DAS Pelajaran 04

Nama Kursus : Doktrin Allah Sejati
Nama Pelajaran : Doktrin Tritunggal
Kode Pelajaran : DAS-P04

Pelajaran 04. DOKTRIN TRITUNGGAL

Daftar Isi

  1. Pengertian Tritunggal
  2. Bukti-Bukti Alkitab
  3. Doktrin Tritunggal dalam Sejarah
  4. Isi Doktrin Tritunggal
  5. Hubungan Antara Ketiga Pribadi Tritunggal
  6. Pentingnya Doktrin Tritunggal dalam Iman Kristen

Doa

DOKTRIN TRITUNGGAL

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus". (Matius 28:29)

  1. Pengertian Tritunggal

    Tritunggal adalah Allah yang esa, yang ada secara kekal sebagai tiga Pribadi yaitu Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus, yang masing-masing Pribadi itu penuh sempurna keallahannya.

  2. Bukti-bukti Alkitab

    Alkitab berbicara tentang Allah sebagai tiga oknum yang dapat dibedakan, yang biasa disebut sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Istilah teknis untuk gagasan ini, Tritunggal, tidak terdapat dalam Alkitab, tetapi termasuk golongan istilah yang bersifat alkitabiah dalam arti mengungkapkan dengan jelas ajaran Alkitab. Meskipun istilah Tritunggal tidak muncul dalam Alkitab, namun demikian, ide dan prinsipnya ada di banyak tempat dalam Alkitab.

    1. Perjanjian Lama Memberikan Penyataan yang Tidak Lengkap

      Sebagian dari bapa-bapa gereja awal dan juga teolog-teolog masa kini, dengan tidak memperhatikan karakter progresif dari wahyu Allah, memberi kesan bahwa doktrin Allah Tritunggal telah secara lengkap dinyatakan dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Lama mengandung isyarat tentang "kepenuhan" dalam Allah yang merupakan landasan ajaran Perjanjian Baru tentang Tritunggal. Ada sebutan mengenai "malaikat Tuhan" yang disamakan dengan Allah, tetapi berbeda dengan Allah. Perjanjian Lama juga menyebutkan Roh Allah sebagai wakil pribadi Allah. Ada juga disebutkan tentang hikmat Allah, khususnya dalam Amsal 8, sebagai perwujudan Allah di dunia, dan mengenai firman Allah sebagai ungkapan yang kreatif. Ada juga nubuat yang menyamakan Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu itu dengan Allah. Jelaslah bahwa Perjanjian Lama tidak mengajarkan mengenai Tritunggal secara lengkap, tetapi dengan menyajikan keesaan Allah dalam bentuk jamak, ulasan ini mendahului ajaran Perjanjian Baru yang lebih lengkap.

    2. Perjanjian Baru Memberikan Konsep yang Lengkap Tentang Tritunggal

      Ajaran tentang Tritunggal diuraikan dengan lebih jelas dalam Perjanjian Baru daripada dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Baru membawa wahyu yang lebih jelas akan perbedaan-perbedaan dalam diri Allah Tritunggal. Jika dalam Perjanjian Lama Yehova dikatakan sebagai pembebas dan penyelamat umat-Nya (Mazmur 19:14), dalam Perjanjian Baru Allah Putra benar-benar ada dalam keadaan itu (Matius 1:21). Dan jika dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Yehovalah yang tinggal di antara umat Israel dan dalam hati mereka yang takut akan Dia (Mazmur 74:2), dalam Perjanjian Baru Roh Kuduslah yang tinggal dalam gereja (Kisah Para Rasul 2:4). Perjanjian Baru memberikan wahyu yang jelas bahwa Allah mengirimkan putra-Nya ke dalam dunia (Yohanes 3:16), dan tentang Allah Bapa dan Allah Putra yang mengirimkan Roh Kudus ke dalam dunia (Yohanes 14:26). Dan juga beberapa kali ketiga pribadi tritunggal ditampilkan bersama dan tampaknya setara satu dengan yang lain. Pada saat Yesus dibaptis, Roh turun ke atas-Nya dan suara Allah terdengar dari sorga serta menyatakan Yesus sebagai Anak yang dikasihi-Nya. Yesus berdoa agar Bapa mengutus seorang penolong yang lain. Para murid ditugaskan untuk membaptis orang dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ketiga pribadi dalam Tritunggal itu bergabung bersama-sama dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Lagi pula, doa berkat rasuli mempersatukan ketiga oknum Tritunggal tersebut (2 Korintus 13:13).

      Dalam 1 Petrus 1:2, "Yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu."

  3. Doktrin Tritunggal dalam Sejarah

    1. Sejak zaman Perjanjian Lama, bangsa Yahudi selalu menekankan tentang keesaan Allah dan konsep ini dibawa sampai abad-abad pertama masehi.

    2. Pada abad ke-2, Tertulianus memformulasikan doktrin ini; tetapi masih banyak kekurangannya (belum sempurna). Tertulianus (165 M - 220 M) adalah orang pertama yang menemukan istilah "Trinity" (Tritunggal). Tertulianus berusaha untuk memberikan penjelasan yang alkitabiah tentang ajaran Tritunggal, karena pada saat itu di gereja banyak tersebar pengajaran Monarkianisme. Ajaran sesat Monarkianisme digolongkan menjadi dua bagian:

      1. Monarkianisme Dinamis (adoptionisme): Yesus adalah manusia biasa yang diadopsi oleh Allah dan diberikan kekuatan khusus pada saat Ia dibaptis.

      2. Monarkianisme Modalistis: Allah adalah satu, tetapi muncul (tampil) kepada manusia dalam 3 mode (bentuk), yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.

    3. Arius (250 M - 336 M) dari Aleksandria menentang ajaran Tritunggal. Ia tidak setuju akan keallahan Anak dan Roh Kudus, berdasarkan Kolose 1:15. Di Konsili Nicea (325 M) ajaran Arian ini ditentang habis-habisan oleh Athanasius, demikian juga di Konsili Konstantinopel (381 M). Perdebatan yang paling utama adalah mengenai dua istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang keallahan Yesus dan Roh Kudus.

    4. Subordinasionisme adalah ajaran yang juga menyimpang dari Alkitab. Mereka mengakui keallahan Anak dan Roh Kudus, tetapi stratanya tetap lebih rendah dari keallahan Bapa. Athanasius berjuang hampir 17 tahun untuk mengembalikan doktrin ini kepada kebenaran Alkitab. Akhirnya, dalam Konsili Konstantinopel (381 M) Kaisar Konstantin memihak kepada Athanasius. Athanasius memberikan pandangan yang sehat: Kristus dilahirkan dari Bapa dan memunyai kesetaraan dengan Bapa, tidak bersubordinasi. Namun demikian, Athanasius belum cukup puas karena kemenangannya hanyalah karena kekuatan kekuasaan Konstantin. Setelah kaisar Konstantin digantikan oleh penggantinya, ternyata penggantinya lebih memihak kepada kaum Arian.

    5. Pada pertengahan abad ke-4, seorang teolog dari Kapadokia (Asia Kecil Timur) memberikan doktrin Tritunggal yang definitif dan mengalahkan ajaran Arianisme.

    6. Doktrin Tritunggal yang paling tuntas diformulasikan pada masa Agustinus (354 M - 430 M). Ia menulis dalam bukunya "De Trinitate". Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus tidak memiliki subordinasi, tetapi kesetaraan. Satu esensi Allah dengan 3 pribadi seperti apa yang diajarkan dalam Alkitab.

    7. Sesudah masa Reformasi, para reformator seperti Martin Luther dan John Calvin, tidak menolak doktrin Tritunggal versi Athanasius. Martin Luther mengatakan bahwa doktrin Tritunggal harus diterima dengan iman, walaupun tidak bisa dijelaskan dengan tuntas, karena ada dalam Alkitab. Sedangkan Calvin menulis penjelasan tentang Tritunggal dalam bukunya Institutio. Pandangan modern tentang Tritunggal bervariasi, tetapi tidak ada hal yang baru lagi. Semua kesalahan yang dilakukan oleh teolog-teolog modern sudah pernah terjadi sebelumnya.

  4. Isi Doktrin Tritunggal

    Memang untuk memahami sepenuhnya doktrin ini adalah tidak mungkin. Namun demikian, semua fakta dalam Alkitab telah menunjukkan kebenaran dan memberi pencerahan kepada kita untuk mengerti dan dapat menyimpulkan (memahami kebenaran) dari pengajaran ini. Ada 3 pernyataan penting dalam definisi Allah Tritunggal: 1. Allah adalah (3) Pribadi (Bapa, Anak, dan Roh Kudus). 2. Masing-masing Pribadi Allah adalah Allah yang sempurna. 3. Mereka (3) Pribadi, tetapi Allah yang Esa; satu esensi.

    1. Allah adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak, dan Roh Kudus)

      Yang artinya bahwa Allah Bapa bukan Allah Anak, Allah Anak bukan Allah Roh Kudus, dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Hal ini dinyatakan jelas dalam Alkitab Matius 28:19, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus." Masing-masing pribadi Allah ini mempunyai kepribadian, kehendak, dan perasaan. Dalam hal ini, Roh Kudus juga termasuk di dalamnya. Secara jelas dikatakan Roh Kudus bukan hanya kuasa dan kekuatan, melainkan juga seorang Pribadi. Yohanes 14:26, "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

    2. Masing-masing Pribadi Allah Itu adalah Allah yang Sempurna.

      1. Keallahan Bapa tidak terlalu sulit untuk diterima karena Alkitab jelas sekali menyebutnya. Dengan membaca Perjanjian Baru sepintas, akan menunjukkan bahwa Allah Bapa seringkali dikenal sebagai Allah. Roma 1:7, "Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus."

      2. Ajaran tentang keilahian Kristus sangat penting bagi iman Kristen. "Apakah pendapatmu tentang Kristus?" merupakan pertanyaan utama dalam kehidupan setiap orang Kristen (Matius 16:15). Memang Yesus adalah manusia yang paling luhur, dan Ia jelas jauh lebih besar daripada manusia biasa. Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Dia adalah Allah dengan berbagai cara. Yohanes 1:15, "Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: 'Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.'"

      3. Ada atribut-atribut personal tertentu yang dengannya 3 pribadi itu dibedakan: Bapa - Pencipta; Anak - Penebus; Roh Kudus - yang memberi kelahiran baru

      4. Keallahan Roh Kudus juga disebutkan jelas dalam Alkitab. Roh Kudus memiliki kepribadian): Sebelum dapat ditunjukkan bahwa Roh kudus itu Allah, harus ditetapkan dulu bahwa Ia berkepribadian dan bukan sekadar pengaruh atau kuasa ilahi. Roh kudus disebut Penolong (Penghibur). Istilah ini dipakai baik untuk Roh Kudus maupun untuk Kristus, dan karena istilah ini mengungkapkan kepribadian bila digunakan untuk Kristus, maka hal yang sama juga berlaku untuk Roh Kudus. Ia memililki tiga unsur utama kepribadian: Akal, perasaan, dan kehendak. 1 Korintus 2:10-11, "Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah."

    3. Tiga Pribadi, Tetapi Allah yang Esa; Satu Esensi

      Mereka adalah 3 Pribadi, tetapi Allah yang Esa; satu esensi Allah adalah Allah yang Esa (satu); ketiga Pribadi Allah ini tidak hanya satu dalam tujuan, tetapi Mereka juga satu dalam esensi dan hakikat. Seluruh esensi yang tidak terbagi dari Allah dimiliki oleh ketiga Pribadi ini secara setara dan penuh, tetapi Ketiganya memunyai kesatuan esensi. Dalam 1 Timotius 2:5, "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus."

