DAS Referensi 02c

Nama Kursus : Doktrin Allah Sejati
Nama Pelajaran : Nama-nama Allah
Kode Referensi : DAS-R02c

Referensi DAS-R02c diambil dari:

Judul Buku : Teologi Sistematika
Penulis : Henry C. Thiessen
Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1992
Halaman : 36 - 38

REFERENSI PELAJARAN 02c - NAMA-NAMA ALKITABIAH UNTUK ALLAH

Nama-nama orang dan tempat dalam Alkitab sering kali memiliki makna yang penting. Demikianlah halnya dengan nama-nama Allah. Istilah yang paling sering dipakai untuk yang ilahi ialah El. Dari istilah ini dibentuk kata Elim, Elohim, dan Eloah. Istilah ini sepadan dengan theos dalam bahasa Yunani, Deus dalam bahasa Latin, dan God dalam bahasa Inggris. Istilah ini merupakan istilah yang umum bagi yang ilahi, dan dipakai untuk meliput semua anggota golongan yang ilahi. Istilah Elohim yang jamak biasanya dipakai oleh para penulis di Perjanjian Lama dengan memakai kata kerja dan kata sifat tunggal untuk menunjuk satu gagasan tunggal. Walaupun istilah ini biasanya mengacu kepada Allah, ia juga dapat dipakai untuk dewa-dewa kafir. Kata majemuk El-Elyon menunjuk kepada Allah sebagai Yang Mahatinggi (Mazmur 78:35), dan El-Shaddai menunjuk kepada Allah sebagai Yang Mahakuasa (Kejadian 17:1).

Yehova atau Yahweh merupakan nama pribadi yang paling baik dari Allah Israel. Istilah ini dikaitkan dengan kata kerja Ibrani "ada", dan berarti "Dia yang ada dengan sendirinya," atau "Dia yang menjadikan ada" (Keluaran 6:2 dst.; bandingkan Keluaran 3:13-16). Nama ini sering kali diterjemahkan dengan istilah "Tuhan" yang kerap dicetak dengan memakai huruf besar. Nama ini dipakai dalam berbagai kombinasi penting: Yehova-Yireh, Tuhan akan menyediakan (Kejadian 22:14); Yehova-Rapha, Tuhan yang menyembuhkan (Keluaran 15:26); Yehova-Nissi, Tuhan panji-panjiku (Keluaran 17:15); Yehova-Shalom, Tuhan itu keselamatan (Hakim-Hakim 6:24); Yehova-Raah, Tuhan adalah gembalaku (Mazmur 23:1); Yehova-Tsidkenu, Tuhan keadilan kita (Yeremia 23:6); dan Yehova-Shammah, Tuhan hadir (Yehezkiel 48:35).

Adonai, Tuhanku, merupakan gelar yang seringkali muncul dalam kitab para nabi. Istilah ini mengungkapkan ketergantungan dan kepatuhan, yaitu sikap seorang hamba terhadap tuannya, atau seorang istri terhadap suaminya. Gelar, Tuhan semesta alam, sering kali muncul dalam tulisan-tulisan yang bersifat nubuat dan pasca-pembuangan (Yesaya 1:9; 6:3). Beberapa sarjana beranggapan bahwa istilah ini berbicara tentang kehadiran Allah bersama balatentara Israel pada zaman kerajaan (I Samuel 4:4; 17:45; II Samuel 6:2), namun arti yang mungkin lebih tepat ialah kehadiran Allah bersama balatentara sorga, yaitu para malaikat (Mazmur 89:7-9; bandingkan Yakobus 5:4).

Dalam Perjanjian Baru istilah theos menggantikan istilah El, Elohim, dan Elyon. Nama Shaddai dan EI-Shaddai diterjemahkan sebagai pantokrator, yang artinya yang mahakuasa, dan theos pantokrator yang berarti Allah yang mahakuasa. Kadang-kadang Tuhan disebut sebagai Alfa dan Omega (Wahyu 1:8), yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang (Wahyu 1:4), Yang Awal dan Yang Akhir (Wahyu 2:8; 21:6).

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA