Pelajaran

Taxonomy upgrade extras: 

OKB-Pelajaran 01

Nama Kursus : Orang Kristen yang Bertanggung Jawab
Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Doa dan Membaca Alkitab
Kode Pelajaran : OKB-P01

Pelajaran 01 - BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL DOA DAN MEMBACA ALKITAB

DAFTAR ISI

  1. BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL DOA
    1. Firman Allah Memerintahkan Anda untuk Berdoa
    2. Allah Menginginkan Anda untuk Berdoa
    3. Pertumbuhan Rohani Anda Menuntut Anda untuk Berdoa
    4. Penghasilan Buah Anda Bergantung pada Doa Anda
    5. Orang-Orang Lain Membutuhkan Doa-doa Anda
    6. Anda Harus Memenuhi Syarat-syarat Allah untuk Berdoa
  2. BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL MEMBACA ALKITAB
    1. Alkitab adalah Pesan Allah bagi Kita
    2. Alkitab Berisi Banyak Janji Allah untuk Anda
    3. Alkitab Memberitahu Cara Orang Terhilang agar Dapat Diselamatkan
    4. Alkitab Mengajar Orang Kristen Bagaimana harus Menjalani Hidup
    5. Alkitab akan Menolong Anda dalam Mengatasi Pencobaan
    6. Alkitab akan Menolong Anda Menjadi Pelayan Kristus yang Baik
    7. Mengapa Saya harus Mempelajari Alkitab?

DOA

BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL DOA DAN MEMBACA ALKITAB

  1. BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL DOA

    Mengapa kita harus berdoa? atau mengapa kita harus meminta Tuhan supaya mengajarkan doa kepada kita? Marilah kita mempelajari beberapa alasannya (Lukas 11:1-13).

    Kita yakin bahwa jika kita lebih dahulu mencari berkat rohani - "kerajaan Allah dan kebenarannya" - maka perkara-perkara lain akan ditambahkan kepada kita, sebab Dia mengetahui kita membutuhkannya. Karena itu kita semestinya puas beriman kepada Allah untuk semua kebutuhan kita sehari-hari, dan melakukan yang terbaik agar hal itu terwujud, dengan lebih bersandar pada pertolongan-Nya daripada usaha-usaha kita sendiri. Ada banyak hal, kita tidak perlu menyebutkan satu per satu dalam setiap permohonan kita.

    Charles H. Spurgeon, ketika komisi gerejanya berkumpul untuk mengajukan imbauan pertolongan, akan mengambil beberapa surat dan sesudah melihat sekilas isi surat-surat itu, dia akan berkata, "Kita tidak akan menyusahkan Tuhan dengan hal-hal ini; saya akan menyelesaikannya sendiri." Allah senang kita tidak menyusahkan Dia, dan Dia telah memberi kita akal budi dan kemampuan lain untuk maksud itu. Dia akan selalu memberkati usaha-usaha orang Kristen yang percaya pada diri sendiri, yang berjalan melangkah maju dengan iman yang sederhana. Tetapi, ada banyak orang baik yang merasa terhibur untuk membawa semua persoalan mereka kepada Dia dan tidak akan mengambil satu langkah pun tanpa berdoa. Kita tidak bisa mengkritik saudara-saudara kita seiman yang hidup dalam atmosfir doa ini. Ada yang lain yang menyerahkan pengaturan kehidupan mereka pada Dia, tetapi tidak membawa hal-hal yang tampak kecil dan sepele ke dalam doa. Itu adalah soal temperamen, dan tidak diragukan dua-duanya benar. Akan tetapi, jika kita mempunyai iman yang lebih luas dan lebih dalam, kita akan belajar mempercayai Dia dan menyampaikan permohonan dalam doa-doa kita, hanya perkara-perkara yang secara rohani dan materi adalah vital. Tidak diragukan kita berhak membawa semua kesukaran kita ke takhta anugerah, kesukaran ketika menghadapi pencobaan, keragu-raguan, amarah, gangguan kesehatan, kebutuhan serta kesusahan, atau teman-teman kita yang perlu didoakan, dan sebagainya. Jika kita memilih untuk mengesampingkan hal-hal kecil dalam doa kita dan mempercayakan itu semua kepada Dia, itu lebih baik. Dia mengetahui semua tentang diri kita dan kita seharusnya beriman bahwa Dia akan menyediakan semua kebutuhan kita, sebagaimana janji-Nya (Filipi 4:19).

    1. Firman Allah Memerintahkan Kepada Anda untuk Berdoa

      Firman Tuhan mengatakan, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6). Tuhan Yesus juga mengatakan suatu perumpamaan supaya murid-muridNya tidak jemu-jemu berdoa. (Lukas 18:1) Di tegaskan kembali dalam 1 Tesalonika 5:17, "Tetaplah berdoa." Lukas 21:36, Filipi 4:6, dan Yohanes 14:15 adalah sebuah petunjuk-petunjuk dari Tuhan. Jadi, mengapa kita harus berdoa karena firman Allah yang memerintahkan untuk berdoa. Doa menjadi bagian yang penting dalam kehidupan Kristen. Doa adalah belajar berserah kepada Allah Sang Pencipta.

    2. Allah Menginginkan Anda untuk Berdoa

      Yesus telah mengajarkan kepada para murid-Nya agar mereka berbicara kepada Bapa di surga saat mereka berdoa. Berdoa ialah berbicara dengan Bapa yang di surga. Ini merupakan persekutuan dengan Allah. "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu" (Yakobus 4:8a). Bukankah itu janji yang sangat indah? Tuhan sangat tersanjung dan senang saat melihat Anda berbicara dengan Dia dalam doa. Inilah Alasan utama mengapa kita harus berdoa karena Allah menginginkan kita untuk berdoa.

    3. Pertumbuhan Rohani Anda Menuntut Anda untuk Berdoa

      Yesus berkata bahwa Anda dapat meminta kepada Bapa Surgawi segala sesuatu yang Anda butuhkan, termasuk pada saat di mana Anda dicobai oleh Iblis dan jatuh ke dalam dosa. Anda harus berdoa dan meminta Tuhan agar melepaskan kita dari pencobaan tersebut. Jika Anda berdosa, Anda hanya bisa diampuni jika Anda mau mengakui dosa Anda kepada Tuhan lewat doa. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9) Sudahkah Anda melihat bahwa sangat penting bagi Anda untuk berdoa? Anda tidak dapat bertumbuh sebagai seorang Kristen tanpa berdoa.

    4. Penghasilan Buah Anda Bergantung pada Doa Anda

      Pada suatu saat Yesus mengajarkan kepada para murid- Nya untuk "tinggal tetap di dalam Dia" (Yohanes 15:5-7). Sebuah cabang hanya dapat tetap hidup dan berbuah jika ia tetap bersatu pada batangnya. Demikian pula dengan orang Kristen, kita telah disatukan dengan Kristus. Inilah yang dimaksud dengan tinggal di dalam Kristus. Berbuah artinya hidup dalam suatu cara sehingga orang-orang datang untuk mengenal Kristus sebagai Juru Selamat dan mereka dikuatkan saat Anda melayani mereka. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan berdoa. (baca Yohanes 15; Yohanes 15:7 dan Yohanes 15:16)

    5. Orang-orang lain Membutuhkan Doa-doa Anda

      Perhatikan kembali bacaan Alkitab kita dalam Lukas 11:1-13. Tuhan Yesus menggunakan cerita ini untuk mengajar kita agar tidak menyerah atau tidak jemu-jemu saat kita berdoa. Ia memberi janji yang indah kepada kita di dalam Lukas 11:9-10 "Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."

    6. Anda Harus Memenuhi Syarat-syarat Allah untuk Berdoa

      Bacalah dan perhatikan dalam 1 Timotius 2:1-2 dan Efesus 6:18. Sekarang berdoalah untuk orang-orang yang belum percaya supaya mereka diselamatkan. Berdoalah untuk teman-teman yang terkena pencobaan supaya menjadi kuat dan setia kepada Yesus. Berdoalah untuk orang-orang yang sakit supaya mereka disembuhkan. Berdoalah untuk para pemimpin pemerintahan supaya mereka dapat memimpin dengan bijaksana. Alkitab mengatakan, "Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya" (Yakobus 5:16).

      Syarat-syarat bagi doa yang dikabulkan oleh Allah:

      1. Anda harus berdoa dengan iman. (Ibrani 11:6)
      2. Anda harus memiliki hati yang bersih. (Mazmur 66:19)
      3. Anda harus kudus dalam kehidupan sehari-hari Anda. (2 Tawarikh 7:14)
      4. Anda harus berdoa menurut kehendak Allah. (1 Yohanes 5:14-15)
      5. Anda harus tinggal tetap di dalam Kristus. (Yohanes 15:7)
  2. BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL MEMBACA ALKITAB

    Seorang ayah yang bijaksana dan penyayang akan selalu membuat semua harapan-harapannya diketahui dengan jelas oleh anak-anaknya. Kemudian, ia mengharapkan mereka untuk mentaatinya. Demikian juga dengan Allah. Allah mengasihi kita dan menginginkan kita untuk melakukan kehendak- Nya. Ia mengajar kita di dalam Firman-Nya, yakni Alkitab bagaimana cara kita harus menjalani hidup. Mengapa sangat penting bagi kita untuk mempelajari Alkitab? Perhatikan beberapa alasan berikut ini.

    1. Alkitab adalah Pesan Allah Bagi Kita

      Dalam 2 Timotius 3:16 dinyatakan bahwa, segala tulisan di dalam Alkitab diilhami oleh Allah. Ini artinya walaupun Alkitab ditulis oleh orang-orang seperti Musa, Daud, Yesaya, Matius, Paulus, dll., tetapi mereka melakukannya di bawah bimbingan Tuhan. Oleh karena itu, pesan yang mereka tulis adalah pesan Allah bagi kita.

      Alkitab adalah pesan dari Allah kepada manusia, yang diberikan dalam pelbagai cara (Ibrani 1:1) dan pada akhirnya menjelma dalam Kristus. Jadi, 'kedaulatan' dan 'kewibawaan' Alkitab -- Kitab Suci wajib dan harus dipercaya dan ditaati, tidak tergantung pada kesaksian orang atau gereja, tapi semata-mata hanya pada Allah (yang adalah Kebenaran itu sendiri), Alkitab wajib harus diterima, karena Alkitab adalah firman Allah.

    2. Alkitab Berisi Banyak Janji Allah untuk Anda

      Anggap saja Anda sedang melamar suatu kedudukan di sekolah tertentu. Kemudian Kepala Sekolah menjawab surat lamaran Anda lewat sebuah surat yang isinya mengatakan bahwa Anda diterima untuk suatu kedudukan tertentu jika Anda datang pada hari pembukaannya. Itulah janji bapak Kepala Sekolah. Seandainya Anda tidak membaca surat itu dan hari pembukaan telah tiba, apa yang akan terjadi? Tentu saja Anda tidak diberi kedudukan karena Anda tidak datang pada hari pembukaan sesuai dengan janji Kepala Sekolah. Hal ini sama dengan janji-janji Allah di dalam Alkitab. Anda harus mengetahui janji- janji Allah dan memenuhi syarat-syarat-Nya sebelum menerima hal- hal yang menakjubkan sesuai dengan yang telah Ia janjikan. Janji- janji Allah dapat Anda ketahui jika Anda membaca Alkitab. (Roma 15:4)

    3. Alkitab Memberitahu Cara Orang Terhilang Agar Dapat Diselamatkan

      Banyak orang bingung memikirkan cara untuk selamat. Mengapa? Karena mereka diberitahu oleh banyak orang tentang cara yang berbeda-beda untuk bisa selamat. Ironisnya orang-orang yang memberitahu itu juga adalah orang-orang yang tersesat atau terhilang. Jadi, tidak mungkin mereka bisa selamat. Dari Alkitablah kita bisa belajar tentang satu-satunya jalan untuk memperoleh hidup yang kekal. Tidak ada jalan lain (2 Timotius 3:15 dan Efesus 2:8-9).

    4. Alkitab Mengajar Orang Kristen Bagaimana Harus Menjalani Hidup

      Hal ini tidak berarti bahwa Alkitab akan mendaftar segala hal yang benar dan hal yang berdosa. Tetapi ini berarti bahwa Alkitab akan mengajar Anda bagaimana hidup mengikuti kehendak Allah. Alkitab akan menghukum dan mengoreksi saat Anda gagal berjalan dalam cara itu. Akitab akan mengingatkan ketika Anda sudah terlalu jauh jatuh kedalam dosa agar kembali kepada jalan yang berkenan di hadapan Tuhan. Karena segala peraturan-peraturan yang menjadi ketetapan Allah semua tertulis dalam Alkitab. Maka dari itu jika seseorang mulai meninggalkan kebiasaan membaca dan merenungkan segala tulisan yang ada dalam Alkitab, bisa diprediksi bahwa orang tersebut memiliki kehidupan rohani yang tidak bertumbuh di dalam Kristus.

    5. Alkitab akan Menolong Anda Dalam Mengatasi Pencobaan

      Banyak orang berusaha untuk memaafkan diri sendiri atas dosa-dosa yang telah dilakukannya dengan mengatakan: "Setan lebih bijaksana dan kuat daripada saya, bagaimana mungkin saya melawan cobaan- cobaan?" (Mazmur 119:11; Matius 4:1-11 dan 1 Korintus 10:13). Alkitab akan menolong Anda untuk mengerti tentang tipuan-tipuan Iblis. Alkitab juga akan memberitahu Anda bagaimana Anda dapat menerima kekuatan dari Allah sehingga Anda dapat melawan cobaan.

    6. Alkitab akan Menolong Anda Menjadi Pelayan Kristus yang Baik

      Setiap orang Kristen yang sejati pasti ingin menyenangkan dan melayani Yesus Kristus (2 Timotius 3:17). Ayat itu mengatakan bahwa Anda akan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik dengan mengikuti pengajaran-pengajaran Firman Allah. Firman Tuhan tidak hanya memberitahukan bagaimana cara hidup Anda secara pribadi, tetapi juga memberitahukan bagaimana menggunakan Alkitab untuk menolong orang-orang yang belum diselamatkan agar datang kepada Kristus dan memperoleh kehidupan kekal. Anda juga akan belajar bagaimana dapat menolong teman sesama Kristen agar menjadi lebih kuat dalam Tuhan. Anda tidak akan lagi memberitahu orang- orang tentang apa yang Anda pikirkan, tetapi Anda dapat memberitahu mereka tentang apa yang Tuhan katakan. Hal ini akan sangat menolong mereka.

    7. Mengapa Saya Harus Mempelajari Alkitab?

      Manfaatnya banyak sekali, Anda sendiri akan menemukan banyak manfaatnya ketika Anda mulai membacanya. Dalam Kisah Para Rasul 17:11, "Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian." Cobalah untuk membaca Alkitab secara rutin setiap hari mulai sekarang. Tiga hal di bawah ini akan menolong Anda pada saat mempelajari Firman Allah.

      Tiga pertanyaan yang bagus saat Anda belajar adalah:

      • Apa yang dikatakan oleh bacaan ini?
      • Apa artinya?
      • Bagaimana saya harus mempraktikkannya?

      Pelajarilah dengan sabar.

      Pelajari dengan tekun setiap hari, Roh Kudus akan menolong Anda untuk memahami kebenaran Firman Tuhan itu. (Yohanes 14:26; Yohanes 16:13)

      Pelajarilah dengan taat.

      Tunjukkan kepada Allah bahwa Anda ingin mengerti dan mentaati-Nya, maka Ia akan menolong Anda. "Dalam hatiku Aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau." (Mazmur 119:11)



Akhir Pelajaran (OKB-P01)

DOA

"Tuhan Yesus, aku mengucap syukur karena Engkau adalah Allah yang mendengarkan doa-doa kami. Aku percaya melalui hubungan doa ini aku semakin diteguhkan akan kebaikan dan kesetiaan-Mu. Terima kasih juga untuk Alkitab yang Kau berikan kepada kami. Hanya melalui Firman-Mu inilah kami boleh dituntun untuk memperoleh keselamatan dan hidup yang berkemenangan. Ajarkan kepadaku untuk rajin mempelajari-Nya setiap hari. Amin."

[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah]

Taxonomy upgrade extras: 

OKB-Pelajaran 02

Nama Kursus : Orang Kristen yang Bertanggung Jawab
Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan
Kode Pelajaran : OKB-P02

Pelajaran 02 - BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL IBADAH DAN PERSEKUTUAN

DAFTAR ISI

  1. BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL IBADAH
    1. Penyembahan
    2. Penyembahan Adalah Rencana Allah
    3. Penyembahan Membutuhkan Persiapan
    4. Menyembah Berarti Menyatakan Kebaikan Allah
    5. Menyembah adalah Bersukacita
    6. Menyembah adalah Suatu Penghormatan
    7. Menyembah adalah Suatu Tanggung Jawab
    8. Menyembah adalah Memberi
    9. Kita Beribadah Bersama Dengan Orang Lain
    10. Seluruh Dunia Dipanggil Untuk Menyembah
  2. BERTANGGUNG JAWAB UNTUK PERSEKUTUAN
    1. Apakah Persekutuan Itu?
    2. Rencana Allah Untuk Persekutuan
    3. Hasil-Hasil Dari Persekutuan
    4. Ujian Persekutuan
    5. Metode Allah Untuk Persekutuan
    6. Apakah Tujuan Persekutuan Kita?

DOA

BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL IBADAH DAN PERSEKUTUAN

  1. BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL IBADAH

    Merenunglah sejenak untuk memikirkan ini, mengapa ketika Yesus ada di dunia perlu menyembah Bapa? Mengapa orang Kristen perlu menyembah atau beribadah? Apakah keuntungannya? Perbedaan apa yang akan terjadi? Beribadah adalah pusat dari kehidupan seorang Kristen (1 Tawarikh 16:23-34). Kelakuan orang Kristen, perkataan dan kasihnya untuk orang lain tergantung pada kasihnya kepada Allah. Dan kasihnya untuk Allah terlihat dalam kesungguhan dan kedalaman penyembahannya kepada Allah.

    1. Penyembahan

      Dalam Perjanjian Lama, Ibadah selalu berhubungan dengan upacara-upacara. Bagaimanapun juga, upacara tersebut tidak boleh menggantikan bagian penyembahan rohani (Mikha 6:6-8).

      Dalam Perjanjian Baru, kesederhanaan lebih penting dan diutamakan dalam penyembahan orang Kristen. Penyembahan biasanya termasuk pujian, doa, pembacaan Alkitab dan pengajaran Alkitab. Penekanan dalam penyembahan adalah kerohanian, persembahan dan kasih dari dalam hati. Yesus berkata bahwa Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Yohanes 4:24.

    2. Penyembahan adalah Rencana Allah

      Penyembahan adalah rencana dari Allah, bukan dari manusia. Tuhan tahu dengan pasti apa yang dibutuhkan manusia. Seseorang yang benar-benar mengasihi Allah tidak dapat hidup tanpa menyembah Tuhan, bukan untuk mendapatkan sesuatu dari Dia, tetapi karena kita mengasihi-Nya. Kita menyenangkan hati Tuhan saat kita menyembah-Nya melalui pujian penyembahan dan ucapan syukur. (1 Tawarikh 16:23-24)

    3. Penyembahan Membutuhkan Persiapan

      Dalam 1 Tawarikh 16:29, Tuhan memberkati orang-orang yang benar-benar menghormati Dia. Kita mempermuliakan Tuhan dengan menyiapkan pikiran kita, roh kita dan tubuh kita untuk beribadah. Bangsa Israel sangat bersungguh-sungguh dengan agama. Para imam berpakaian dengan sangat teliti untuk peran mereka di dalam penyembahan umum. Umat Allah harus disiapkan dengan berbagai cara saat mereka masuk ke dalam hadirat Allah yang kudus dalam penyembahan.

    4. Menyembah Berarti Menyatakan Kebaikan Allah

      1 Tawarikh 16:24-27 menuliskan bahwa, dalam menyembah Tuhan kita harus memiliki sikap hati yang berkenan di hadapan Tuhan, sikap hati yang kudus dan suci, dan bukan untuk mencuri kemuliaan Allah di hadapan orang lain, kita harus mengagungkan Tuhan yang begitu besar dalam kehidupan kita. Dalam penyembahan kita menyatakan penyelamatan Allah, kemuliaan-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar. Kita harus menyatakan kebenaran itu kepada semuanya yang mau mendengar dari hari ke hari. Karena hanya Tuhan yang layak untuk menerima hormat, pujian dan penyembahan kita.

    5. Menyembah adalah Bersukacita

      "Bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari." (1 Tawarikh 16:23)

      Orang Kristen memiliki banyak hal yang dapat dijadikan alasan untuk bersukacita, oleh sebab itu ia menyanyi. Beribadah bukanlah suatu kesedihan. Kuasa terang lebih besar daripada kuasa kegelapan. Ibadah merupakan ungkapan kesukacitaan karena Yesus Kristus telah bangkit dari kematian! Kita menyembah Tuhan yang hidup dan penuh kasih, Pencipta dan Juru Selamat kita. Kita tidak menyembah orang lain, sebab orang lain tidak melakukan apa yang telah Yesus lakukan untuk kita. Oleh sebab itu Kehidupan Kristen seharusnya diisi dengan kemenangan, kedamaian dan kasih.

    6. Menyembah adalah Suatu Penghormatan

      Kita gemetar di hadapan-Nya, bukan karena takut tetapi karena kagum dan sangat menghormati kemuliaan- Nya (1 Tawarikh 16:30-34). Tuhan memerintah seluruh jagad raya, Ia adalah Raja! Dengan kekuatan-Nya, Ia menegakkan dunia. Hanya orang bebal yang berkata dalam hatinya, "tidak ada Allah" (Mazmur 14:1).

      Tuhan tidak pernah meninggalkan ciptaan-Nya. Segala sesuatu adalah milik-Nya. Tuhan datang untuk menghakimi dunia ini. Ia memiliki setiap hak untuk mengadili semua yang Ia ciptakan. Ia adalah Tuhan atas semuanya. Marilah kita memuji dan menyembah-Nya.

    7. Menyembah adalah Suatu Tanggung Jawab

      "Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan." (1 Tawarikh 16:29)

      Betapa indahnya untuk datang di hadapan-Nya! Hal ini merupakan suatu penghormatan dan tanggung jawab. Suatu penghormatan sebab Ia kudus, Maha Besar, Pencipta alam semesta, Maha Pengasih, sedangkan kita orang berdosa. Suatu tanggung jawab sebab kita tidak berani mengabaikan Dia. Kita tidak berani melupakan kasih-Nya maupun murka-Nya. Kita tidak berani kehilangan sumber kekuatan kita. Kita tidak berani mengabaikan Penyelamat kita. Kita tidak berani melupakan siapa kita, yakni orang- orang berdosa yang dibebaskan untuk kemuliaan-Nya. Kita adalah milik-Nya! "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19-20)

    8. Menyembah adalah Memberi

      Membawa suatu persembahan adalah suatu tindakan penyembahan. Penyembahan yang sejati bukan saja melibatkan diri untuk menerima, melainkan juga untuk memberi. Saat kita mempersembahkan diri kita ke dalam hadirat-Nya, kita mempersembahkan pujian kita, ucapan syukur kita dan pemberian kita (1 Tawarikh 16:16-19). Ataupun jika kita membawa seekor kambing, seekor domba atau uang, kita membawa kemuliaan bagi-Nya, dan kita membangun gereja-Nya dengan pemberian persembahan kita. Dan dalam memberi kita harus memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan, jangan kita memberi karena ingin menyombongkan diri atau mencari kemuliaan bagi diri sendiri karena itu hal yang tidak berkenan bagi Tuhan.

    9. Kita Beribadah Bersama dengan Orang Lain

      "Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada, Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!" (1 Tawarikh 16:28) Semua bangsa dipanggil untuk menghormati Tuhan. Di dalam Alkitab ada waktu-waktu untuk penyembahan pribadi, tetapi lebih dititikberatkan pada penyembahan secara berkelompok. (baca Mazmur 42:5 dan Ibrani 10:25).

    10. Seluruh Dunia Dipanggil untuk Menyembah

      Keinginan Allah yang terbesar adalah supaya seluruh dunia menyembah Dia. Ia telah menciptakan bumi dan seluruh jagad raya. Ia adalah Tuhan atas seluruh dunia. Pujian merupakan wujud kasih dan rasa terima kasih kita kepada Tuhan. Untuk itu, semua orang harus memuji Tuhan. Jika ada orang yang memiliki kekuasaan yang besar sehingga ia menganggap dirinya utusan Tuhan ataupun dewa, maka orang tersebut akan terkena murka Tuhan, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang cemburu, Dia tidak ingin umat-Nya menyembah ilah lain. Segala hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan. (1 Tawarikh 16:23)

  2. BERTANGGUNG JAWAB UNTUK PERSEKUTUAN

    Selain ibadah, orang Kristen juga dituntut bertanggung jawab untuk ikut dalam persekutuan, seperti yang dituliskan dalam 1 Yohanes 1:6-7.

    1. Apakah Persekutuan Itu?

      Persekutuan berarti menerima kasih dari orang lain dan memberikan kasih kepada orang lain. Yesus membasuh kaki para murid-Nya, tetapi Ia juga membiarkan Maria membasuh kaki-Nya dengan air matanya. Yesus memberi makan 5000 orang tetapi Ia juga rela membiarkan Maria dan Marta memasak untuk-Nya. Artinya ialah kita harus saling membantu sehingga kita menjadi seperti yang Tuhan inginkan saat kita memberi dan menerima kasih di dalam persekutuan.

      Ibrani 10:24,25, 1 Yohanes 1:5-7, dan Kisah Para Rasul 2:42-47 menyatakan bahwa, kita harus memikirkan bagaimana kita dapat menolong satu sama lainnya untuk menunjukkan kasih dan perbuatan baik. Bagaimanakah umat percaya menguatkan dan memperbaiki persekutuan mereka? Kita perlu menyediakan waktu yang berarti untuk bersama, bahkan seperti yang dilakukan orang-orang percaya setelah Pentakosta. Mereka membuat suatu rencana, memberi waktu, usaha dan tenaga demi terwujudnya suatu persekutuan. Apakah Anda sedang memberikan waktu, usaha dan tenaga Anda untuk memiliki persekutuan Kristen?

    2. Rencana Allah untuk Persekutuan

      Di dalam kasih, Allah Bapa memberi kita Raja Damai, anak-Nya yaitu Yesus Kristus. Kasih Yesus dinyatakan dalam Yohanes 13:1. Yesus akan segera meninggalkan dunia ini untuk kembali kepada Bapa Surgawi- Nya. Ia telah berdoa untuk kita semua yang percaya kepada- Nya saat Ia menyiapkan diri untuk keberangkatan ini. Dalam Yohanes 17, secara khusus Yohanes 17:11 dan Yohanes 17:22, Yesus berkata bahwa Dia dan Allah Bapa adalah satu. Apakah isi doanya untuk kita? Allah sangat mengasihi kita. Ia rindu agar kita memiliki kasih itu dan terikat kasih antara yang satu dengan yang lain. Apakah Anda rindu untuk memiliki kasih itu dan terikat kasih dengan sesama Kristen?

    3. Hasil-hasil dari Persekutuan

      Persekutuan sejati membawa hasil yang positif. Saat Anda mempelajari persekutuan di hari Pentakosta, perhatikan apa yang terjadi:

      • Saling membagikan uang untuk orang yang memerlukan

      • Tanda-tanda ajaib dan mujizat
      • Kerelaan semua orang
      • Orang-orang yang diselamatkan Allah ditambahkan dalam kelompok mereka.

      Apakah persekutuan kita membawa hasil-hasil seperti ini?

    4. Ujian Persekutuan

      Allah memerintahkan, "Barang siapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya." (1 Yohanes 4:21). Lalu, 1 Yohanes 3:14 mengajarkan kita mengetahui gambaran seorang Kristen yang sejati. Yohanes menggambarkan perubahan itu seperti pindah dari kematian menuju kehidupan. Kini tidak ada pilihan bagi orang percaya, suatu metode untuk menguji orang Kristen yang sejati yaitu hidup saling mengasihi. Dalam 1 Yohanes 2:3-6, menyatakan jika kita mengaku bahwa kita telah mengenal Allah, maka kita akan melakukan perintah- perintah-Nya. Salah satu perintah Allah itu ialah supaya kita hidup saling mengasihi. Apakah Anda telah mengenal Dia?

      Masalah-masalah yang kemudian muncul dalam hubungan atau persekutuan disebabkan karena dosa seseorang atau lebih banyak orang lain lagi. Apakah dalam hal ini, Tuhan akan menerima pemberian atau persembahan-persembahan kita? Bacalah apa yang dikehendaki Tuhan Yesus dalam pengajaran atau khotbah-Nya di atas bukit (Matius 5:23-24). Yesus tidak memberitahu kita apakah orang di mezbah tersebut adalah orang yang berbuat salah atau orang yang disalahkan. Apakah yang akan kita lakukan jika kitalah yang berbuat salah itu? Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 1 Yohanes 1:9 dan Yakobus 5:16. Tuhan memberikan sebuah janji untuk mengampuni dan membersihkan kita jika melakukan apa yang diberitahukan-Nya kepada kita.

    5. Metode Allah untuk Persekutuan

      Penulis surat Ibrani memberi kita nasihat "agar jangan sampai akar pahit muncul dan menyebabkan masalah, sehingga banyak orang tercemar." Nasihatnya adalah "Berusahalah hidup damai dengan semua orang" (Ibrani 12:14-15).

      Dalam suatu persekutuan kadang-kadang kita harus menghubungi beberapa orang yang mengecewakan hati kita, yang dapat menjadi sumber perpecahan dalam persekutuan. Ini di luar kemampuan manusia untuk mengatasinya. Hanya kuasa Allah yang tinggal di dalam kita yang dapat mengasihi orang-orang yang menyakiti kita. Tuhan telah memberikan kepada kita kasih yang melebihi kasih manusia, yang disebut kasih agape. Kasih agape menolong kita mengasihi orang- orang yang sulit untuk dikasihi, yang tidak layak untuk menerima kasih kita dan yang tidak menginginkan kasih kita. Allah menaruh kasih ini di dalam kita. Apakah Kristus membatasi kasih-Nya? Tidak! Ia mengampuni orang-orang yang meludahi-Nya dan mencucukkan paku di tangan-Nya. "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34).

    6. Apakah Tujuan Persekutuan Kita?

      Apakah kita hidup dalam persekutuan yang bersukacita, saling membantu atau memelihara kesatuan Roh di dalam dan oleh ikatan kasih? Apakah kita hidup dalam kerendahan hati, lemah lembut dan kesabaran dan "tunjukkan kasih dalam hal saling membantu?" (Efesus 4:1-3). Itulah sebenarnya yang menjadi tujuan dari persekutuan Kristen yaitu supaya ada kebersamaan (kesatuan) dan saling membantu satu dengan yang lain. Karena kita merupakan satu tubuh di dalam Kristus, jika ada saudara kita seiman yang tersakiti maka kita akan merasa sakit juga. Ada dua hukum kasih yang harus kita terapkan dalam hidup kita sebagai orang percaya; yaitu "Kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri." Hukum ini harus senantiasa kita pegang dan menjadi landasan hidup Kristen kita. Inilah inti dari persekutuan kita di dalam Kristus Yesus.



Akhir Pelajaran (OKB-P02)

DOA

"Tuhan Yesus Kristus, aku mengucap syukur untuk pemahaman tentang pentingnya beribadah dan menyembah Engkau. Ajarkan aku untuk senantiasa menghargai waktu ibadah sehingga aku boleh terus menikmati kehadiran-Mu. Juga ajarkan aku untuk senantiasa hidup dalam kasih dan persekutuan bersama orang-orang percaya yang lain. Amin."

[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.]

Taxonomy upgrade extras: 

OKB-Pelajaran 03

Nama Kursus : Orang Kristen Yang Bertanggung Jawab
Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab untuk Hidup Benar dan Menggunakan Karunia-karunia Rohani
Kode Pelajaran : OKB-P03

Pelajaran 03 - BERTANGGUNG JAWAB UNTUK HIDUP BENAR DAN MENGGUNAKAN KARUNIA-KARUNIA ROHANI

DAFTAR ISI

  1. BERTANGGUNG JAWAB UNTUK HIDUP BENAR
    1. Haus dan Lapar akan Kristus Merupakan Kebenaran Kita
    2. Menyerahkan Kebenaran Kita Kepada Kristus
    3. Kesimpulan
  2. BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENGGUNAKAN KARUNIA-KARUNIA ROHANI
    1. Pengertian Karunia Rohani
    2. Fungsi Karunia-Karunia Rohani
    3. Bagaimana Mengetahui Karunia Rohani Anda
    4. Bagaimana Membangun Karunia Anda

DOA

BERTANGGUNG JAWAB UNTUK HIDUP BENAR DAN MENGGUNAKAN KARUNIA-KARUNIA ROHANI

  1. BERTANGGUNG JAWAB UNTUK HIDUP BENAR

    Kebenaran berarti berdiri sebagai orang benar di hadirat Tuhan. Kita menerima kedudukan kita sebagai orang benar di hadapan Allah hanya melalui Kristus, yang telah memenuhi semua syarat hukum untuk menggantikan tempat kita. Kristuslah yang telah membenarkan kita. "Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita." (1 Korintus 1:30) Bagaimana kita mengetahui kunci tentang kehidupan yang benar sebagai orang Kristen itu? Mari kita pelajari bersama-sama.

    1. Haus dan Lapar akan Kristus Merupakan Kebenaran Kita

      Dalam Matius 5:6 Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Dalam Matius 6:33, Yesus menyatakan kebenaran yang sama di dalam cara yang berbeda, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Di dalam Alkitab Allah telah memberikan banyak undangan kepada orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran. (Yesaya 55:1-2; Yohanes 4:10- 14; Wahyu 21:6 dan Wahyu 22:17)

      Apakah yang dimaksudkan dengan lapar dan haus akan kebenaran? Saat Anda berada di tempat yang kering dan panas untuk jangka waktu yang lama, Anda akan merasa haus. Anda akan memberikan semua yang Anda miliki untuk mendapatkan seteguk air. Anda akan bersedia menempuh jarak yang jauh bahkan mendaki bukit batu yang akan melukai tangan dan lutut Anda, hanya untuk mendapatkan air.

      Apakah Anda benar-benar lapar dan haus akan kebenaran? Apakah Anda benar-benar ingin menyingkirkan hidup Anda yang penuh dosa dan rusak? Apakah Anda ingin menjadi murni dan suci lebih dari pada yang lain? Bersediakah Anda mencari kebenaran dan keadilan walaupun Anda mungkin akan terluka dalam masa pencarian itu?

      Lapar dan haus akan kebenaran tidak hanya dipraktekkan dalam hal mencari Tuhan saja tetapi juga dipraktekkan kepada saudara-saudara kita seiman. Jika kita lapar dan haus akan kebenaran, kita akan merasa terluka dengan adanya kejahatan dan masalah-masalah moral di dunia ini. Kita tidak akan tinggal tenang ketika seseorang diperlakukan sewenang-wenang karena ketidakadilan.

      Kita benar-benar diperintahkan untuk lapar dan haus akan kebenaran! Kita harus mengutamakan untuk mencari Tuhan dulu dengan sungguh- sungguh sehingga kita tidak bisa berhenti lagi. Kita harus menjadi alat kebenaran dan keadilan Allah. Kita juga harus mencari kebenaran dengan sesama kita.

      Dan apakah upah kita? Kita akan dipuaskan.

      Ketika Anda merasa sangat panas dan kering, maka Anda akan mencari dan mencari sampai akhirnya menemukan air. Lalu Anda akan mengambilnya. Setetes air yang mengalir melalui tenggorokan Anda dan kemudian Anda minum dan minum lagi membuat Anda merasa dipuaskan.

      Banyak orang lapar dan haus akan dunia. Mereka menginginkan kuasa, uang, kemasyuran dan perhatian. Akankah mereka dipuaskan dengan hal-hal tersebut? Firman Tuhan tidak mengatakan hal yang demikian, kita hanya akan dipuaskan jika kita lapar dan haus akan kebenaran. "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." (Matius 5:6)

      Orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan dipenuhi dengan kebenaran yang jauh lebih baik dari apapun yang mereka miliki. Orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran harus berbalik kepada Kristus. Ketika kita menerima Kristus di dalam hidup kita melalui iman, kita diisi dengan kebenaran-Nya. Ini merupakan awal dari hidup baru kita. Hari demi hari, saat kita mencari-Nya, Ia menuntun kita untuk bertumbuh lebih lagi dan lebih lagi di dalam gambar-Nya. Selain itu, Ia menuntun kita kepada perubahan pikiran kita. (Roma 12:1-2) Itulah hidup yang Tuhan ingin, agar memancar dalam kita. Kristen tidak boleh hidup yang kompromi dengan dunia yang jahat ini.

    2. Menyerahkan Kebenaran Kita Kepada Kristus

      Dalam Roma 6:12-19, kita melihat tanggapan kita kepada kebenaran yang kita terima melalui iman. Kita memilih untuk menyerahkan diri kita kepada Allah sehingga Ia bisa memakai kita untuk memenuhi tujuan-Nya di dalam dan melalui kita. Saat Yesus menjadi kebenaran kita, kita harus memberikan semua milik kita untuk Dia. Kemudian saat Ia mengisi hidup kita hari demi hari, kita hidup dengan kebenaran yang kita terima melalui iman di dalam Dia. Jika kemudian kita memberontak melawan Kristus dan Firman-Nya, ini artinya kita sedang menyerahkan hidup kita pada dosa dan menjadi alat kejahatan. Walaupun kita merasa melakukan hal-hal yang baik, kita tidak dapat memenuhi kebenaran Allah dengan kekuatan kita sendiri. Manakah yang Anda pilih: menjadi hamba dosa (untuk kejahatan) atau pelayan Allah (untuk kebenaran). Roma 13:14 menolong kita mengerti hal ini, "Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya. Saat kita memilih untuk tinggal di dalam Kristus, Kebenaran sejati, kita setuju untuk hidup di dalam pengawasan-Nya."

    3. Kesimpulan

      Orang Kristen yang bertanggung jawab dalam hidup yang benar akan melakukan hal-hal ini:

      Ia akan lapar dan haus akan Kristus, Kebenaran kita.
      Ia akan menerima kebenaran yang Allah sediakan seperti yang dinyatakan dalam Kitab Suci, yakni Kristuslah kebenaran kita.
      Ia akan menyerahkan dirinya kepada Kristus Tuhan, untuk hidup dalam pengawasan-Nya.

  2. BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENGGUNAKAN KARUNIA-KARUNIA ROHANI

    Pada saat seseorang dilahirkan secara fisik, ia tentu memiliki kemampuan-kemampuan yang alamiah, dan tidak setiap orang memiliki kemampuan atau karunia yang sama di dalam dirinya. Hal ini sama dengan yang dialami oleh seseorang yang dilahirkan kembali secara rohani, ia diberi kemampuan-kemampuan rohani dan setiap orang memiliki kemampuan atau talenta rohani yang berbeda-beda. (Roma 12:4-8) Jadi, setiap orang Kristen minimal memiliki sebuah karunia rohani. Baiklah kita pelajari bersama-sama apa itu karunia rohani, apa fungsinya, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa kita mempunyai karunia rohani, lalu bagaimana kita dapat membangunnya?

    Pengertian dari Karunia Rohani

    Karunia rohani adalah kemampuan khusus yang diberikan kepada orang- orang percaya oleh Roh Kudus untuk memuliakan Kristus dan membangun gereja-Nya. Karunia-karunia rohani tidak diperoleh karena pekerjaan yang baik, punya talenta atau kemampuan-kemampuan alamiah. Karunia rohani merupakan pemberian dari Tuhan, oleh sebab itu tidak mungkin seseorang mendapatkannya melalui kerja keras, memperoleh karena layak atau mempelajarinya dari buku-buku. Karunia-karunia rohani bukanlah buah Roh yang disebutkan, "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai, sejahera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23)

    Karunia-karunia rohani adalah kemampuan-kemampuan khusus. Semua manusia dilahirkan dengan talenta atau kemampuan alami yang berbeda-beda, ada yang dapat menyanyi atau belajar memainkan sebuah alat musik dengan baik, ada yang pandai melukis gambar yang indah atau mengukir bentuk-bentuk dari kayu, dll.. Tuhan memberikan kemampuan-kemampuan ini, tetapi itu bukanlah karunia rohani. Walaupun demikian, ketika kemampuan alamiah ini dipersembahkan kepada Tuhan untuk kepentingan-Nya, kemampuan itu dapat menjadi suatu cara untuk mengekspresikan sebuah karunia rohani.

    Karunia-karunia rohani diberikan kepada orang-orang ketika percaya dan menerima Kristus sebagai Juru Selamat pribadi. Ini merupakan pekerjaan Roh Kudus. "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani." (1 Korintus 2:14) Tuhan memutuskan karunia mana yang akan diberikan kepada setiap orang percaya. Saat Anda menerima Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan, Anda diberikan Roh Kudus. Pada saat yang sama Anda diberi paling sedikit satu karunia rohani yang digunakan oleh Roh Kudus dalam hidup Anda. (1 Korintus 12:11) "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10)

    Karunia rohani adalah untuk memuliakan Kristus dan membangun gereja-Nya. Karunia-karunia rohani harus digunakan untuk pelayanan di dunia ini. Karunia-karunia tersebut diberikan untuk memuliakan Kristus dan menolong gereja untuk bertumbuh. (baca 1 Korintus 12:1-3; Efesus 4:12; 1 Korintus 2:12)

    Fungsi dari Karunia-karunia Rohani

    Karunia-karunia rohani adalah perlengkapan rohani orang-orang percaya untuk melakukan pekerjaan Allah dengan kuasa Allah. Rasul Paulus membandingkan gereja sebagai sebuah tubuh jasmani. Tubuh memiliki banyak anggota dan setiap anggota memiliki tugas khusus. Satu bagian tidak dapat melakukan pekerjaan bagian yang lain. Mata tidak dapat mendengar, tangan tidak dapat berjalan. Demikian juga halnya dengan orang percaya, setiap orang percaya harus tahu bagaimana menggunakan karunianya. (1 Korintus 12:12-31 ) Tuhan telah memperlengkapi orang-orang percaya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam gereja. Jika seseorang gagal menggunakan karunianya, bagian dari fungsi gereja itu akan lemah. Setiap orang percaya harus bersatu dengan karunia-karunia yang berbeda-beda itu.

    Bagaimana Mengetahui Karunia Rohani Anda

    Karunia-karunia rohani itu telah disebutkan dalam tiga bacaan yang berbeda di Kitab Suci. Bacalah Alkitab dan daftarlah karunia-karunia rohani yang disebutkan pada setiap bacaan melalui, Roma 12:4-8, 1 Korintus 12:8-10, dan Efesus 4:11-12.

    Bagaimana kita dapat menemukan karunia rohani kita? Ikutilah petunjuk di bawah ini:

    • Sadarilah bahwa Anda memiliki paling sedikit satu karunia rohani.
    • Berdoalah tentang hal itu. Mintalah pada Tuhan agar menunjukkan kepada Anda apa karunia rohani Anda.
    • Pelajarilah ayat-ayat Alkitab mengenai karunia-karunia rohani. Allah menyatakan kebenaran melalui firman-Nya.
    • Tulislah beberapa hal yang senang Anda lakukan. Apakah Anda senang mengajar anak-anak? Apakah Anda senang bersaksi? Apakah Anda senang berdoa? dll. Ingatlah, Tuhan menggunakan hal-hal yang diberikan kepada Anda untuk kemuliaan-Nya.
    • Mengertilah tentang kemampuan Anda sendiri. Pikirkanlah tentang cara-cara Allah memakai Anda sekarang.
    • Manakah di antara hal-hal itu yang paling menonjol. Maksudnya, ketika Anda melakukannya banyak orang diberkati, banyak orang menjadi mengenal, mengasihi dan melayani Allah?
    • Mintalah nasehat dari orang Kristen yang lain. Allah menggunakan orang lain untuk menolong seseorang mengetahui karunianya. Orang- orang Kristen di gereja Anda tahu tentang hal-hal yang Anda lakukan untuk memuliakan Kristus.
    • Terimalah karunia Anda sekarang dengan bersyukur. Mengucap syukurlah kepada Tuhan atas karunia yang telah Ia berikan kepada Anda. Janganlah menginginkan karunia yang orang lain miliki. Tidak ada karunia yang kecil di mata Allah. Semuanya penting untuk membangun gereja-Nya.

    Bagaimana Membangun Karunia Anda

    Setiap anggota tubuh dibutuhkan untuk berfungsi secara menyeluruh. Setiap anggota tubuh Kristus dibutuhkan untuk memenuhi tujuannya di dunia ini. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membangun karunia-karunia Anda adalah:

    Izinkan Roh Kudus bebas untuk membangun karunia Anda. Bersedialah untuk dipakai. Setiap hari mintalah pada Roh Kudus untuk mengisi Anda dan menjadikan Anda sebagai berkat. "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh." (Efesus 5:18)

    Terlibatlah dengan pekerjaan gereja. Karunia-karunia itu diberikan untuk membangun tubuh Kristus, yaitu gereja. Melalui gerejalah karunia-karunia rohani itu digunakan.

    Cobalah cara-cara yang Anda dapat untuk menggunakan karunia Anda. Jika Anda dapat menggunakan karunia Anda melalui musik, mulailah untuk menyanyi dalam paduan suara. Jika Anda dapat mengajar, mintalah agar Anda dapat menolong program pengajaran dari gereja Anda. Saat Anda menggunakan karunia Anda, Tuhan akan memberkati yang lain melalui diri Anda, sehingga karunia yang Tuhan sudah berikan kepada Anda dapat disalurkan dengan maksimal.

    Taatlah pada pelatihan karunia Anda. Ingatlah, saat karunia-karunia digunakan dengan benar maka akan menghasilkan kesatuan di dalam gereja. Tunjukkanlah kasih Allah dengan penggunaan dari setiap karunia rohani. Tanpa kasih-Nya karunia-karunia tersebut akan memiliki efek yang kecil. Kasih Allah bekerja seperti minyak yang kudus yang menyebabkan seluruh gereja berfungsi di dalam kesatuan. Mulailah hari ini untuk menemukan dan menggunakan karunia rohani yang telah diberikan Allah kepada Anda, jangan sampai karunia tersebut mati karena tidak dipelihara dan dipergunakan sebagaimana mestinya.



Akhir Pelajaran (OKB-P03)

DOA

"Ya Tuhan, aku berdoa kiranya Engkau memberiku terus menerus rasa lapar dan haus akan kebenaran Firman-Mu. Jangan biarkan aku hidup dengan kebenaranku sendiri, tetapi biarlah kebenaran-Mu mengatur kehidupanku. Aku juga mengucap syukur untuk setiap karunia rohani yang Engkau berikan kepadaku. Tolonglah aku untuk bisa memakainya sesuai dengan kehendak-Mu. Amin."

[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.]

Taxonomy upgrade extras: 

OKB-Pelajaran 04

Nama Kursus : Orang Kristen yang Bertanggung Jawab
Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Keanggotaan Gereja dan Kehidupan Keluarga
Kode Pelajaran : OKB-P04

Pelajaran 04 - BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL KEANGGOTAAN GEREJA DAN KEHIDUPAN KELUARGA

DAFTAR ISI

  1. Bertanggung Jawab dalam Keanggotaan Gereja
    1. Yesus Kristus adalah Kepala Gereja
    2. Yesus Berkata, "Aku akan Mendirikan Gerejaku."
    3. Gereja adalah Tubuh Kristus di Dunia Ini
    4. Orang-Orang Kristen Adalah Anggota Tubuh Kristus, Yaitu Jemaat
    5. Tubuh Kristus, Melakukan Pekerjaan Kristus di Dunia Saat Ini
  2. Bertanggung Jawab dalam Kehidupan Keluarga
    1. Tanggung Jawab dalam Pernikahan
    2. Tanggung Jawab dalam Hubungan Keluarga (suami dan istri serta anak-anak)
    3. Tanggung Jawab terhadap Pasangan Nikah yang Bukan Kristen

DOA

BERTANGGUNGJAWAB DALAM HAL KEANGGOTAAN GEREJA DAN KEHIDUPAN KELUARGA

  1. Bertanggung Jawab dalam Keanggotaan Gereja

    Ketika seseorang memasak makanan dengan menggunakan arang, maka arang itu akan ditumpuk menjadi satu lalu dibakar. Arang itu akan menghasilkan panas yang cukup, api akan menyala dari padanya, sehingga makanan bisa dimasak. Bayangkan jika arang itu terpisah-pisah, setiap arang akan menyala sebentar kemudian akan berhenti menyala. Agar dapat membakar dengan api yang panas, arang-arang itu perlu disatukan sehingga setiap arang dapat menghasilkan panas pada kobaran api yang akhirnya dapat dipakai untuk memasak makanan (Kolose 1:18; Efesus 1:22; Matius 16:18).

    Keanggotaan gereja sama halnya seperti api bara arang itu. Setiap anggotanya perlu mendukung anggota yang lainnya untuk menolong kita agar menyala dengan terang. Kita membutuhkan dukungan dari sekelompok orang Kristen lainnya agar dapat bertumbuh dan terpelihara dalam iman Kristen. Kehidupan Kristen berarti hidup dalam persekutuan dengan orang Kristen yang lain. Persekutuan inilah yang disebut jemaat Kristen. Merupakan hal yang sangat sulit bahkan tidak mungkin jika seseorang menjadi Kristen dan bertumbuh dalam imannya tanpa pertolongan dan dukungan dari orang Kristen lainnya.

    Yesus Kristus mendirikan jemaat agar menolong pengikut-Nya untuk bertumbuh, sehingga mampu menolong satu dengan yang lainnya dalam kehidupan Kristen. Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus, yakni jemaat. Kita perlu mengetahui dan percaya tentang beberapa hal penting mengenai gereja atau jemaat.

    1. Yesus Kristus adalah Kepala Gereja

      "Ialah (Yesus Kristus) kepala tubuh, yaitu jemaat" (Kolose 1:18). Kristus adalah Kepala. Dan, gereja adalah tubuh Kristus. Hubungan Kristus dengan jemaat diibaratkan dengan kepala dan tubuh. Kristus adalah kepala dan jemaat adalah tubuh. Kepala adalah sumber kehidupan dan mengikat anggota tubuh menjadi satu kesatuan. Kristus hidup untuk selama-lamanya, demikian pun yang akan dialami semua tebusan-Nya. Kepala memberi petunjuk kepada tubuh. Ia juga memberi kehidupan dari seluruh tubuh. Tanpa kepala, seluruh tubuh akan mati. Yesus Kristus memberi petunjuk kepada tubuh-Nya yaitu gereja. Tanpa Dia, tidak akan ada kehidupan sama sekali dalam gereja. Kepala tidak dapat bekerja tanpa sebuah tubuh yang dapat mewujudkan tujuannya. Menyebut Kristus sebagai Kepala Gereja menunjukkan bahwa Kristus adalah sumber kehidupan bagi gereja. Yesus sebagai Kepala Gereja memiliki relasi khusus dengan jemaat, maka jemaat mendapatkan perlakuan khusus di hadapan-Nya.

      Meskipun antara kepada dan tubuh dapat dapat dipisahkan satu sama lain, namun keduanya saling membutuhkan. Anda tentu ingat kisah tentang perjalanan Paulus ke Damsyik (Kisah Para Rasul 9:4). Dimana saat itu Yesus berkata kepadanya "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Perkataan itu muncul karena Paulus telah menganiaya umat Kristus. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antara Kristus dengan jemaat sebagai tubuh begitu erat. Kata 'tubuh' juga dapat dijelaskan seperti gambaran pengantin perempuan dan pengantin laki-laki yang tertulis dalam Efesus pasal 5. Keduanya saling membutuhkan, namun tidak identik.

    2. Yesus Berkata, "Aku akan mendirikan Gereja-Ku"

      Yesus memberitahu kepada Petrus, "Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (Matius 16:18). Jemaat Kristus dibangun oleh Tuhan sendiri. Yesus ingin menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang mendirikan gereja-Nya. Tuhan tahu akan kebutuhan manusia untuk bersekutu. Ia tahu pengikut-pengikut-Nya tidak akan bertumbuh dalam iman mereka tanpa tubuh (jemaat). Mereka tidak akan setia dan meneladani cara hidup-Nya. Mereka tidak akan memiliki kekuatan rohani untuk mengatasi kejahatan dan percobaan Iblis. Ia ingin agar mereka semua tahu bahwa tidak ada gereja kecuali Kristus sendiri yang mendirikannya.

    3. Gereja adalah Tubuh Kristus di Dunia Ini

      "Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." (Efesus 1:22-23).

    4. Rasul Paulus menyebut gereja sebagai "Tubuh Kristus." Dalam 1 Korintus 10:16, dijelaskan bahwa orang-orang percaya yang telah diselamatkan merupakan tubuh Kristus. Bahkan, 1 Korintus 12:27 dengan tegas menyatakan bagaimana posisi seseorang setelah menerima penebusan dari Kristus. Sebagai "Kepala", Kristus telah mati untuk membawa pengikut-Nya kepada hubungan yang benar dengan Allah dan menyatukan mereka menjadi keluarga orang-orang percaya. Keluarga itu adalah gereja. Keluarga ini, yakni tubuh ini, bertanggung jawab untuk membawa pesan Kristus dan berita keselamatan kepada seluruh dunia.

    5. Orang-orang Kristen adalah Anggota Tubuh Kristus, yaitu Jemaat

      "Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan" (Kisah Para Rasul 2:47b).

      Dalam Roma 12:5 dikatakan demikian, "... demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain." Tidak seorangpun dapat menjadi anggota gereja sebelum ia dilahirkan kembali melalui iman dalam Tuhan Yesus Kristus. Tuhan memilih orang-orang yang merupakan anggota dari tubuh-Nya, yaitu gereja/jemaat. Tidak ada tempat di dalam gereja bagi laki-laki atau perempuan, anak laki-laki atau anak perempuan atau orang-orang muda lainnya yang tidak Tuhan tambahkan. Keselamatan, melalui iman dalam Yesus Kristus, sangat penting bagi mereka yang merupakan anggota jemaat Kristus. Anggota jemaat Kristus adalah orang-orang yang percaya dalam Yesus Kristus.

    6. Tubuh Kristus, Melakukan Pekerjaan Kristus di Dunia Saat ini

      "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20)

      Anggota-anggota tubuh Kristus adalah pekerja-pekerja Kristus di dunia pada saat ini. Kepala Gereja, yakni Kristus, memberi petunjuk dalam melakukan pekerjaan-Nya. Perintah ini diberikan kepada anggota-anggota tubuh Kristus. Setiap anggota memiliki tempatnya sendiri. Setiap anggota memiliki tugas sendiri untuk dikerjakan. Semua dikerjakan di bawah perintah Kristus, yaitu Kepala Gereja. Sebagai pengikut Kristus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari tubuh-Nya, yaitu gereja. Ketika kita menolong untuk menguatkan kelompok ini, yaitu gereja, kita menolong untuk membangun dasar yang kuat antara hidup kita, keluarga kita dan sesama kita.

      Dengan bergabung dan mendukung gereja, penyembahan lokal, pekerjaan dan pemberitaan Injil, kita menolong untuk menguatkan Kerajaan Allah di seluruh dunia. Seluruh umat percaya, sebagai tubuh Kristus harus bersifat aktif dan mendukung kegiatan-kegiatan di gereja. Melayani tubuh Kristus adalah sebuah beban bagi setiap orang percaya, dan memperluas Kerajaan Allah di dunia ini adalah tujuan umat percaya.

      Setiap orang tidak perlu merasa khawatir karena takut tidak diterima menjadi anggota Tubuh Kristus. Kristus adalah Kepala gereja, sehingga setiap anggota individu pasti akan diterima. Sebagaimana ajaran Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, yaitu tubuh terdiri dari banyak anggota. Ada mata, telinga, tangan, kaki, mulut dan lain sebagainya. Masing-masing anggota memiliki tugas dan peranannya sendiri-sendiri, tetapi semuanya adalah satu kesatuan yang disebut dengan tubuh. Kemajemukan orang percaya justru akan saling memperlengkapi satu sama lain dan saling menguatkan.

  2. Bertanggung Jawab dalam Kehidupan Keluarga

    Setiap orang percaya juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam rumah tangga Kristen (Markus 10:2-12; Efesus 5:21-6:4; 1 Petrus 3:1-7). Hal ini sangatlah penting karena setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Jika rumah tangga Kristen mereka tidak menjadi teladan, bagaimana mungkin dapat bersaksi tentang Kristus di lingkungan sekitarnya.

    1. Tanggung Jawab dalam Pernikahan

      Alkitab mengajar dengan pasti bahwa Allah menghendaki pernikahan di dalam hidup kita (Markus 10:2-12). Satu masalah yang sangat serius yang dihadapi orang-orang pada masa ini ialah bahwa perpisahan dan perceraian sudah menjadi masalah yang dihadapi seluruh dunia, baik oleh para suami istri Kristen maupun para suami istri bukan Kristen. Tetapi Alkitab berkata, "Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Markus 10:9). Para suami dan istri Kristen harus berusaha hidup menurut Alkitab. Mereka tentunya akan mengalami masa-masa sulit dalam pernikahan mereka. Mereka harus membuat janji setia dalam pernikahan dan mencari jalan keluar untuk setiap permasalahan yang mereka hadapi. Para suami dan istri Kristen harus meminta kepada Tuhan agar menolong mereka untuk hidup bersama seperti satu tubuh.

    2. Tanggung Jawab dalam Hubungan Keluarga (Suami dan Istri serta Anak-anak)

      Tuhan berbicara kepada orang-orang Kristen di kota Efesus melalui rasul-Nya yaitu Paulus. Ia memberi mereka suatu dasar untuk membangun rumah tangga Kristen yang kuat. Ia berkata "dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus" (Efesus 5:21). Merendahkan diri satu sama lain berarti setia satu sama lain. Para suami istri Kristen harus setia satu sama lain. Mereka harus memberikan diri mereka satu sama lain sebab Tuhan memerintahkan mereka untuk melakukan demikian.

      Kasih adalah aspek penting lainnya dalam membangun rumah tangga Kristen. Dalam pesannya kepada para suami Kristen, Allah berkata, "Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya" (Efesus 5:25). Dalam beberapa kebudayaan, sangatlah jarang bagi seorang suami atau istri mengatakan kepada pasangannya "Aku cinta padamu." Agaknya seorang suami lebih suka menunjukkan cinta dan penghargaan kepada istrinya dengan melakukan sesuatu untuknya. Di beberapa budaya lainnya bagaimanapun juga seorang suami akan mengatakan dengan terbuka pada istrinya, "Aku cinta padamu." Tetapi apa yang penting adalah bukan cara suami istri menunjukkan kasih satu sama lain, melainkan bagaimana mereka menyatakan kasih dan perhatian yang bermutu.

      Tuhan juga memberikan peringatan kepada para orang tua Kristen. "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan" (Efesus 6:4). Anak-anak adalah salah satu dari pemberian yang paling berharga yang Tuhan pernah berikan kepada kita. Saat kita menerima pemberian dari seseorang, kita sangat menghargainya sehingga kadang-kadang kita menulis surat kepada orang yang memberikannya kepada kita. Berterimakasihlah kepada Tuhan atas pemberian-Nya yang berharga. Kita memelihara pemberian-Nya dengan cara yang sangat khusus.

      Tuhan mengharapkan supaya kita menghargai anak-anak kita dan memeliharanya dengan cara yang khusus. Sangat menyedihkan hati Tuhan jika kita tidak merawat anak kita dan menyebabkan kemarahan mereka. Kita perlu mendidik, membimbing dan memelihara anak-anak kita di dalam cara yang diperintahkan Tuhan. Untuk melakukan hal ini kita harus mendisiplin mereka. Jika kita tidak mendisiplin mereka, orang-orang di sekitar kita mungkin akan melihat mereka dan berkata, "Ah, anak-anak macam apa ini?" atau "Mengapa anak-anak ini memiliki kelakuan seperti ini, padahal orang tua mereka Kristen?" Lebih penting lagi, kegagalan dalam mendisiplin anak kita tidak berarti menimbulkan kemarahan mereka. Tetapi bermaksud untuk membimbing kehidupan mereka dengan memperbaiki mereka saat mereka melakukan kesalahan. Dalam rumah tangga Kristen para orang tua mendisiplin anak-anak mereka dalam kasih dan merawat mereka sebagai pemberian yang berharga dari Allah.

    3. Tanggung Jawab Terhadap Pasangan Nikah yang Bukan Kristen

      Petrus menujukan ayat-ayat ini untuk para wanita Kristen yang suaminya bukan orang Kristen (1 Petrus 3:1-7). Bagaimanapun juga, kebenaran ini juga dipraktikkan oleh para pria Kristen yang istrinya bukan orang Kristen. Allah berkata, "Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya" (1 Petrus 3:1). Para istri Kristen (dan para suami Kristen) harus menunjukkan bahwa mereka berbeda dengan orang lain. Kelakuan yang baik kadang-kadang dapat memenangkan seseorang kepada Tuhan tanpa mengkhotbahkan Firman kepadanya. Seorang istri seringkali dapat memenangkan suaminya kepada Tuhan dengan kelakuannya berbicara dan kualitas hidup berbeda yang dilihat dan diinginkan suaminya. Seorang suami Kristen yang menikah dengan wanita bukan Kristen juga harus melakukan hal yang sama dengan menunjukkan kasih dan perhatian yang tulus kepadanya. Sebuah rumah tangga Kristen yang kuat hanya dapat tercapai jika setiap pengajaran Allah ditaati.



Akhir Pelajaran (OKB-P04)

DOA

"Puji syukur kunaikkan kepada-Mu, Tuhan, karena Engkau telah menempatkan aku sebagai anggota tubuh-Mu. Mampukan aku untuk melakukan tugas dan tanggung jawab yang telah Kaupercayakan kepadaku di gereja-Mu. Jadikan aku sebagai duta Kristus di manapun saya berada, terutama dalam keluargaku. Biarlah melalui keluarga kecil ini aku boleh menjadi saksi bagi persatuan Tubuh Kristus. Amin."

[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.]

Taxonomy upgrade extras: 

OKB-Pelajaran 05

Nama Kursus : Orang Kristen yang Bertanggung Jawab
Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Memberi dan Menggunakan Waktu
Kode Pelajaran : OKB-P05

Pelajaran 05 - BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL MEMBERI DAN MENGGUNAKAN WAKTU

DAFTAR ISI

  1. Bertanggung Jawab dalam Hal Memberi
    1. Kita Memberi Karena Anugerah Allah
    2. Enam Bagian Dalam Tanggung Jawab Memberi
  2. Bertanggung Jawab dalam Penggunaan Waktu
    1. Waktu Untuk Berencana
    2. Waktu Untuk Berdoa
    3. Waktu Untuk Bekerja
    4. Waktu Untuk Beribadah Dan Beristirahat
    5. Kesimpulan

DOA

BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL MEMBERI DAN MENGGUNAKAN WAKTU

  1. Bertanggung Jawab dalam Hal Memberi

    Dalam pelajaran ini kita akan belajar dua alasan mengapa kita harus memberi. Pertama, kita bertanggung jawab untuk memberi karena anugerah Allah. Kedua, ada enam bagian dalam tanggung jawab memberi berdasarkan kisah pemberian orang-orang di Makedonia.

    Kejadian pasal 1, mengatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu. Segala sesuatu adalah milik Allah, demikian juga kita dan segala sesuatu di sekitar kita. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Mazmur 24:1). Jika kita tidak memiliki sesuatu, bagaimana kita bisa memberikan sesuatu untuk Allah? Anugerah Allah mengijinkan kita untuk menggunakan beberapa dari milik-Nya, seakan-akan semua itu adalah milik kita.

    1. Kita Memberi karena Anugerah Allah

      Pernahkah Anda melihat seorang ibu memberikan sebuah biskuit kepada seorang anak yang sedang ia gendong? Seringkali anak itu mencoba memberikan biskuit itu kepada ibu. Ibu tidak perlu makan biskuit anaknya karena ia memiliki sekantong biskuit untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, anak itu ingin berbagi dengan ibunya yang telah memberinya. Anugerah Allah bekerja dengan cara yang sama. Sebagai anak-Nya kita ingin berbagi dengan Dia apa yang telah Ia berikan kepada kita.

    2. Enam Bagian dalam Tanggung Jawab Memberi

      Dalam 2 Korintus 8:1-5, Rasul Paulus berbicara tentang anugerah Allah yang bekerja di Makedonia. Orang-orang Makedonia memberikan kembali kepada Allah apa yang telah Allah berikan untuk mereka. Mereka melakukan hal tersebut dengan cara membagikan berkat itu kepada orang yang membutuhkan di kota Yerusalem. Orang-orang di kota Korintus telah berjanji untuk menolong, tetapi mereka tidak mengirimkan pemberian mereka. Itulah sebabnya Paulus mengirimkan surat kepada jemaat Korintus supaya hal ini menjadi pelajaran bagi mereka. Ia ingin mereka mengetahui cara orang Makedonia dalam hal memberi (2 Korintus 8:1). Sesuatu yang mengagumkan telah terjadi! Cara orang-orang Makedonia memberi menyenangkan hati Paulus. Ia yakin bahwa orang-orang di kota Korintus akan bersemangat jika mereka mengetahui apa yang telah terjadi. Ada enam hal yang telah dilakukan oleh orang-orang Makedonia yang menunjukkan pemberian yang bertanggung jawab. Mari kita lihat satu per satu.

      Pertama dan hal terpenting terdapat dalam 2 Korintus 8:5. Mereka memberi diri mereka sendiri. Mereka memberi diri dalam dua cara: Mereka memberi diri mereka pertama dalam pertobatan dan iman agar menjadi Kristen yang lahir baru. Kemudian mereka memberikan kehidupan total mereka dalam pelayanan kepada Kristus. Seorang pemberi yang bertanggung jawab harus memulai dengan cara seperti ini. Pertama, yakinkan bahwa diri Anda sudah lahir baru dalam Kristus. Saat Anda sudah yakin, berikanlah hidup Anda seluruhnya untuk melayani Kristus. Anda berhak melangkah lebih jauh lagi dalam hal memberi jika Anda telah melakukan dua hal ini.

      Kedua, mereka tidak membiarkan hal-hal di sekeliling mereka menentukan apa yang mereka beri. Banyak hal tidak berjalan dengan baik bagi orang-orang Kristen di Makedonia. Dalam 2 Korintus 8:2, Paulus menjelaskan bahwa mereka menderita dalam percobaan dan penganiayaan. Lagipula, ayat ini mengatakan bahwa mereka sangat miskin. Jika kita melihat keadaan mereka, kita melihat beberapa alasan yang bisa mereka pakai untuk tidak memberi. Tetapi mereka tidak memberi alasan. Mereka memberikan persembahan. Seorang pemberi yang bertanggung jawab tidak mencari-cari alasan, tetapi mencari kesempatan untuk memberi.

      Ketiga, 2 Korintus 8:3 berkata bahwa mereka memberi berdasarkan banyaknya yang mereka miliki. Mereka yang memiliki lebih banyak memberi lebih banyak lagi. Mereka yang memiliki sedikit memberi semampu mereka. Pemberian semacam ini disebut sebagai pemberian seimbang. Pemberian seimbang berarti memberi suatu bagian atau satu porsi dari apa yang Anda miliki. Perpuluhan adalah memberi sepersepuluh dari apa yang Anda miliki. Ini adalah pemberian yang seimbang. Yesus berkata bahwa kita tidak boleh melupakan untuk memberikan perpuluhan kita (Matius 23:23). Yesus memberi semangat untuk memberi secara seimbang.

      Keempat, 2 Korintus 8:3 juga mengatakan bahwa mereka memberi "melebihi kemampuan mereka". Mereka memberi lebih banyak dari apa yang mampu mereka berikan. Pemberian semacam ini disebut memberi dengan pengorbanan. Dalam Markus 12:41-44, orang janda itu memberi semua yang ada padanya. Dalam Kisah Para Rasul 2:45, orang-orang Kristen memberi segala sesuatu. Tidak ada dalam Alkitab bahwa Tuhan mengatakan untuk memberi lebih sedikit daripada sepersepuluh, tetapi memberi seperpuluh tidak selalu mencukupi. Ada waktu-waktu dimana seorang pemberi yang bertanggung jawab memberi dengan pengorbanan.

      Kelima, orang-orang Makedonia memberi sebab mereka ingin memberi. Dalam 2 Korintus 8:4, mengatakan bahwa mereka memohon untuk dapat memberi dan kemudian memberi dengan sukacita. Tidak ada tempat di dalam gereja untuk pemberian terpaksa. Orang-orang harus memberi dengan rela sebab mereka ingin memberi. Memberi dengan tanggung jawab berarti memberi dengan sukarela.

      Keenam, mereka memberi sesuai dengan kehendak Allah (2 Korintus 8:5). Suatu pertanyaan yang sangat sulit muncul saat kita memikirkan pemberian semacam ini. Pertanyaannya adalah, "Berapa banyak seharusnya saya memberi?" Beberapa orang berkata berikanlah semuanya dan biarkan gereja memutuskan bagian apa yang diberikan kembali kepada Anda. Beberapa gereja menghendaki para imam atau pendeta mereka untuk melakukan hal ini. Beberapa pemimpin gereja berkata bahwa Anda harus memberi sejumlah yang ditentukan oleh gereja. Masih ada yang lain lagi berkata bahwa Anda harus memberi perpuluhan anda. Jika Anda memberi perpuluhan, mereka berkata bahwa itu sudah meliputi semua tanggung jawab Anda dalam hal memberi. Orang-orang Kristen yang murni kadang-kadang berkata bahwa Anda harus memberi sampai Anda menderita. Mereka berkata bahwa memberi sampai ia menderita membuktikan bahwa ia benar-benar memberi dengan pengorbanan. Orang Kristen lainnya yang sama murninya berkata bahwa Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Mereka berkata bahwa kita tidak perlu memberi sampai menderita tetapi berilah sampai bersukacita.

      Dengan jawaban-jawaban yang berbeda-beda ini, bagaimana kita dapat mengetahui mana yang benar? Hanya ada satu jawaban yang benar, kita harus memberi berdasarkan kehendak Allah (2 Korintus 8:5). Kita harus memberi apa yang Tuhan katakan untuk kita berikan pada saat ini.

  2. Bertanggung Jawab dalam Penggunaan Waktu

    Tuhan memberikan kepada setiap orang suatu pemberian yang jauh lebih berharga daripada uang. Tak seorangpun dapat membeli apa yang telah diberikan Tuhan ini. Tidak ada cara lain untuk memperoleh kecuali menerimanya dari Tuhan. Apakah pemberian itu? Itu adalah waktu. Tuhan memberikan waktu kepada kita untuk digunakan, sehingga waktu yang kita punya bukanlah benar-benar milik kita, melainkan milik Tuhan. Bagaimana kita dapat menggunakan waktu yang telah diberikan Tuhan dengan cara yang terbaik? (baca Mazmur 90:12, Pengkhotbah 12:1, dan Efesus 5:15-16) Dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, barulah hidup yang sulit dan singkat itu berarti.

    1. Waktu untuk Berencana

      Pertama, kita harus merencanakan bagaimana kita ingin menggunakan waktu kita, sebagaimana Tuhan memimpin kita (Mazmur 19:8). Kita harus mendaftar segala sesuatu yang ingin kita lakukan, termasuk berdoa, belajar Alkitab, berbakti dan semua kegiatan kita. Jika kita merencanakannya, kita dapat memilih bagaimana kita akan menggunakan hari-hari dan waktu-waktu kita. Jika kita gagal berencana, waktu akan berlalu, lalu kita akan heran atau menyesali apa yang telah terjadi pada waktu itu. Tanpa sebuah rencana kita tidak akan melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan.

      Kita harus merencanakan apa yang ingin kita lakukan di dalam waktu setahun, sebulan maupun dalam waktu seminggu. Kita harus merencanakan bagaimana hari kita akan digunakan. Tulislah hal-hal yang ingin dilakukan pada selembar kertas. Bahkan waktu beberapa menitpun akan berharga jika kita merencanakan bagaimana kita akan menggunakannya. Mungkin kita memerlukan waktu rapat selama 10 menit dengan teman kita untuk merencanakan sebuah program. Kita harus memikirkan tentang apa yang harus diputuskan dan membuat daftar untuk barang-barang yang dibutuhkan. Kemudian kita akan mempertimbangkan yang terpenting untuk dilakukan pertama, sehingga jika ada beberapa hal belum selesai, paling tidak hal-hal terpenting sudah dilaksanakan seperti yang tertulis dalam Mazmur 90:12.

    2. Waktu untuk Berdoa

      Bagian terpenting dari setiap hari adalah memulai hari bersama dengan Tuhan (Mazmur 5:4). Kita harus merencanakan untuk menyediakan waktu bersama-Nya setiap pagi sebelum kita melakukan hal lainnya. Selama waktu itu kita akan memuji Tuhan dan bersyukur atas berkat-berkat- Nya. Kita perlu membaca Firman-Nya dan membiarkan Dia berbicara kepada kita. Kita akan meminta-Nya untuk memberkati permintaan-permintaan kita dan mengawasi kegiatan-kegiatan kita sepanjang hari. Tidak ada bagian dari hari itu yang terpenting dari waktu kita bersama Tuhan. Seluruh hari itu akan menjadi lebih baik jika kita memulainya bersama dengan Dia. Mungkin kita perlu bangun lebih pagi dari biasa. Akan lebih berharga jika kita kehilangan waktu beberapa menit untuk tidur agar kita dapat memulai hari bersama dengan Allah. Nikmatilah berkat-berkat Tuhan yang mengalir lewat setiap doa-doa kita.

    3. Waktu untuk Bekerja

      "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi (Pengkhotbah 9:10)."

      Kita harus selalu menyediakan waktu yang benar untuk tanggung jawab pekerjaan atau sekolah. Ini juga merupakan pemberian dari Allah, dan kita harus mengusahakannya dengan sebaik-baiknya. Jika kita mendapat pekerjaan, kita harus bersyukur kepada Tuhan atas pekerjaan itu dan memberikan yang terbaik untuk majikan kita. Kita mengharapkan dia untuk membayar kita atas pekerjaan kita. Dia juga mengharapkan kita bekerja dengan baik karena ia menggaji kita. Kita akan berlaku tidak jujur jika kita tidak memberikan satu hari kerja yang baik untuk gaji yang kita dapatkan. Kita seharusnya jangan pernah mencoba untuk memberikan lebih sedikit dari yang majikan kita harapkan. Pekerjaan sekolah juga pantas menerima usaha terbaik kita. Kita memiliki berkat yang besar pada saat kita memiliki kesempatan untuk bersekolah.

      Yesus mengajarkan pentingnya mempersiapkan diri untuk pekerjaan di masa depan. Yesus sendiri menghabiskan 30 tahun sebelum Ia memulai pelayanan-Nya. Kemudian setelah dibaptis, Ia pergi ke padang gurun selama 40 hari dalam persiapan untuk pekerjaan yang akan Ia lakukan. Dalam Injil Markus 1:9-13, Yesus juga menghabiskan banyak waktu bersama dengan para murid-Nya dan mengajar mereka sebelum mereka memulai pekerjaan mereka. Tuhan tidak akan memberikan kesempatan bersekolah jika Ia tidak ingin kita menggunakan waktu persiapan itu untuk pekerjaan di masa depan.

      Kadang-kadang pelajaran-pelajaran itu kelihatannya kurang penting. Mungkin kita merasa bahwa kita tidak perlu mempelajari beberapa hal yang guru ajarkan kepada kita. Penulis Pengkhotbah 3:1-11 mengajar kita bahwa ada waktu untuk segala sesuatu. Ketika Tuhan memberi kita kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru, kita harus mencoba dengan tekun untuk mengerti hal itu. Kita selalu tidak tahu bagaimana Ia merencanakan untuk menggunakannya di masa yang akan datang. Ia mungkin memiliki rencana-rencana untuk kita dimana Ia memakai pelajaran-pelajaran yang dulunya kita anggap tidak penting itu.

    4. Waktu untuk Beribadah dan Beristirahat

      "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat" (Keluaran 20:8).

      Makna hari Sabat bukan sekadar umat harus berhenti dari pekerjaan dan aktivitasnya, tetapi karena Allah sang pencipta bersedia berhenti bekerja untuk menguduskannya. Dengan demikian hari Sabat menjadi hari yang kudus. Dalam satu minggu Tuhan menyisihkan satu hari kepada kita sebagai hari peristirahatan. Ini berarti pada hari yang dikhususkan untuk istirahat dan penyembahan ini, kita tidak akan melakukan aktivitas yang biasa kita lakukan sepanjang minggu. Akan tetapi, ini bukan berarti bahwa kita harus menolak semua pekerjaan. (Matius 12:9-12) Hari Minggu adalah sebuah hari bagi orang Kristen pergi ke gereja dan menyembah Allah. Hari itu adalah hari untuk berdoa dan mempelajari Alkitab. Hal inilah yang terpenting untuk dilakukan orang Kristen pada hari Minggu. Hari itu juga baik untuk beristirahat, relaks/santai, mengunjungi teman-teman dan mencari kawan-kawan baru. Hari itu adalah waktu untuk memuji Tuhan yang mana kadang-kadang sulit dilakukan di sepanjang minggu yang sibuk.

    5. Kesimpulan

      Setiap hari pada waktu kita berdoa kepada Tuhan, kita harus minta kepada-Nya untuk menolong kita merencanakan jadwal hari itu. Kemudian kita harus meminta-Nya untuk memberkati segala rencana kita agar dilakukan sesuai dengan apa yang telah Ia berikan kepada kita. Kita harus meminta agar Ia menolong kita melihat cara-cara yang dapat kita lakukan untuk membantu orang lain dalam nama-Nya. Tuhan akan memberkati kita saat kita mencari pimpinan-Nya dalam menggunakan waktu kita.



Akhir Pelajaran (OKB-P05)

DOA

"Terima kasih Bapa, untuk pelajaran yang Engkau berikan kepadaku saat ini, khususnya tentang keuangan dan tentang waktu. Aku menyadari bahwa segala sesuatu yang aku punya adalah berasal dari Engkau. Karena itu ajarkan kepadaku untuk bertanggung jawab dan mengelolanya dengan baik. Amin."

[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.]

OKB-Pelajaran 06

Nama Kursus : Orang Kristen yang Bertanggung Jawab (OKB)
Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain
Kode Pelajaran : OKB-T06

Pelajaran 06 - BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL BERSAKSI DAN MEMURIDKAN ORANG LAIN

DAFTAR ISI

  1. Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi
    1. Teladan Bersaksi
    2. Perlunya Bersaksi
    3. Kuasa Untuk Bersaksi
    4. Cara Bersaksi
  2. Bertanggung Jawab dalam Hal Memuridkan Orang Lain
    1. Apakah Pemuridan Itu?
    2. Pemuridan Adalah Perintah Allah
    3. Pemuridan Membangun Gereja-Gereja Yang Kuat
    4. Pemuridan Menghasilkan Orang Kristen Yang Dewasa

DOA

BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL BERSAKSI DAN MEMURIDKAN ORANG LAIN

  1. Bertanggung Jawab dalam Hal Bersaksi

    Orang-orang Kristen adalah saksi dari apa yang telah Yesus lakukan untuk kita. Yesus telah menyelamatkan kita dari dosa (Kisah Para Rasul 1:8; Kisah Para Rasul 4:18-20; Yohanes 15:8). Sudah seharusnya sebagai saksi, kita wajib memberitahu kepada orang lain tentang apa yang telah terjadi dalam hidup kita pada saat kita menerima-Nya. "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat," (1 Petrus 3:15).

    1. Teladan Bersaksi

      Dalam Yohanes 4:1-30, kita dapat membaca bagaimana Yesus bersaksi kepada seorang perempuan Samaria di pinggir sebuah sumur. Perhatikan teladan Yesus dalam memberikan kesaksian:

      Ia memulai percakapan dengan menggunakan apa yang ada di dekat-Nya. "Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum" (Yohanes 4:7).

      Jika kita perhatikan, langkah awal yang dilakukan Yesus untuk memulai percakapan memiliki pengaruh yang sangat besar untuk menentukan keberhasilan Yesus dalam menyampaikan sebuah kebenaran kepada perempuan Samaria. Dari sini kita melihat bahwa langkah awal dalam memulai percakapan sangat penting untuk menentukan keberhasilan kesaksian kita.

      Selanjutnya, dengan cepat Ia membawa percakapan itu kepada hal-hal rohani. "Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan haus untuk selama-lamanya" (Yohanes 4:14). Tuhan Yesus tahu betul bahwa mengarahkan pembicaraan terhadap hal-hal rohani adalah hal yang begitu penting untuk segera dilakukan. Sehingga ia tidak membuang banyak waktu saat itu.

      Setelah Yesus mengarahkan perbincangan kepada hal-hal yang bersifat rohani, Ia menyebabkan wanita itu mengakui dosa-dosanya sendiri. "sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (Yohanes 4:18).

      Ia menolak untuk diajak bertengkar. "Allah adalah Roh, dan barangsiapa yang menyembah Dia harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24).

      Ia menyatakan dengan jelas pernyataan-Nya dan menghendaki agar wanita itu membuat keputusannya sendiri tentang Dia. "Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau" (Yohanes 4:26).

      Setelah wanita itu mendengar dan percaya kepada Yesus, dengan segera ia pergi ke kotanya sendiri dan menceritakan kepada orang- orang tentang Yesus. Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam hal bersaksi. Ia ingin supaya orang-orang mengenal Allah Bapa-Nya. Ia berbicara kepada para nelayan, pemungut cukai, seorang hakim bahkan seorang pencuri. Dengan cara yang sama setiap orang Kristen harus bersaksi kepada seluruh dunia untuk memberitahu tentang siapa Yesus Kristus.

    2. Perlunya Bersaksi

      "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8). Dalam ayat ini, Yesus memberikan perintah kepada setiap orang Kristen untuk bersaksi, dimulai dari dalam kota atau kotanya sendiri dan kota berikutnya. Dalam memberikan suatu tugas semacam ini, Tuhan Yesus tidak sekedar membebankan kepada setiap orang Kristen tersebut, namun Tuhan juga memberikan kuasa yang ada pada-Nya kepada orang-orang yang diutus-Nya. Supaya dengan kuasa tersebut, orang-orang yang Ia utus menjadi layak dan mampu untuk melakukan tugas itu.

      Suatu saat Petrus dan Yohanes ditangkap karena berkhotbah dan memberitakan tentang nama Yesus (Kisah Para Rasul 4:18-20). Tetapi mereka membalas, "Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar" (Kisah Para Rasul 4:20). Jawaban mereka sungguh sangat tepat. Bersaksi harus menjadi sifat alami dari setiap orang Kristen. Anda harus membagikan cerita tentang apa yang sudah terjadi dalam hidup Anda. Tuhan Yesus mengatakan dalam Yohanes 15:8, bahwa salah satu bukti dari pemuridan adalah bersaksi, atau menghasilkan buah. Jika Anda adalah murid-Nya, maka hidup Anda harus selalu penuh dengan kesaksian.

    3. Kuasa untuk Bersaksi

      Anda dapat memberikan seluruh waktu Anda untuk berbicara kepada seseorang mengenai Yesus tetapi Anda tidak dapat mengubah kehidupannya. Ini merupakan pekerjaan Roh Kudus untuk mengubah hati setiap orang. Kisah Para Rasul 1:8 menyatakan, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Roh Kudus akan menolong Anda saat Anda bersaksi mengenai Yesus kepada orang lain. Yesus juga telah berjanji dalam Matius 28:20, "dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Saat Anda bersaksi untuk Yesus, Roh-Nya bersama dengan Anda. Ia akan memberi Anda kuasa untuk bersaksi. Roh Kudus akan memimpin Anda kepada orang-orang yang telah Tuhan siapkan jika Anda berjalan di dalam Roh.

    4. Cara Bersaksi

      Satu cara yang baik untuk memulai suatu kesaksian ialah dengan membagikan kesaksian Anda sendiri. Beritahukanlah bagaimana Anda sebelum menerima Kristus dan bagaimana Anda setelah menerima Kristus.

      Kemudian mintalah orang itu untuk membaca Roma 3:23 "Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Dan upah dosa itu ialah maut (Roma 6:23). Selanjutnya Anda dapat menunjukkan kebutuhan dia akan adanya keselamatan. Alkitab telah menyatakan bahwa Allah sendiri yang akhirnya harus datang ke dalam dunia menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Roma 5:8).

      Sekarang, bantulah orang itu untuk mengetahui bagaimana dia bisa menerima Yesus. Ajaklah dia percaya hanya kepada Yesus saja untuk memperoleh hidup yang kekal. Caranya, bantu dia untuk mengundang Yesus masuk dalam hatinya menjadi Juru Selamat dan Tuhan di dalam doa. "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12). Tidak ada seorangpun yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Efesus 2:8-10 menunjukkan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Tuhan Yesus Kristus saja.

      Akhirnya, bantulah orang itu untuk yakin akan keselamatannya dengan membaca 1 Yohanes 5:12-13, "Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal."

  2. Bertanggung Jawab dalam Hal Memuridkan Orang Lain

    "Jadikan semua bangsa murid-Ku" merupakan perintah yang dinyatakan Yesus dalam Amanat Agung-Nya sebelum Dia naik ke surga (Matius 28:18-20). Sebab itu, setiap orang yang menerima Kristus dipanggil untuk memuridkan orang lain yang belum mengenal Yesus. Supaya bisa menjadikan murid, maka seseorang harus terlebih dulu mengalami proses menjadi seorang murid. Tuhan Yesus telah melatih murid-murid-Nya agar mereka dapat melanjutkan pelayanan-Nya dan memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Keteladanan itulah yang menjadi pola bagi program pemuridan yang ada sampai saat ini.

    1. Apakah Pemuridan itu?

      Pemuridan adalah sebuah proses pelatihan yang menolong seorang Kristen yang baru untuk bertumbuh menjadi orang Kristen yang berguna, yang dewasa rohaninya, yang juga akan menolong orang lain untuk bertumbuh. Hal ini adalah sebuah pelatihan menanamkan prinsip-prinsip hidup kekristenan, sehingga orang itu dapat memiliki kualitas iman yang sejati, yang nantinya akan diteruskan kembali kepada orang lain. Pemuridan adalah sebuah proses yang sangat penting, karena dari pemuridan jumlah setiap orang percaya akan terus bertambah atau bermultiplikasi. Sebagaimana Tuhan Yesus memuridkan dua belas rasul, ada juga 70 orang murid Yesus, dan Kisah Para Rasul memberikan catatan historis yang bisa dipercaya bahwa jumlah orang Kristen terus bertambah dari hari ke sehari dan semakin cinta dan bertumbuh dalam pengajaran para rasul.

    2. Pemuridan adalah Perintah Allah

      Kita perlu memuridkan orang lain sebab Tuhan memerintahkannya. Ketika Yesus di bumi ini, banyak orang yang mengikuti Dia. Banyak yang percaya kepada-Nya dan menjadi murid-murid-Nya, sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20. Yesus tahu bahwa mereka tidak akan melanjutkan pelayanan-Nya, jika Ia meninggalkan mereka tanpa dilatih. Sebab itu, Ia memilih kedua belas murid. Ia memilih kedua belas murid-Nya karena dua alasan, pertama yaitu untuk tinggal bersama mereka, dan yang kedua yaitu untuk melatih mereka (memberi mereka tanggung jawab).

      Tanggung jawab yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya ialah untuk pergi dan memuridkan segala bangsa. Pertama-tama Ia melatih mereka dan kemudian sering mengirim mereka untuk melakukan apa yang Ia perintahkan kepada mereka untuk dilakukan. Ia melakukan hal ini supaya mereka akan meneruskan pelayanan-Nya setelah Ia terangkat ke surga. Hal ini merupakan perintah untuk semua orang Kristen ataupun para orang percaya. Karena itu, jikalau pemuridan adalah perintah Tuhan, kita harus mentaatinya dan mengambil tanggung jawab untuk memuridkan orang lain. Yohanes 15:14 Yesus menyatkan, "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." Pemuridan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemimpin gereja saja. Yesus tidak memberikan perintah ini hanya kepada kedua belas murid-Nya, melainkan kepada semua orang percaya.

    3. Pemuridan membangun Gereja-gereja yang Kuat

      Alasan lain mengapa kita harus memuridkan orang lain adalah untuk menghasilkan orang-orang Kristen yang kuat yang akan membuat gereja-gereja menjadi kuat. Dalam Yohanes 15:16, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."

      Buah yang Yesus sebutkan dalam ayat ini adalah membawa orang-orang kepada Kristus. Orang Kristen yang baru tidak dapat bertumbuh sendiri. Ia memerlukan seseorang untuk menolong dia untuk menjadi dewasa, yaitu seorang Kristen yang berguna yang mau menolong orang lain untuk bertumbuh juga. Dalam 2 Timotius 2:2, mengajarkan bahwa pemuridan menolong untuk membuat orang-orang Kristen menjadi kuat agar mereka juga memuridkan orang lain. Inilah buah yang tinggal tetap itu.

    4. Pemuridan Menghasilkan Orang Kristen yang Dewasa

      Tujuan dari pemuridan adalah, "Supaya kita boleh menampilkan orang- orang yang dewasa di dalam Kristus" (Kolose 1:28). Sangat menyedihkan jika ada sebuah gereja yang mengikuti program penginjilan tetapi menolak akan pemuridan. Hasilnya ialah kemiskinan orang-orang Kristen yang tidak dewasa, yang tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat tekanan, cobaan dan penganiayaan datang. Mereka sering berhenti pergi ke gereja dan berusaha untuk menghadapi sendiri peperangan mereka.

      Pemuridan adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh semua orang Kristen. Kita harus memuridkan sebanyak mungkin orang, yang mana mereka juga akan memuridkan orang lain. Yesus telah melakukan pekerjaan yang terhebat yakni menyelamatkan kita. Kita harus memberitahu yang lain mengenai hal ini dan memberikan semangat kepada mereka agar menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi dan Tuhan.

      Paulus tidak suka melihat bayi-bayi Kristen dalam gereja. Ia selalu bertujuan untuk menghasilkan orang-orang Kristen yang dewasa. Dalam Kolose 1:28 Paulus menyatakan, "Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus." Frasa "tiap-tiap orang" Ini berarti bahwa setiap orang harus dimuridkan. Setiap orang harus diajar dan dilatih. Setiap orang harus menjadi dewasa di dalam Kristus. Setiap orang harus ditampilkan kepada Kristus, bukan sebagai seorang bayi, tetapi orang dewasa dalam Kristus.

      Untuk bertumbuh memerlukan waktu yang cukup lama, oleh sebab itu janganlah kita menjadi putus asa. Bersabarlah dan lihatlah selalu kepada Yesus untuk minta pertolongan dan bimbingan-Nya. Ingatlah akan janji Yesus dalam Matius 28:20 bahwa Ia akan selalu bersama Anda, sampai akhir zaman. Yesus tidak memilih Anda supaya Anda bekerja untuk-Nya. Ia memilih Anda supaya Ia dapat bekerja melalui Anda untuk mewujudkan apa yang tertinggal yang belum dilaksanakan ketika Ia naik ke surga. Jadi seorang Kristen haruslah menjadi seperti bejana yang bersih, yang siap dipakai oleh Tuhan seperti yang tertulis dalam 2 Timotius 2:21.



Akhir Pelajaran (OKB-P06)

DOA

"Terima kasih untuk pemahaman yang Tuhan berikan dalam pelajaran terakhir ini. Ajarkan saya untuk senantiasa bersaksi tentang Engkau dan memuridkan orang lain, sehingga ia juga bisa bersaksi dan memuridkan orang lain lagi. Dengan demikian setiap orang boleh mengenal dan menerima Engkau sebagai Juru Selamat dan Tuhan mereka. Amin."

[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.]