  5. Hubungan Antara Ketiga Pribadi Tritunggal

    1. Ketiga Pribadi Allah Tritunggal memunyai perbedaan dalam fungsi utamanya.

      Setiap Pribadi di dalam Tritunggal memiliki peran yang berbeda. Karya keselamatan dalam pengertian tertentu merupakan pekerjaan dari ketiga Pribadi Allah Tritunggal. Namun, dalam pelaksanaannya ada peran yang berbeda yang dikerjakan oleh Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bapa memprakarsai penciptaan dan penebusan; Anak menebus ciptaan; dan Roh Kudus melahirbarukan dan menguduskan ciptaan, dalam rangka mengaplikasikan penebusan kepada orang-orang percaya.

      Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus memunyai kesetaraan dalam keallahannya, tetapi tidak dalam menjalankan fungsinya karena Allah Bapa memegang pimpinan tertinggi (sesuai dengan nama yang diberikan "Bapa"). Allah Bapa memberikan ketetapan Allah, Allah Anak menjalankan ketetapan Allah, Allah Roh Kudus menjaga dan memelihara akan pelaksanaan ketetapan Allah.

    2. Dalam hal keselamatan

      1. Allah Bapa merencanakan dan mengirim Allah Anak ke dunia. Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

      2. Allah Anak taat kepada Bapa dan melaksanakan penebusan. Yohanes 6:38, "Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku."

      3. Allah Roh Kudus dikirim oleh Allah Bapa dan Anak untuk mengefektifkan penebusan. Yohanes 14:26, "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

  6. Pentingnya Doktrin Tritunggal dalam Iman Kristen

    Dengan demikian, seluruh pengertian keselamatan Kristen dan penerapannya pada pengalaman manusia bergantung pada ketritunggalan Allah. Hal itu begitu penting maknanya. Ketritunggalan Allah juga merupakan dasar pokok penegasan bahwa Allah itu kasih adanya. Allah tidak kesepian, yang memerlukan ciptaan sebagai objek kasih-Nya. Sebagai Tritunggal, Allah sudah puas dengan diri-Nya dan tidak perlu menciptakan ataupun menyelamatkan. Penciptaan dan penyelamatan merupakan tindakan kemurahan hati sepenuhnya, ungkapan Allah sebagai kasih yang bebas dan abadi.

    Merenungkan Allah dalam ketritunggalan-Nya, Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang dapat dibeda-bedakan menurut oknum dan tugasnya tetapi merupakan keesaan yang sempurna dan harmonis dalam kasih mengasihi yang kekal, membuat orang melihat sesuatu yang agung, bahkan indah dan menarik. Sepanjang masa, misteri yang mulia itu telah menggerakkan hati orang dan membawanya kepada puncak pemujaan, ibadah, kasih, dan pujian.

    Doktrin Keselamatan akan mengalami kesulitan besar jika kita menolak keallahan Anak dan Roh Kudus. Doktrin pembenaran hanya melalui iman akan sulit diterima jika kita menolak keallahan Yesus dan Roh Kudus. Jika Yesus bukan Allah yang sejati, maka kita tidak bisa lagi menyembah Dia seperti apa yang diperintahkan Alkitab. Ketidakbergantungan Allah sulit dipercaya jika ketiga Pribadi Tritunggal ini bukanlah Allah yang setara. Allah yang berpribadi membutuhkan pihak yang lain untuk berhubungan.



Akhir Pelajaran (DAS-P04)

DOA

"Terima kasih Tuhan atas kasih karunia yang Engkau berikan kepada kami dan untuk penyertaan-Mu yang sempurna atas kami, sehingga kami diberkati dan mengalami damai sejahtera atas pengetahuan yang sudah kami pelajari hari ini: mengenai Allah Tritunggal. Biarlah pengetahuan ini dapat kami bagikan kepada orang lain, sehingga mereka juga memperoleh berkat. Amin."

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA