : DAS-R04a


Referensi DAS-R04a diambil dari:

Judul Buku : Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen
Penulis : R.C. Sproul
Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1997
Halaman : 43 - 44

REFERENSI PELAJARAN 04a - ALLAH TRITUNGGAL

Doktrin Allah Tritunggal merupakan doktrin yang sukar dan membingungkan kita. Kadang-kadang orang Kristen dituduh mengajarkan pemikiran yang tidak masuk akal, yaitu 1+1+1=1. Ini merupakan pernyataan yang salah. Istilah Trinitas bukan menjelaskan relasi dari tiga Allah, tetapi satu Allah yang memiliki tiga Pribadi. Tritunggal bukan berarti triteisme, yaitu dimana ada tiga keberadaan yang tiga-tiganya adalah Allah. Kata Trinitas dipergunakan sebagai usaha untuk menjelaskan kepenuhan dari Allah, baik dalam hal keesaan-Nya maupun dalam hal keragaman-Nya.

Formulasi Trinitas yang telah dikemukakan dalam sejarah adalah Allah itu satu esensi dan tiga pribadi. Formula ini memang merupakan suatu hal yang misteri dan paradoks tetapi tidak kontradiksi. Keesaan dari Allah dinyatakan sebagai esensi-Nya atau keberadaan-Nya, sedangkan keragaman-Nya diekspresikan dalam tiga Pribadi.

Istilah Trinitas sendiri tidak terdapat di dalam Alkitab, tetapi konsepnya dengan jelas diajarkan oleh Alkitab. Di satu sisi, Alkitab dengan tegas menyatakan keesaan Allah (Ulangan 6:4). Di sisi lain, Alkitab dengan tegas menyatakan keilahian tiga Pribadi dari Allah: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Gereja telah menolak ajaran-ajaran bidat modalisme dan triteisme. Modalisme adalah ajaran yang menyangkali perbedaan Pribadi-pribadi yang ada di dalam keesaan Allah, dan menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus hanyalah merupakan tiga cara Allah di dalam mengekspresikan diri-Nya. Di pihak lain, triteisme mengungkapkan pernyataan yang salah, yaitu ada tiga keberadaan yang menjadi Allah.

Istilah pribadi sama sekali tidak berarti adanya perbedaan di dalam esensi, tetapi perbedaan di dalam substansi dari Allah. Substansi-substansi pada diri Allah memiliki perbedaan yang nyata satu dengan yang lain tetapi tidak berbeda secara esensi, dalam arti suatu keberadaan yang berbeda satu dengan yang lain. Setiap pribadi berada "di bawah" esensi Allah yang murni. Perbedaan substansi ini berada dalam wilayah keberadaan, bukan merupakan suatu keberadaan atau esensi yang terpisah. Semua pribadi pada diri Allah memiliki atribut ilahi.

Setiap Pribadi di dalam Trinitas memiliki peran yang berbeda. Karya keselamatan dalam pengertian tertentu merupakan pekerjaan dari ketiga Pribadi Allah Tritunggal. Namun, di dalam pelaksanaannya ada peran yang berbeda yang dikerjakan oleh Bapa, Anak dan Roh Kudus. Bapa memprakarsai penciptaan dan penebusan; Anak menebus ciptaan; dan Roh Kudus melahirbarukan dan menguduskan, dalam rangka mengaplikasikan penebusan kepada orang-orang percaya.

Doktrin Tritunggal tidak menunjukkan bagian-bagian atau peran-peran dari Allah. Analogi manusia yang menjelaskan seseorang yang adalah seorang bapa, seorang anak dan seorang suami tidak dapat mewakili misteri dari natur Allah.

Doktrin Tritunggal tidak secara lengkap menjelaskan tentang karakter Allah yang bersifat misteri. Sebaliknya, doktrin ini memberikan perbatasan yang tidak boleh kita langkahi. Doktrin ini menjelaskan batas pemikiran kita yang terbatas. Doktrin Tritunggal menuntut kita untuk setia pada wahyu ilahi yang menyatakan bahwa dalam satu pengertian Allah adalah esa dan dalam pengertian lain Dia adalah tiga.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA